PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
11. BALAS DENDAM
Balas dendam merupakan salah satu cara syetan memasuki jiwa manusia dan disinilah manusia dengan tingkat kesadaran inderawi sangat mudah terumbang ambing karena ia tidak mampu dalam kesiapan dan wajib memerangi syetan.
Bila manusia secara sadar membangun kebiasaan yang produktif, maka manusia tersebut memiliki kekuatan jiwa untuk melepaskan diri dari „balas dendam“ sebagai sikap dan perilaku sebagai manusia yang tidak beriman.
Sejalan dengan ungkapan pemikiran diatas, maka marilah kita menghayati untuk berbuat sesuatu dalam usaha menemukan tentang diri sendiri agar kita selalu dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt. Oleh karena itu simaklah ungkapan mengenai „balas“ dibawah ini:
Balasan Allah kepada orang yang berbuat baik
SQ. 76 : 5“ Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.
SQ. 76 : 6“Ia bertanya: “Bilakah hari kiamat itu?”
Balasan masing-masing tergantung amalnya
SQ. 46 : 19” Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
SQ.47 : 4” Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.
Balasan perbuatan buruk adalah buruk
SQ. 6 : 160” Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
SQ. 10 : 27” Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Balasan terhadap segala perbuatan manusia
SQ. 82 : 13” Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh keni’matan,
SQ 82 : 14” dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.
SQ. 82 : 15” Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.
SQ. 82 : 16” Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.
Balas SQ. 2 : 15“ Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
QS. 3 : 4“Sebelum (Al Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).
QS. 4 : 86“ Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.
QS. 5 : 29“ “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”
QS. 6 : 10“ Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (`azab) olok-olokan mereka.
QS. 7 : 41“ Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim.
Membalas penganiayaan
SQ. 22 : 60“ Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya lagi, pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema`af lagi Maha Pengampun.
Memaafkan lebih baik dibanding membalas
SQ. 42 : 40” Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa mema`afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.
SQ. 42 : 43” Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.
Dari surat dan ayat yang kita ungkapkan diatas memberikan petunjuk untuk membuka mata hati agar sebagai manusia dapat memahami sikap dan perbuatan yang terkait dengan aktualisasi dari makna “balasan” ; “dibalas”, “membalas”.
Sejalan dengan pemahaman dari surat dan ayat tersebut diatas, maka bukalah mata hati yang terkait dengan makna “Dendam” seperti yang tertuang dalam surat dan ayat yang mengungkapkan bahwa
“ Tuhan lenyapkan rasa dendam bagi yang di surga
SQ. 15 : 47” Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
KESIMPULAN
Balas dendam suatu penyakit yang membutakan mata hati manusia yang tidak beriman, maka disitulah pintu masuk cara syetan memasuki jiwa manusia.
Oleh karena itu wajib bagi manusia untuk melawannya.karena 1) sebab syetan merupakan musuh yang nyata bagi manusia yang beriman kepada Allah, sehingga syetan menghendaki manusia jatuh ke lembah kemaksiatan ; 2) kita diharuskan memusuhi syetan karena syetan memang sejak dilahirkan sudah bertabiat memusuhi kita.
Yang menjadi persoalan, bagaimana manusia meretas jalan menjadi diri sendiri, maka disinilah letak kekuatan keinginan dengan niat yang tulus sebagai bagian dari usaha untuk membangun kebiasaan yang produktif selain penguasaan ilmu dan keterampilan yang mampu memberikan daya dorong jiwa tanpa topeng kepalsuan.
Dengan perubahan cara pandang menjalani hidup ini diharapkan secara bertahap mengubah kesadaran inderawi ke tingkat yang lebih tinggi yang kita sebut ketahap kesadaran rasional menuju ke kesadaran rohaniah dalam usaha menuju perjalanan hidup yang abadi.
Jadi ingatlah selalu dalam membentuk kekuatan kemauan yang kuat untuk berubah sejalan dengan tuntunan ajaran sebagai pngakuan kita memeluk agama islam sebagai pegangan hidup ini, maka disitulah terletak kemampuan kita untuk mengamalkannya.
12. BERBANTAH-BANTAHAN
Manusia dengan kebiasaan menggerakkan kekuatan pikiran yang negatif sangat mudah mempengaruhi dalam proses berpikir, sehingga kebiasaan dalam sifat berbantah-bantahan sudah menjadi kebiasaan, oleh karena itu cobalah renungkan surat dan ayat dibawah ini :
SQ. 2 : 188” Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
SQ. 4 : 29” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
SQ. 4 : 59” Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Bertolak dari landasan pengungkapan surat dan ayat diatas, maka renungkan hal-hal yang kita ungkapkan mengenai hal-hal yang terkait dengan :
Manusia suka membantah
SQ. 16 : 4“ Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.
SQ. 18 : 54“ Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.
SQ. 36 : 77“ Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!
Cara Nabi Ibrahim membantah penyembah berhala
SQ. 37 : 91” Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata: “Apakah kamu tidak makan?
-96” Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”.
Larangan berbahtah-bantahan
SQ. 8 : 46
Bantahan / celaan terhadap orang kafir yang merasa sama dengan orang islam
SQ. 68 : 35 – 43
Bantahan / celaan terhadap kepercayaan syirik
SQ. 27 : 60” Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).
-66” Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (kesana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya.
SQ. 30 : 35” Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran) apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan?
-40” Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.
SQ. 31 : 10” Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
-11” Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan (mu) selain Allah sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.
SQ. 34 : 22” Katakanlah: “Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya”.
-27” Katakanlah: “Perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu (Nya), sekali-kali tidak mungkin! Sebenarnya Dia-lah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
SQ. 35 : 13” Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
-14” Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. ;
40” Katakanlah: “Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka”.
-41” Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
SQ. 39 : 38” Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.
-40” siapa yang akan mendapat siksa yang menghinakannya dan lagi ditimpa oleh azab yang kekal”
64” Katakanlah: “Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?”
-66” Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.
SQ. 41 : 9” Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam”.
-47” Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari kiamat. Dan tidak ada buah-buahan keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Pada hari Tuhan memanggil mereka: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu?”; mereka menjawab: “Kami nyatakan kepada Engkau bahwa tidak ada seorangpun di antara kami yang memberi kesaksian (bahwa Engkau punya sekutu)”.
-48” Dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka sembah dahulu, dan mereka yakin bahwa tidak ada bagi mereka sesuatu jalan keluarpun.
SQ. 42 : 9”Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah Pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
-21”Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.
SQ. 43 : 45”Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: “Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?”
-86”Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa`at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa`at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya).
-89”Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah: “Salam (selamat tinggal).” Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk).
Bantahan/celaan terhadap yang meremehkan Al-Qur’an
SQ. 56 : 81” Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur’an ini?,
-87” Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?,
KESIMPULAN
Dengan memperhatikan ungkapan-ungkapan seperti yang termuat dalam surat dan ayat diatas, bila kita renungkan dengan sungguh-sungguh dapat menjadi pendorong agar kita mampu membangkitkan kemampuan untuk merubah dari kekuatan berpikir negatif menjadi berpikir positif.
Sebaliknya bila daya kemauan tidak kuat akan sangat mudah kesadaran inderawi mendorong manusia dituntun oleh kekuatan syetan sehingga dengan mudah mempengaruhi jiwa yang selalu ingin mempengaruhi kebiasaan dalam bersikap dan berperilaku yang mengarah kepada kebiasaan untuk selalu mengungkap pikiran yang bersifat berbantah-bantahan.
13. CITA-CITA
Bertitik tolak dari pemikiran, apa arti keberadaannya hidup di dunia sebagai mahluk yang paling mulia diciptakan, maka manusia dikatakan sebagai khalifah di muka bumi. Sejalan dengan kemampuan menggerakkan kekuatan pikiran sebagai manusia yang beriman, maka cita-cita bagaimana menjadi orang yang bertakwa dicintai di dunia dan sukses di akhirat.
Manusia dengan kesadaran yang rendah, disebut juga sebagai kesadaran inderawi, maka mereka beranggapan dunia ini sebagai segala-galanya dalam menjalani hidup ini sehingga menjadikan sebagai pusat segala tujuan dan cita-cita.
Pandangan cita-cita hidup bahwa dunia adalah segala-galanya akan menuntun kedalam sikap dan perilaku yang tidak memiliki kebiasaan yang produktif karena setiap mereka melangkah dengan kesadaran inderawi mendorong pola hidupnya yang sangat meterialistik yang berdampak dengan maksud dn tujuan hidupnya bukan untuk mencari keridhaan Sang Penciptanya.
Untuk mengingat manusia sebagai mahluk yan paling mulia di mata Allah Swt, maka dalam menempatkan cita-cita dalam hidup ini, maka berpegang teguhlah untuk membangun dalam hidup ini pada ajaran yang diyakini oleh yang bersangkutan, oleh karena itu cobalah anda untuk merenung mengenai
„Cita-cita manusia tidak mungkin seluruhnya tercapai“ yang dimuat :
QS. 53 : 24” Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya?
QS. 53 : 25” (Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia.
Cita-cita orang yang cinta dunia
SQ. 28 : 79
Dengan merenung makna yang tercantum dalam surat dan ayat diatas, maka manusia dengan kekuatan sikap dalam kebiasaan yang produktif (ilmu, keterampilan, keinginan) akan menuntun jiwa manusia, oleh karena itu ingatlah selalu ungkapan “mungkin saya tak dapat mengubah dunia yang saya lihat di sekeliling saya, tetapi saya dapat mengubah cara saya memandang dunia di dalam diri saya”
Sejalan dengan ungkapan diatas, maka cobalah kita merenung kembali, apa yang diungkapkan dalam : “Cita-cita orang yang cinta dunia QS. 28 : 79” Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.
KESIMPULAN
Manusia yang beriman akan selalu dapat menuntun “cita-cita:” dengan meningkatkan kebiasaan yang produktif, oleh karena itu jangan cemas menghadapi masa depan sepanjang kita dapat mengenal “realitas hidup” artinya bila manusia tak mencari kehidupannya sendiri, ia akan selalu mengeluh miskin dan mencela saudaranya.
Jadi dengan kekuatan sikap anda menentukan perbuatan anda, berarti perbuatan anda akan menentukan prestasi anda, maka sukses anda terletak pula pada anda mengenal diri sendiri, maka disitulah anda akan dekat dengan Sang Pencipta-Nya.
MEMBANGUN AKHLAK
MEMBANGUN AKHLAK / MORALDENGAN MEMAHAMI UNSUR KATA BERMAKNA
MENJADI PENGETUK DINDING JIWA
BAGIAN I A-J
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. 4
1. PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 6
2. KATA AMANAH …………………………………………………………… 7
3. KATA AMPUNAN ………………………………………………………… 12
4. KATA ANIAYA ……………………………………………………………. 18
5. KATA ANGKUH ………………………………………………………….. 23
6. BERKATA BENAR DAN JUJUR ………………………………….. 27
7. BERZINA ……………………………………………………………………… 30
8. BOROS …………………………………………………………………………. 33
9. BENCI ………………………………………………………………………….. 34
10. BUNUH DIRI ……………………………………………………………… 37
11. BALAS DENDAM ………………………………………………………. 40
12. BERBATAH-BANTAHAN …………………………………………. 44
13. CITA-CITA ……………………………………………………………….. 49
14. DENGKI ……………………………………………………………………. 50
15. DUSTA ……………………………………………………. 55
16. ENGGAN ………………………………………………….. 62
17. EGOIS, KIKIR ……………………………………………. 70
18. EJEKAN / OLOKAN ……………………………………… 75
19. FAKIR MISKIN …………………………………………… 78
20. HIKMAH …………………………………………………… 88
21. HATI ……………………………………………………….. 96
22. HIRAUAN …………………………………………………. 113
23. IRI HATI ……………………………………………………………………. 115
24. JIWA …………………………………………………………………………. 116
25. JIWA KEDAMAIAN …………………………………………………. 129
26. JUDI …………………………………………………………………………. 131
KATA PENGANTAR
Mengetuk dinding jiwa dengan harapan agar kita selalu mampu menemukan jati diri sebenarnya, maka disitu terletak kemampuan manusia untuk dapat merenungkan dalam bersikap dan berperilaku yang sejalan dengan ungkapan seperti „Bertindak dengan nafsu sama dengan berlayar ke lautan di waktu badai dan topan sedang mengamuk“, dengan begitu kita akan sadar pentingnya membangun kekuatan kemauan yang kuat, maka disitu pula kita sadar membangun kebiasaan yang produktif untuk menuntun kekuatan jiwa yang bersih.
Jadi kehidupan manusia adalah sebagai jalannya matahari : Pertama kita membayangkan terbit matahari sama dengan bayi lahir, minta asuhan ; Kedua matahari naik sama dengan zaman anak-anak penting pendidikan ; Ketiga tengah hari sama dengan zaman pemuda, hendaklah kuat belajar ; Keempat matahari telah mulai turun sama dengan zaman dewasa, sehatkan ekonomi ; Kelima hampir terbenam matahari sama dengan zaman tua, menunggu maut.
Oleh karena itu, bercerminlah, sebab dengan begitu engkau akan lebih mudah sadar. Sebab kelemahanmu, kekuranganmu, aib dan sifat-sifat burukmu amatlah banyak. Namun karena dia menutupinya dari pandanganmu dan pandangan makhluk-Nya engkau tidak menjadi rendah diri.
Jadi waspadailah dirimu saat ketaatan sedang meliputimu. Sebab godaannya sering kali begitu besar, sehingga kuatkan kebiasaan yang digerakkan oleh kemauanmu yang kuat agar kamu berpegang pada nurani, jangan pada naluri sehingga dengan kebiasaan bagaimana engkau mengelola jiwamu dengan kesadaran, kecerdasan dan akal dapat menuntun sikap dan perilakumu.
Bertitik tolak dengan pemikiran diatas, maka „membangun akhlak / moral“ merupakan pondasi dalam kita melangkah agar kita selalu mengagungkan Allah sebagai sahabat sejatimu, dengan begitu kita akan mampu membentuk ingatan yang kuat agar kekuatan pikiran menjadi terang berdasarkan kemampuan kita memahami makna kata dengan pendekatan sbb. :
Pertama, apa yang kami sebut melalui pendekatan menguraikan unsur dalam kata menjadi untaian kalimat yang bermakna ;
Kedua, mendalami kata dengan pendekatan 7M artinya belajar dengan (M)embaca, (M)enterjemahkan, (M)eneliti, (M)engkaji, (M)enghayati, (M)emahami dan (M)engamalkan).
Kedua pendekatan tersebut sering kami manfaatkan untuk menggerakkan kekuatan „OTAK“ (Orang, Tawakal, Amanah, Kerja) dari sudut bathin, dengan begitu kita akan berpikir baik secara sadar (metodis) dengan otak dan hati maupun tidak sadar (non-metodis) dengan hati.
Dengan demikian, pendekatan tersebut memberikan daya dorong untuk mengetuk dinding jiwa dalam proses berpikir biasa, logis, ilimiah, filsafat dan theologis, maka disitu terletak kemampuan kita berpikir untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui, dalam usaha mencari kebenaran, sehingga manusia berpikir.
1. PENDAHULUAN
Bila kita merenung sejenak untuk memanfaatkan kemampuan kita berpikir dalam menemukan diri menuju ke perjalanan hidup ini, maka kita harus berusaha menemukan tentang diri kita melalui suatu pendekatan yang kita sebut dengan menghayati makna huruf dalam kata sebagai daya dorong untuk membangun diri menuju perjalanan hidup yang abadi.
Dengan membangun kebiasaan yang produktif tersebut, kita menarik satu kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan kita mengenal tentang diri, agar kita mampu dapat menuntun dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntunan ajaran agama yang mendidik manusia yang memiliki moral / akhlak sebagai suatu pondasi yang sangat menentukan dalam proses dalam menuntun hati yang selalu disinari jiwa yang bersih.
Oleh karena itu hanya dengan membangun kebiasaan yang produktif, kita mampu mengendalikan pemanfaatan harta, nafsu, syahwat dan pangkat duniawi kedalam ruang dan waktu dalam menumbuh kembangkan ke dalam hati yang ditopang oleh kekuatan jiwa agar kita mampu meningkatkan arti kesadaran, kecrdasan dan akal sebagai alat berpikir dalam diri manusia.
Tingkat kedewasaan berpikir hanya dapat ditingkatkan bila kita menghayati sepenuhnya keinginan ingin tahu yang mendalam makna kata sebagai daya dorong agar kita selalu meyakini bahwa dalam bersikap dan berperilaku kita selalu diawasi oleh Allah Swt.
Dengan cara begitu pikiran kita akan dibawa ke alam yang penuh keyakinan bahwa kita diciptakan oleh Allah Swt sebagai mahkluk yang paling mulia disisinya, oleh karena itu kita harus menyadari arti sepenuhnya keberadaan kita di dunia untuk tujuan bahagia di dunia dan akherat. Hal tersebut hanya dapat dicapai bila kita setiap waktu mampu memanfaatkan kemampuan berpikir dalam usaha untuk mensucikan hati agar kita selalu diingatkan untuk mengetahui diri kita.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka kebiasaan pikiran harus mampu secara berkelanjutan untuk meningkatkan kedewaan berpikir kedalam rohaniah, sosial, emosional dan intelektual dalam kerangka medalami secara mendalami unsur kata yang bermakna untuk menjadi pendorong dalam membangun akhlak / moral yang tergambarkan dalam jati diri manusia.
2. KATA AMANAH
Untuk menghayati apa yang diajarkan dalam Al Qur’an mengenai kata amanah sebagai salah satu landasan untuk meningkatkan ahklak / moral dalam kehidupan kita, dapat kit baca dalam surat dan ayat dibawah ini :
SQ. 2 : 283 “ Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
S.Q. 4 : 58 “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
S.Q. 8 : 27 “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
SQ. 23 : 8” Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,
SQ. 33 : 72 “ Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
SQ. 70 : 32” Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
Apa yang dapat kita petik dari surat dan ayat yang kita ungkapkan diatas, mengingatkan kepada kita pentingnya kita menghayati makna amanah yang terungkapkan didalam surat dan ayat tersebut untuk menjadi sumber penggerak pikiran kita mengenai :
• Kesaksian dalam mu’amalah.
• Dasar-dasar pemerintahan
• Larangan berkhianat dan faedah bertakwa.
• Tujuh buah sifat yang menjadaikan orang-orang mu’min beruntung
• Segi kezaliman dan kebodohan manusia ialah mau menerima tugas tetapi tidak melaksanakannya.
• Ajaran islam untuk mengatasi sifat-sifat yang jelek pada manusia.
Jadi dengan memahami ungkapan diatas, manusia seharusnya menyadari arti keberadaannya didunia sebagai mahkluk yang paling mulia disisi Allah Swt. Dengan pemahaman itu sudah seharusnya manusia harus pula menyadari untuk terus meningkatkan pemahaman tentang dirinya.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka dibawah ini kita mencoba untuk menyadarkan agar kita tunduk seperti yang diperintahkan, tapi yang menjadi persoalan kita, bagaimana caranya agar kita selalu dapat mengingatkan diri ini agar gerakan berpikir menuju ke satu arah amanah yang telah dibebankan kepada manusia. Untuk kebutuhan itu marilah kita mencoba untuk terus mempengaruhi dalam proses berpikir dengan menghayati makna hururuf menjadi kata bermakna sebagai berikut :
Kata AMANAH, bila diuraikan dari sisi huruf menjadi kata bermakna yaitu (A)Mal ;(M) anusia ;(A) kal ; (N) afsu ; (A) jal ; (H) ihup, maka bila kita renungkan makna kata tersebut memberikan daya dorong dalam proses berpikir agar sikap dan perilaku kita tertuntun dalam usaha menyadarkan tentang keberadaan diri kita dibumi ini.
Marilah kita mencoba untuk mengingatkan kembali dalam ingatan kita mengenai kata-kata tersebut seperti yang tertuang dalam surat dan ayat :
AMAL, tertuang diantaranya dalam Al Qur’an :
Amal yang menentukan derajat manusia dalam S.Q. 6 : 132 “Dan masing-masing orang memperoleh derjat-derjat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Dengan amal dapat dicapai kemenangan akhirat dalam S.Q. 37 : 61 “Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja.
Setiap amal dicatat Malaikat dalam S.Q. 78 : 29 “dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab.”
MANUSIA, tertuang diantaranya dalam Al Qur’an :
Manusia amat diperhatikan Allah dalam S.Q. 55 : 31 “Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.
Manusia diistimwakan Allah dalam S.Q. 17 : 70 “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
AKAL, tertuang diantaranya dalam Al Qur’an :
Agar kalian menggunakan akal dalam S.Q. 2 : 73, 242 “Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti “
“Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-Nya) supaya kamu memahaminya.
Hanya orang berakal yang dapat mengambil pelajaran dalam S.Q. 14 : 52 “(Al Qur’an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.”
NAFSU, tertuang diantaranya dalam Al Qur’an :
S.Q. 2 : 87 “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu`jizat) kepada `Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?
Allah mengunci hati orang yang menuruti nafsu dalam S.Q. 45 : 23 “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
AJAL, tertuang diantaranya dalam Al Qur’an:
S.Q. 3 : 145 “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
S.Q. 6 : 2 “Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).
Sampai ajal tiba, tetap menyembah Allah dalam S.Q. 15 : 99 “dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
HIDUP, tertuang diantaranya dalam Al Qur’an :
Hidup sebagai ujian / cobaan dalam S.Q. 67 : 2 “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Hanya hidup di dunia yang dipercayai dalam S.Q. 6 : 29 “Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): “Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan”.
Allah menghidupkan dan mematikan dalam S.Q. 2 : 28 “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
KESIMPULAN :
Dengan menghayati kata yang bermakna dari huruf yang kita utarakan diatas diharapkan akan selalu mengingatkan kita dalam menuju perjalanan hidup yang abadi, maka disitu terletak keinginan kita untuk meningkatkan arti penting untuk selalu mengingat dalam kita bersikap dan berperilaku yang akan selalu didorong oleh pikiran-pikiran ke jalan yang selalu diridhoi oleh Allah Swt.
Jadi bila kita mengingat huruf dalam kata AMANAH berarti pula kita akan selalu ingat untuk menghayati tentang pemahaman kita menuju perjalanan hidup abadi dengan meningkatkan makna Akhlak kedalam diri kita dalam bersikap dan berperilaku karena ia akan selalu memancarkan cahaya dalam mewujudkan kesucian hati.
Ingatlah selalu bahwa untaian kalimat dari huruf menjadi kata bermakna mengenai AMANAH sebagai berikut : “ Melaksanakan (A)MAL oleh (M)ANUSIA dengan memanfaatkan (A)KAL yang sehat dalam proses berpikir agar mampu menahan hawa (N)AFSU agar kita mampu menerima (A)JAL secara ikhlas setelah kita dipanggil oleh Allah Swt maka (H)IDUP ini perlu kita pertanggung jawabkan“
Dengan mengingat-ingat kata tersebut kita akan berusaha pula untuk mempelajari khasanah ilmu yang dituangkan didalam Al Qur’an yang begitu banyak surat dan ayat yang dapat menuntun kepribadian kita menjadi manusia yang diciptakan oleh Allah Swt yang memiliki Akhlak.
Oleh karena itu, tekad untuk mendidik jiwa, sangat tergantung kepada manusia yang mengerti arti keberadaannya hidup dinuia sehingga ia dapat menangkap sebuah peringatan untuk menjauhkan jiwa dari tempat maksiat.
3. KATA AMPUNAN
Untuk menghayati apa yang diajarkan dalam Al Qur’an mengenai kata amanah sebagai salah satu landasan untuk meningkatkan ahklak / moral dalam kehidupan kita, dapat kit baca dalam surat dan ayat dibawah ini :
SQ. 3 : 159” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
SQ. 4 : 27“ Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). – 28“ Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
SQ. 4 : 98” kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), – 99“ mereka itu, mudah-mudahan Allah mema`afkannya. Dan adalah Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun.
SQ. 7 : 199”Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.
SQ. 11 : 11” kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
SQ. 39 : 24“ Maka apakah orang-orang yang menoleh dengan mukanya menghindari azab yang buruk pada hari kiamat (sama dengan orang mu’min yang tidak kena azab)? Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: “Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan”.
SQ. 53 : 32“ (Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
SQ. 64 : 14” Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Untuk menghayati apa yang diajarkan dalam Al Qur’an mengenai kata AMPUNAN sebagai salah satu landasan untuk meningkatkan ahklak / moral dalam kehidupan kita, dapat kita baca dalam surat dan ayat seperti yang terungkap dibawah ini :
SQ. 3 : 159 “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
SQ. 4 : 27“ Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).
-28“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
SQ. 7 : 199 “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.
SQ. 11 : 11 “kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
SQ. 39 : 24 “Maka apakah orang-orang yang menoleh dengan mukanya menghindari azab yang buruk pada hari kiamat (sama dengan orang mu’min yang tidak kena azab)? Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: “Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan”.
SQ. 53 : 32 “(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
SQ. 64 : 16 “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta`atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Dengan memahami makna ampunan seperti yang diajarkan dalam Al Qur’an diantara surat dan ayat tersebut diatas, maka kita lebih meyakini lagi bahwa usaha untuk menghadapi jika rasa sedih, gundah, gelisah dan rasa malumu akan muncul dihadapan kita yang disebut dengan murka Allah Swt dan cinta Allah Swt kepada dirimu.
Untuk itulah kita harus terus mengasyah jiwa dengan memahami yang lebih medalam apa-apa yang diajarkan mengenai
• Sifat akhlak Nabi yang harus kita teladani.
• Mampu mengendalikan hawa nafsu
• Memahami dasar-dasar al-akhlaqul karimah.
• Memahmi perbedaan sifat orang-orang kafir dan sifat orang mu’mim.
• Menjauhi dosa besar dan mendapat ampunan dari Allah
• Hati-hatilah terhadap kehidupan duniawi.
Dengam menyelami makna ampunan yang kita ungkapkan diatas, maka diharapkan ia dapat menyirami kesucian hati sebagai landasan agar kita dalam bersikap dan berperilaku didasarkan adanya kemampuan kita memanfaatkan pikiran ke jalan yang benar.
Sejalan dengan pemikiran itu, untuk menumbuhkan kembangkan kesadaran kita yang lebih mendalam dan menghayati makna ampunan agar dapat kita aktualisasikan dalam kehidupan, diperlukan pula satu pemikiran yang menggerahkan proses kemampuan berpikir menuju kearah peningkatan akhlak.
Kata AMPUNAN, bila diuraikan dari sisi huruf menjadi kata bermakna yaitu (A) kal ;(M) anusia ;(P) atuh ; (U) saha ; (N) asehat ; (A) gama ; (N) eraka. Bila kita renungkan makna kata tersebut memberikan daya dorong dalam proses berpikir agar sikap dan perilaku kita tertuntun dalam usaha menyadarkan tentang keberadaan diri kita.
AKAL, surat dan ayat lain yang tertuang dalam Al Qur’an diantaranya :
Kepada orang yang menggunakan akal, Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya S.Q. 30 : 28 “Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. Apakah ada diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezki yang telah Kami berikan kepadamu; maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezki itu, kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.
Sikap orang berakal S.Q. 39 : 17 – 18 “Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku”
“yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”
MANUSIA, surat dan ayat lain yang tertuang dalam Al Qur’an diantaranya :
Manusia amat loba dunia S.Q. 2 : 96 “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Manusia hanya bertanggung jawab atas amalnya sendiri dalam S.Q. 2 : 134 “Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.”
Manusia pasti kembali kepada Allah dalam S.Q. 2 : 28 “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
PATUH, diantaranya tertuang dalam Al Qur’an :
dalam S.Q. 24 : 51 Tak ada pilihan lain kecuali patuh “Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Perintah mematuhi syarial dalam S.Q. 45 : 18 “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
USAHA, diantaranya tertuang dalam Al Qur’an :
Usaha ke arah kehidupan duniawi dalam S.Q. 17 : 18 “Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.
Usaha ke arah kehidupan ukhrawi dalam S.Q. 17 : 19 “Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.
NASEHAT, diantaranya tertuang dalam Al Qur’an :
Saling menasehati dengan kebaikan dalam S.Q. 103 : 3” kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Nasehat Luqman kepada anaknya dalam S.Q. 31 : 12-13 “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
AGAMA, diantaranya tertuang dalam Al Qur’an :
Agama yang diridhai Allah dalam S.Q. 3 : 19 “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Perintah mendengarkan eruan agama dalam S.Q. 64 : 16 “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta`atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
NERAKA, diantaranya tertuang dalam Al Qur’an :
Keadaan didalam neraka dalam S.Q. 3 : 12 “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: “Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya”.
Yang tidak dapat keluar dari neraka dalam S.Q. 5 : 37 “Mereka ingin ke luar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat ke luar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal.”
KESIMPULAN :
Usaha untuk membangun akhlak merupakan proses yang harus dilakukan secara sadar artinya keinginan untuk melaksanakan kemampuan berpikir secara methodis mendorong seseorang menyatukan kemampuan akal dan hati seperti halnya kita harus memahami makna AMANAH.
Oleh karena itu untuk mendukung landasan dalam pemahaman AMANAH diperlukan pula mendalami makna AMPUNAN sebagai penggerak dalam proses peningkatan berpikir untuk menuntun dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan ini.
Jadi bila kita dapat memahami dari sisi huruf dalam kata AMANAH dan kita rumuskan menjadi untaian kalimat yang bermakna, maka ia harus dapat dijadikan renungan untuk mendalami untuk tidak terjerumus sebagai orang kafir dan munafik.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka makna AMPUNAN yang harus kita bangkitkan kedalam hati adalah kemampuan (A)KAL yang diaktualisasikan oleh (M)ANUSIA agar kita selalu (P)ATUH atas perintah yang diajarkan dalam islam agar menjadi (U)SAHA sebagai bagian dari kebiasaan untuk menuruti (N)ASEHAT-NASEHAT yang diajarkan dalam (A)GAMA agar kita tidak termasuk golongan orang-orang yang masuk (N)ERAKA.
Dengan mendalami makna AMPUNAN dari sisi huruf menjadi kata yang bermakna seperti yang kita uraiankan sebelumnya mampu mempertebal arti keberadaan di bumi sebagai landasan dalam bersikap dan berperilaku agar kita selalu ingat apakah itu dosa yang terpikirkan, itulah sekelunit yang diajarkan kepada diri kita.
Tanpa usaha-usaha yang mendasar untuk membangun akhlak kiranya kita hidup di tengah masyarakat yang penuh dengan topeng kehidupan, kiranya sangat sulit untuk menyadarkan diri, apabila kebiasaan untuk membangun itu tidak dalam pikiran menuju kehidupan yang abadi.
4. KATA ANIAYA
Kata ANIAYA juga merupakan landasan yang dapat mendorong usaha-usaha membangun akhlak manusia, bila yang bersangkuta mau memikirkan dalam bersikap dan berperilaku. Oleh karena itu marilah kita mencoba untuk memahaminya apa yang tertuang dalam Al Qur’an, diantaranya dalam surat dan ayat dibawah ini:
S.Q. 2 : 281 “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
S.Q. 3 : 108 “Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.
S.Q. 4 : 30 “Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
S.Q. 5 : 2 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Dalam Al Qur’an makna ANIAYA begitu banyak diungkap dalam surat-surat dan ayat, selain yang kita ungkapkan diatas, maka cobalah untuk mendalaminya sebagai bahan dalam usaha kita untuk membangun akhlah sebagai yang tidak bisa kita elakkan dalam kehidupan mengenai ANIAYA yang akan selalu akan kita hadapi. Sejalan dengan pikiran tersebut, maka apa yang dapat mendorong orang untuk memikirkan dari sekelunit surat dan ayat yang telah kita ungkapkan diatas sebagai berikut :
• Kita harus menyadari adanya hukum rimba.
• Keharusan menjaga persatuan
• Islam melindungi hak milik laki-laki dan perempuan.
• Janji prasetia kepada Allah dan penyempurnaan agama islam
Kata ANIAYA, bila diuraikan dari sisi huruf menjadi kata bermakna yaitu (A) ncaman ;(N) afsu ;(I) ngat ; (A) mpun ; (Y) akin ; (A) khirat. Bila kita renungkan makna kata tersebut memberikan daya dorong dalam proses berpikir agar sikap dan perilaku kita tertuntun dalam usaha menyadarkan tentang keberadaan diri kita. Sejalan dengan pemahaman itu diperlukan pendalaman mengenai makna huruf menjadi kata sebagai berikut :
ANCAMAN, diantaranya tercantum dalam Al Qur’an :
Ancaman Allah terhadap orang durhaka dalam S.Q. 55 : 31 “Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.
Ancaman Allah terhada orang kafir dalam S.Q. 3 : 10 “Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka,
NAFSU, diantaranya tercantum dalam Al Qur’an :
Allah mengunci hati orang yang menuruti nfsu dalam S.Q. 45 : 23 “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Nafsu selalu mendorong pada kejahatan kecuali yang diberi rahmat Tuhan dalam S.Q. 12 : 53 “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
INGAT, diantaranya tercantum dalam Al Qur’an :
Ingatlah Allah niscaya akan mendapat rahmat dalam S.Q. 2 : 152 “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku.”
Mengingat Allah akan menentramkan hati dalam S.Q. 13 : 19 “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,”
Mengingat Allah menambah berani / keyakinan dalam S.Q. 8 : 45 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”
AMPUN, diantaranya tercantum dalam Al Qur’an :
Allah mengabulkan yang minta ampun dalam S.Q. 4 : 110 “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Allah pemberi ampun dan karunia dalam S.Q. 2 : 268 “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Malaikat memintakan ampun bagi orang yang bertaubat dalam S.Q. 40 : 7 “(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala,
YAKIN, diantaranya tercantum dalam Al Qur’an :
Meyakini tentang perjumpaan dengan Allah dalam S.Q. 2 : 46 “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
Keyakinan Kafir tentang keadaan setelah mati dalam S.Q. 3 : 5 “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
Keyakinan yang benar (haqqul yaqin) dalam S.Q. 56 : 95 “Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.
Menyembah Allah tanpa keyakinan penuh dalam S.Q. 22 : 11 “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
AKHIRAT,diantaranya tercantum dalam Al Qur’an :
Barangsiapa yang buta hati di dunia maka ia akan tersesat di akhirat dalam S.Q. 17 : 22 “Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).
Hidup kembali di akhirat dalam S.Q. 2 : 28 “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
KESIMPULAN :
Kata AMANAH dan AMPUN telah kita ungkapkan dalam rangka untuk meningkatkan akhlak manusia bergerak menuju kesempurnaan, oleh karena itu kita perlu terus mencari makna kata lain yang mendorong kemampuan kita memanfaatkan pikiran agar sikap dan perilaku kita terus tertuntun olehnya.
Dibawah ini akan kita utarakan kata ANIAYA, yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuh kembangkan keinginan kita untuk terus mencintai kesempurnaan dalam rangka mengenal tentang diri kita sendiri.
Dengan memahmai unsur huruf dalam kata ANIAYA diharapkan kita mampu meningkatkan kemampuan berpikir untuk mampu membangun pengendalian diri dan disiplin diri karena kita memiliki kekuatan akal untuk menuntun dalam bersikap dan berperilaku.
Kata ANIAYA, bila diuraikan dari sisi huruf menjadi kata bermakna yaitu (A) ncaman ;(N) afsu ;(I) ngat ; (A) mpun ; (Y) akin ; (A) khirat. Bila dari ungkapan kata tersebut kita renungkan kedalam untaian kalimat, maka makna ANIAYA adalah mengingatkan kesadaran kita atas (A)NCAMAN yang ditimbulkan oleh (N)AFSU dari prbuatan yang tercela, oleh karena itu (I)NGATlah selalu agar kita selalu meminta (A)MPUN dengan satu usaha dengan ke (Y)AKINan menggerakkan kecerdasan dan akal untuk memahami keberadaan (A)KHIRAT.
Dengan memahami makna kata ANAIAYA dalam proses berpikir untuk menuntun sikap dan perilaku menjadi manusia yang memiliki akhlak, maka diperlukan motivasi untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt. sebagai jalan keluar untuk menemukan diri dalam usaha menuju peralanan hidup yang abadi.
5. ANGKUH
Kata ANGKUH juga merupakan landasan yang dapat mendorong usaha-usaha membangun akhlak manusia, bila yang bersangkutan mau memikirkan
dalam bersikap dan berperilaku agar tidak menjadi sombong dalam arti lainnya. Oleh karena itu marilah kita mencoba untuk memahaminya apa yang tertuang dalam Al Qur’an, diantaranya dalam surat dan ayat dibawah ini:
S.Q. 31 : 18 “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
S.Q. 51 : 44 “Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir sedang mereka melihatnya.
Sejenak bila kita renungkan kedua surat tersebut diatas, mengusik rasa dalam mengungkitkan kesadaran manusia yang lupa arti keberadaannya dibumi sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan oleh Allah Swt. Tapi yang menjadi persoalaan kita bila tingkat kesadaran indrawi manusia, maka dalam kehidupan sering kita ketemukan sikap dan perilaku yang angkuh.
Oleh karena itu, marilah kita mencoba mengetuk mata hati ini melalui pemahaman kata ANGKUH, bila diuraikan dari sisi huruf menjadi kata bermakna yaitu (A) ncaman ;(N) afsu ;(G) anjaran ; (K) acau ; (U) saha ; (H) hidup. Bila kita renungkan makna kata tersebut memberikan daya dorong dalam proses berpikir agar sikap dan perilaku kita tertuntun dalam usaha menyadarkan tentang keberadaan diri kita. Sejalan dengan pemahaman itu diperlukan pendalaman mengenai makna huruf menjadi kata sebagai berikut :
ANCAMAN, diantaranya tercantum di dalam Al Qur’an sbb. :
S.Q. 3 : 10 “Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka,
S.Q. 7 : 70 “Mereka berkata: “Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.
S.Q. 11 : 32 “Mereka berkata: “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.
NAFSU,
S.Q. 2 : 87 “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu`jizat) kepada `Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?
S.Q. 4 : 27 “Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).
S.Q. 5 : 29 ““Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”
GANJARAN,
S.Q. 4 : 40 “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.
S.Q. 6 : 160 “Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
KACAU,
S.Q. 9 : 94 “Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan `uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: “Janganlah kamu mengemukakan `uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
S.Q. 50 : 5 “Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan `uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: “Janganlah kamu mengemukakan `uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
USAHA,
Tiap diri mendapat balasan dar yang di-usaha-kannya, tercantum dalam
S.Q. 2 : 134 “Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.
S.Q. 14 : 51 “agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.
S.Q. 20 : 15 “agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.
S.Q. 53 : 39 “dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
HIDUP,
S.Q. 2 : 28 “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
S.Q. 3 : 2 “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.
S.Q. 4 : 109 “Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang jadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?
S.Q. 7 : 10 “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
KESIMPULAN
Kata AMANAH, AMPUN ANIAYA telah kita ungkapkan dalam rangka untuk meningkatkan akhlak manusia bergerak menuju kesempurnaan, oleh karena itu kita perlu terus mencari makna kata lain yang mendorong kemampuan kita memanfaatkan pikiran agar sikap dan perilaku kita terus tertuntun olehnya.
Dibawah ini akan kita utarakan kata ANGKUH, yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuh kembangkan keinginan kita untuk terus mencintai kesempurnaan dalam rangka mengenal tentang diri kita sendiri.
Dengan memahmai unsur huruf dalam kata ANGKUH diharapkan kita mau meningkatkan kemampuan berpikir untuk mampu membangun pengendalian diri dan disiplin diri karena kita memiliki kekuatan akal untuk menuntun dalam bersikap dan berperilaku.
Oleh karena itu, marilah kita mencoba mengetuk mata hati ini melalui pemahaman kata ANGKUH, bila diuraikan dari sisi huruf menjadi kata bermakna yaitu (A) ncaman ;(N) afsu ;(G) anjaran ; (K) acau ; (U) saha ; (H) hidup. Bila dari ungkapan kata tersebut kita renungkan kedalam untaian kalimat, maka makna ANGKUH adalah mengingatkan kesadaran kita atas (A)ncaman yang ditimbulkan oleh (N)afsu dari perbuatan yang tercela dengan menerima (G)anjaran dalam bentuk jiwa yang (K)acau dalam menata (U)saha menuju perjalanan (H)idup abadi
Dengan memahami makna kata ANGKUH dalam proses berpikir untuk menuntun sikap dan perilaku menjadi manusia yang memiliki akhlak, maka diperlukan motivasi untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt. sebagai jalan keluar untuk menemukan diri dalam usaha menuju perJalanan hidup yang abadi.
6. BERKATA BENAR DAN JUJUR
Disini kita dihadapkan dengan dua kata yaitu berkata disatu sisi dan disisi lain benar. Berkata artinya melahirkan isi hati dengan kata-kata (berbicara). Jadi dalam hidup ini kita akan sering berkata-kata, untuk menunjukkan sikap disatu sisi yang menggambarkan kemampuan kita mengkomunikasikan suara hati ini kepada orang lain, disisi lain untuk kita menunjukkan perilaku yang menggambarkan gaya atau tingkah laku dalam kita berbuat.
Dengan mengungkapkan pemikiran diatas, maka makna „berkata“ dalam
„Perintah berkata yang adil seperti yang termuat dalam :
SQ. 6 : 152“ Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat“
Sejalan dengan pemahaman „Perintah berkata yang adil“, mampukah kita melaksanakan dalam sikap dan perilaku yang sejalan dengan jiwa tanpa topeng kepalsuan. Untuk itu perhatikan pula makna lain seperti dibawah in
„Perintah berkata yang baik kepada Rasulullah, termuat
SQ. 2 : 104 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): “Raa`ina”, tetapi katakanlah: “Unzhurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih.“
Perintah kata benar, seperti yang termuat dalam
SQ. 4: 8“ Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
SQ. 4 : 9“ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
SQ. 17 : 39“ Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
SQ. 33 : 70“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
Orang yang benar (ucapan dan perbuatannya), dapat kita hayati seperti yang termuat dalam
SQ. 33 : 35“ Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.“
Perintah berada di tengah orang yang benar dalam
SQ. 9 : 119“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
KESIMPULAN
Tidak gampang untuk membangun dan meningkatkan kedewasaan berpikir dalam usaha untuk meyakini bahwa dengan mendalami makna kata menjadi daya dorong dalam sikap dan perilaku yang sesuai dengan keinginan mata hati yang sesuai dengan kesiapan orang untuk berubah kedalam kebiasaan yang produktif.
Oleh karena itu, kebiasaan yang produktif hanya bisa tumbuh dan berkembang dalam jiwa tanpa topeng kepalsuan sehingga diperlukan peningkatan terus menerus dalam penguasaan ilmu, keterampilan dan keinginan untuk mampu mengaktualisasikan makna „Berkata Benar“ sebagai bagian dalam kebiasaan untuk menemukan diri sendiri.
Sejalan dengan pikiran diatas, ingatlah selalu ungkapan yang termuat dalam SQ. 33 : 70” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.
Dengan kekuatan pikiran untuk mengamalkannya diperlukan kemauan yang kuat sehingga dalam bersikap dan berperilaku menjadi kebiasaan dalam berpikir yang positif, maka disitulah terletak niat sebagai keinginan untuk mempertahankan kedalam jiwa yang bersih sehingga memberikan sinar yang bersih ke mata hati.
Jadi bila kita selalu membentuk ingatan yang kuat untuk mengamalkannya, akan selalu ada jalan yang terbentang dalam menumbuh kembangkan pikiran yang teran untuk menuntun kebiasaan pikiran kita.
7. BERZINA
Kehidupan ini penuh dengan jiwa yang bertopeng kepalsuan, inilah satu kenyataan yang dihadapi manusia sebagai akibat ia tidak mampu mengenal dirinya, sehingga ia tidak tahu siapa dirinya.
Dalam kehidupan banyak orang dengan tingkat kedewasaan intelektual yang tinggi, namun dangkal dalam kedewasaan rohaniah sehingga ia tidak mampu menangkap segala sesuatu yang menjadi larangan seperti berzina sebagai suatu musibah yang lebih besar dari pada musibah menolak mengikuti ajaran syari’at muslimin.
Mengapa manusia terjebak dengan kehinaan sebenarnya perbuatan yang buruk sebagai akibat pandangan hidub yang kiblat kepada kebendaan sehingga sangat sulit ia mampu menempuh kebiasaan yang produktif dalam kehidupan agar ia mampu membangun kebiasaan menegakkan kehormatan dalam hidupnya, karena disitu terletak makna takwa dalam sikap dan perilaku yang akan menuntun manusia keluar dari kehinaan.
Bertambah jauh usaha manusia untuk mengenal tentang dirinya, maka akan bertambah jauh pula hubungan hamba dengan Tuhannya sehingga begitu mudah syetan berusaha mempengaruhi jiwa manusia dan disitulah pula tingkat kesadaran inderawi yang paling rendah dimana didalam diri seseorang tidak mampu berfungsi dalam intrasaksi positip atas lingkungannya sehingga kebiasaan yang buruk mudah menimpanya.
Oleh karena itu, renungkan kembali makna „berzina“ dalam kehidupan anda, maka berdoalah agar anda dapat menuntun jiwa untuk tidak tergoda oleh syetan dengan selalu mengingat apa yang terungkapkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :
Allah mengampuni orang yang dipaksa melakukan zina
SQ. 24 : 33 „Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa (itu).
Dilarang berzina
SQ. 4 : 24 „dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu ni`mati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
SQ. 5 : 5“ Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.
SQ.25 : 68“ Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya),
SQ. 60 : 12“ Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dilarang mendekati zina
SQ. 17 :32“ Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
Hukum bagi yang berzina
SQ. 4 : 15“ Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya.
SQ. 24 : 2“ Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.
Pria pezina untuk perempuan pezina
SQ.24 : 3“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mu’min.
SQ. 24 : 26” Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).
KESIMPULAN
Dengan membangun kebiasaan yang produktif, diharapkan dapat menumbuhkan sesuatu perubahan dalam sikap dan perilaku tetapi dalam hal ini sangat bergantung pada keinginan dengan niat yang kuat dari suatu pemikiran untuk menemukan tentang diri.
Kebiasaan menemukan diri merupakan langkah dalam perjalanan hidup ini yang penuh dengan tantangan dari godaan syetan, salah satunya adalah berzina. Oleh karena itu, kita dapat keluar dari godaan itu bila kita berkeinginan untuk tidak lalai kepada Allah, sehingga kerjakanlah oleh kalian apa yang telah Allah perintahkan, niscaya Dia akan memenuhi janji-Nya kepada kalian.
Bila pikiran tersebut diatas, kita renungkan melalui pemahaman kita kedalam Surat dan Ayat yang tertuang dalam Al-Qur’an diharapkan menjadi daya dorong untuk membangun kebiasaan dari kesadran inderawi menjadi kesadaran rasional / ilimiah menjadi kesadaran spiritual.
Dengan mendalami yang terungkap dalam Surat dan Ayat Al-Qur’an diatas, maka perubahan tingkat ksadaran mendorong melakukan kebiasaan yang prodktif, karena dengan kebiasaan itulah manusia mengetahui kadar jiwanya sehingga dia tidak akan mengotorinya dengan maksiat kepada Allah.
8. BOROS
Membangun kebiasaan yang produktif akan mendorong kekuatan pikiran dalam bersikap dan berperilaku yang dapat menuntun atas perubahan kesadaran inderawi kedalam kesadaran yang lebih tinggi. Itu berarti manusia menempuh kehidupan ini semuanya untuk terus berdzikir.
Manusia yang berakhlak akan berusaha dalam perjalanan hidupnya akan menunjukkan keteladanannya, sehingga perbuatan “boros” merupakan perbuatan yang tidak terpuji, namun pengaruh godaan syetan dengan tingkat kesadaran yang rendah, soal boros jadi kebutuhan untuk menunjukkan status sosial.
Untuk keluar dari kebiasaan menjalankan hidup dengan “boros” berarti anda menyadari sepenuhnya untuk berubah, sebagai landasan untuk berubah, marila kita ungkapkan seperti yang termuat dalam surat dan ayat Al-qur’an sebagai berikut :
Larangan memboroskan harta
SQ. 17 : 26 “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
SQ. 17 : 27” Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
Tidak bertindak boros
SQ. 25 : 67” Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
KESIMPULAN
Salah satu pesan Rasulullah “sesungguhnya orang yang paling saya cintai dan paling dekat kedudukannya dengan saya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya” (H.R. Tirmidzi).
Bila kita renungkan pesan tersebut, sebagai daya dorong untuk meletakkan landasan yang kuat dengan mendalami kandungan surat dan ayat yang telah diungkapkan diatas, maka kerjakanlah oleh kalian apa yang telah Allah perintahkan, niscaya Dia aka memenuhi janji-Nya kepada kalian.
Jadi membangun kebiasaan yang tidak boros berarti bagian dari usaha membangun jiwa tanpa topeng kepalsuan, sehingga di dunia ini tidak ada satupun orang yang tidak ingin hidup dalam keselamatan di dunia dan di akhirat kelak.
Oleh karena itu, meretas jalan untuk menemukan diri sendiri dengan menciptakan kehidupan yang harmonis, menerapkan kebiasaan yang produktif (ilmu, keterampilan, keinginan) dan mendalami serta mempelajari Al-Qur’an sebagai suatu kebutuhan yang mampu untuk menuntun jiwa manusia yang selalu ingat dan dekat dengan Allah Swt.
9. BENCI
Memahami arti keberadaan anda di dunia yang sejalan dengan jiwa tanpa topeng kepalsuan agar mau menjauhi akhlak tercela yang akan merusakkan hubungan kita dengan sesama. Oleh karena itu “BENCI” merupakan salah satu yang dapat mrusak hubungan manusia, sehingga dengan adanya perasaan tidak suka ini menyebabkan seseorang tidak mau saling memberikan dan menerima nasehat.
Dengan mengungkapkan pikiran diatas, marilah kita mencoba untuk mendalami makna “benci” seperti yang termuat dalam surat dan ayat Al-Qur’an sebagai berikut :
SQ. 2 : 130” Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
SQ. 2 : 216” Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
SQ. 3 : 118” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.
SQ. 3 : 119” Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.
SQ. 4 : 22” Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
SQ. 5 : 2” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
SQ. 5 : 8” Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Dengan mengungkap surat dan ayat tersebut diatas, untuk mengingatkan kita kepada hal-hal disebut dibawah ini :
• Agama Nabi Ibrahim a.s.
• Hukum perang dalam Islam
• Larangan mengambil orang yahudi sebagai teman kepercayaan
• Beberapa hukum perkawinan
• Janji rasetia kepada Allah dan penyempurnaan agama islam.
• Kewajiban berlaku adil dan jujur
Selanjutnya renungkan pula ungkapan yang dapat mengingatkan ingatan kita kepada hal-hal yang berkaitan dengan :
Yang membenci Nabi Muhammad terputusi Rahmat
SQ. 108 : 3” Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Kebanyakan kafir membenci kebenaran
SQ. 23 : 70“ Atau (apakah patut) mereka berkata: “Padanya (Muhammad) ada penyakit gila.” Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran.
SQ. 43 : 78“ Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.
Yang dibenci ternyata baik
SQ. 4 : 49“ Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.
KESIMPULAN
Dengan mendalami makna surat dan ayat dalam Al-Qur’an diatas, maka kekuatan pikiran untuk meretas jalan menemukan tentang diri, haruslah menjadi tantangan untuk terus membangun kebiasaan yang prouktif agar terjaga kebiasaan dari sikap dan perilaku yang dapat merusak akhlak yang tercela.
Oleh karena itu, bangunlah jiwa tanpa topeng kepalsuan, agar anda selamat menempuh perjalanan hidup ini, diperlukan untuk membangun kebiasaan yang produktif agar anda tertuntun untuk memanfaatkan pengetahuan, keterampilan dan keinginan yang selalu menjadi daya dorong untuk melepaskan diri dari godaan syetan yang selalu mendorong manusia terperangkap dari keinginan mempertahankan kesadaran inderawinya.
Jadi ingatlah selalu kata benci dalam pikiran anda yang akan selalu mendorong jiwa kita mnjadi lemah kemauan, sehingga syetan akan selalu mendorong agar benci menjadi alat untuk membentuk ingatan yang kuat, maka hidup ini, dimanakah kita berdiri dan melangkah dalam perjalanan hidup ini ditentukan oleh kita akan masuk dalam golongan mana, apakah kita selalu membentuk ingatan yang kuat kedalam golongan ke kanan, disitulah terletak kebahagian hidup di dunia dan akherat.
10. BUNUH DIRI
Bila seseorang yang tidak biasa membangun kebiasaan yang produktif, maka dengan mudah mereka tidak mampu mengendalikan kekuatan pikiran yang dapat merusak jalan hidup mereka, bahkan tidak jarang mendorong orang menjadi putus asa dengan „BUNUH DIRI“ sebagai manusia yang tidak beriman karena tidak berilmu.
Oleh karena itu dengan membangun kebiasaan yang produktif, mendorong orang untuk berpikir dan belajar seperti yang dimuat surat dan ayat yang mengajarkan bahwa „Allah membri pahala kepada orang beriman „ seperti yang termuat dalam Al-Qur’an sbb. :
SQ. 2 : 62“ Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
SQ. 4 : 152”Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
SQ.5 : 69”Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Bertitik tolak dari pemahaman mengenai „beriman“ seperti yang termuat dalam surat dan ayat yang diungkapkan diatas, maka setiap manusia akan mengetahui apa arti keberadaan di dunia sebagai mahluk yang dimuliakan oleh Allah Swt. Oleh karena itu mampukah manusia selalu ingat apa arti kehidupan ini. Manusia dengan kemampuan berpikirnya harus mampu meletakkan suatu keinginan yang berlandaskan niat yang sejalan dengan pemahamannya mengenai „beriman“ kepada Allah Swt. Sehingga manusia seharusnya secara sadar, apa yang terungkap dalam surat dan ayat yang mengungkapkan bahwa „Allah pelindung orang beriman „ oleh karena itu renungkan surat dan ayat dibawah ini :
SQ. 2 : 257“ Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
SQ. 2 : 54“ Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
SQ. 18 : 6“ Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur’an
SQ. 2 : 72“ Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.
SQ. 2 : 84“ Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.
SQ. 3 : 112“ Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
SQ. 3 : 114“ Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.
SQ. 3 : 152“ Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah mema`afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.
KESIMPULAN
Manusia sebagai mahluk yang mulia di mata Tuhan, maka untuk dapat dekat dengan-Nya diperlukan usaha meningkatkan kesadaran rohaniah secara berkesinambungan agar manusia mengerti arti keberadaannya di dunia sebagai khalifah.
Apapun yang terjadi pada diri anda, maka asahlah kekuatan jiwa anda agar tidak berpikir keputus asahan yang mendorong menjadi manusia yang tidak beriman yang akan menjadi pemicu „bunuh diri“ sebagai jalan pintas untuk melepaskan diri dari segudang masalah hidup yang tidak terpecahkan.
Apa yang kita ungkapkan diatas dalam kaitan dengan „bunuh diri“ dimaksudkan untuk menggugah setiap manusia harus mampu menyadari untuk menemukan tentang dirinya, dengan secara teratur untuk menumbuh kembangkan kebiasaan yang produktif
MENGETUK DINDING JIWA
MENGETUK DINDING JIWA MELALUI KEDEWASAAN BERPIKIR KEDALAM PEMANFAATAN OTAK UNTUK HIDUP – MATI – IMAN – AMAL
DAFTAR ISI
KATA PNGANTAR
BAGIAN I
MAKNA OTAK DALAM PANDANGAN BATIN
I. PENDAHULUAN
1. O menjadi ORANG
2. T menjadi TAWAKAL
3. A menjadi AMANAH
4. K mennjadi KERJA
5. Kesimpulan
II MAKNA ORANG DALAM OTAK
1. O menjadi Organ ;
2. R menjadi Roh ;
3. A menjadi Akal ;
4. N menjadi Naluri / Nafsu ;
5. G menjadi Golongan.
III MAKNA TAWAKAL DALAM OTAK
1. T menjadi (T)aat ;
2. A menjadi (A)qidah ;
3. W menjadi (W)ahyu ;
4. A menjadi (A)llah ;
5. K menjadi (K)itab ;
6. A menjadi (A)l Qur’an ;
7. L menjadi (L)ailatul qodar
IV MAKNA AMANAH DALAM OTAK
1. A menjadi Amal
2. M menjadi Martabat
3. A menjadi Akhlak
4. N menjadi Nasib
5. A menjadi Azab
6. H menjadi Hari
V MAKNA KERJA DALAM OTAK
1. K menjadi KEBAJIKAN
2. E menjadi ENERGI
3. R menjadi RASIONAL
4. J menjadi JANJI
5. A menjadi ADIL
VI PENUTUP
BAGIAN II
HIDUP DAN MATI DALAM PANDANGAN BATHIN
I PENDAHULUAN
II AKTUALISASI MAKNA HIDUP
III MAKNA HIDUP DALAM ISLAM
1. H menjadi HIJRAH
2. I menjadi INSYAF
3. D menjadi DURHAKA
4. U menjadi USAHA
5. P menjadi PAHALA
III MAKNA MATI DALAM ISLAM
1. M menjadi MALAIKAT
2. A menjadi AJAL
3. T menjadi TAKDIR
4. I menjadi ISTIRAHAT
IV PENUTUP
BAGIAN III
MAKNA IMAN DAN AMAL DALAM PANDANGAN BATHIN
I PENDAHULUAN
II MAKNA IMAN
1. I menjadi IKRAR
2. M menjadi MANUSIA
3. A menjadi ALLAH
4. N menjadi NABI
5. Kesimpulan
III MAKNA AMAL
1. A menjadi AKHLAK
2. M menjadi MARTABAT
3. A menjadi AJARAN
4. L menjadi LANGKAH
IV. PENUTUP
KATA PENGANTAR
Dalam perjalanan hidup ini penuh dengan cobaan dan tantangan seperti halnya dunia ini ibarat roda pedati, kesusahan dengan kesenangan silih berganti, dimana kesulitan itu hanya sebentar, sebaliknya kesenangan itu hanya sekejab.
Oleh karena itu, pikirkan kemungkinan “gelap” dalam hidup yang bermakna 1) Gelap karena hari malam ; 2) Gelap mata karena buta ; 3) Gelap otak karena tidak berpengetahuan ; 4) Gelap hati karena tidak beragama ; 5) Gelap penghidupan karena kandas ekonomi.
Jadi dalam kegelapan ini, maka dalam perjalanan hidup yang singkat ini sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah Swt, maka ia harus mampu berpikir tanpa ada keragu-raguan bahwa orang harus mau hidup dan harus tahu bagaimana meninggalkan dunia yang fana ini.
Dengan memperhatikan hal yang kita ungkapkan diatas, maka ada dorongan untuk pikirkan terus bahwa tidak ada kesalahan yang mematikan, kecuali anda menjadikan begitu, sehingga dengan pemikiran tersebut diatas marilah kita menyimak satu setelah mati, kecuali atas amal perbuatannya selagi di dunia. Jadi sejalan dengan pikirkan kemungkinan dan pikirkan terus, maka tulisan dituangkan dalam tiga bagian :
Bagian Pertama, akan mengungkapkan kemampuan pentingnya dalam memanfaatkan „OTAK“ dari sisi pandangan bathin dalam usaha berpikir dalam arti mencari kebenaran, untuk memahami „Manusia, siapa, darimana dan kemana?“. Jawabannya seberapa jauh kita mampu menggerakkan dalam proses berpikir secara sadar (otak dan hati) dan tidak sadar (hati) untuk mengungkit kekuatan ingatan dalam mencari kebenaran.
Bagian Kedua, akan mengungkapkan kemampuan kekuatan kebiasaan pikiran mengamalkan makna „OTAK“ sebagai suatu pendekatan dalam usaha mengetuk dinding jiwa untuk melepaskan diri dari sikap dan perilaku yang tidak sejalan dengan keyakinan dan kepecayaan yang dianutnya, oleh karena itu maka manusia selalu siap menjalankan pemahamannya dalam makna „HIDUP dan MATI“ dari sisi pandangan bathin.
Bagian Ketiga, akan mengungkapkan berdasarkan kemampuan yang terungkap dalam bagian kesatu dan kedua, menjadikan kemauan yang kuat untuk menuntun kedalam kebiasaan pikiran yang produktif agar dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntunan dalam ajaran Islam yang diyakini sehingga sebagai manusia yang selalu berpikir baik secara sadar maupun tidak, maka segala tempat dapat dipenuhi oleh isinya selain dari tempat ilmu, sehingga tempat ilmu makin diisi makin bertambah besarnya. Tempat ilmu ialah unsur dalam jiwa yang kita sebut „kesadaran, kecerdasan dan akal“. Jadi semakin bertambah ilmu semakin terasa kebodohan kita. Orang yang merasa diri pandai ialah orang tidak menambah pengetahuan.
Sejalan dengan pikiran maka daya kemauan yang kuat akan mampu dalam mengamalkan makna „IMAN dan AMAL“ dalam perjalanan hidup ini.
Melaksanakan kebiasaan yang produktif yang ditopang oleh kekuatan Ilmu sebagai informasi, pengetahuan sebagai keterampilan dan keinginan sebagai niat, akan mampu mendorong kekuatan kebiasaan berpikir kedalam usaha-usaha untuk meningkatkan kedewaan berpikir dalam rohaniah, sosial, emosional dan intelektual dalam menuntun sikap dan perilaku.
Akhirnya marilah kita merenungkan ungkapan seperti air laut bila ditimba akan kering, tapi lautan ilmu pengetahuan, kian ditimba kian bertambah airnya.
BAGIAN I
MAKNA OTAK DALAM PANDANGAN BATIN
I. PENDAHULUAN
Bayangkan, apakah memang benar orang-orang islam begitu banyak berperan baik sebagai pelaku ekonomi, eksekutif, legislatif, yudikatif dan berbagai lembaga lainnya, tidak mampu memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi saat ini dalam berbangsa dan bernegara, ataukah kita memang tidak mau berubah dalam bersikap dan berperilaku ataukah kita memang selalu menginginkan untuk dijajah oleh pihak ketiga yang tersembunyi yang sebenarnya bayangan itu diketahui adanya. Inilah semua kenyataan yang kita hadapi bersama sebagai bangsa. Kita menginginkan demokrasi sebagai alat untuk mengangkat derajat bangsa yang terbesar adalah pemeluk islam.
Adakah jalan keluarnya. Masalah untuk tumbuh dan berkembang dalam berbangsa dan bernegara yang kita hadapi masa lampau, masa kini dan masa depan, mampukah kita dalam waktu singkat untuk merubah pola berpikir dalam memecahkan masalah yang kita sebut komplek dan penyakit. Tingkat intisitas dalam mempengaruhi perubahann sikap dan perilaku melalui pendekatan yang kita sebut dengan memaksimumkan pemanfaatan OTAK.
Renungkanlah Rasullullah saw, bersabda:
“ Barangsiapa melapangkan seorang Mu’min dari salah satu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan-kesusahan hari kiamat.
Dan barangsiapa meringankan penderitaan seseorang, maka Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan di akhirat.
Dan barangsiapa menutupi cacat seseorang Muslim, maka Allah akan menutupi cacatnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan memberikan pertolongan kepada seseorang selama orang tersebut suka menolong saudaranya. Dan barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tiada berkumpul suatu kaum dalam sebuah rumah dari antara rumah-rumah Allah (masjid) untuk membaca Al-Qur’an dan mengkajinya bersama-sama, melainkan keetenangan akan turun kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka dan malaikat akan mengerumuni mereka, serta oleh Allah mereka akan disebut di kalangan orang-orang yang berada di sisi-Nya.
Dan barangsiapa terlambat amalnya, maka dia tidak akan dipercepat oleh nasab keturunan-nya “ (H.R. Muslim)Apakah manusia yang memiliki kekuasaan, mudah dipenga-ruhi untuk membalikkan tingkat kesadaran yang begitu dilihat dari sudut INDERAWI merupakan tingkat yang paling rendah menjadi berubah. Kita bayangkan kalau orang yang kiblat kepada manusia dan materialistik, tidak mudah orang bisa berubah, begitu saja.
Tetapi sebaliknya apakah memang benar orang yang berkuasa saat ini sedang memanfaatkan OTAK dalam arti bahwa setiap unsur huruf memiliki makna yang berdiri sendiri tetapi memiliki saling ketergatungan.
Jadi kata OTAK sebagai suatu pendekatan akan kita uraikan dari unsur huruf menjadi kata yang bermakna, bagi orang islam bahwa unsur huruf dalam OTAK begitu banyak surat dan ayat yang mengungkapkan artinya agar mereka tertuntun ke jalan yang benar sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT.
Jadi huruf dalam kata OTAK terdiri dari :
O menjadi ORANG – T menjadi TAWAKAL – A menjadi AMANAH – K mennjadi KERJA
RAMBU-RAMBU MENUJU PERJALANAN HIDUP ABADI 8. PENUTUP
7. RAMBU-RAMBU MENUJU PERJALANAN HIDUP ABADI
PENDAHULUAN
Bertitik tolak dengan pokok-pokok pikiran yang telah kita ungkapakan pada bagian terdahulu, diharapkan dengan pendekatan yang kita sebut 7 M (membaca, menterjemahkan, meneliti, mengkaji, menghayati, memahami, mengamalkan) mampu menggerakkan kekuatan pikiran kedalam kemauan dan kebiasaan untuk menuntun tentang menjaga hubungan dengan Allah adalah merupakan suatu kewajiban bagi hamba-hamba Allah yang mendambakan keselamatan.
Oleh karena itu, ingatlah selalu sebagai rambu-rambu menuju perjalanan hidup abadi kedalam kebiasaan kekuatan pikiran untuk :
Pertama, kita harus bertaqwa kepada-Nya dalam arti kita harus mampu dalam melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya, sehingga dengan demikian Allah akan selalu menjaga dan memberikan pertolongan kepada kita.
Kedua, Kita harus memohon apa yang kita kehendaki hanya kepada Allah dan tidak kepada yang lain.
Ketiga, Kita harus meyakini bahwa Allah memiliki ketentuan, peraturan dan undang-undang yang diterapkan untuk segala yang ada di dunia ini, yang semuanya akan berlaku, beredar dan berjalan tepat dan sesuai dengan setiap yang ditentukan, diatur dan diundangkan oleh Allah tadi.
Sejalan dengan kekuatan pikiran diatas, maka renungkan tentang tujuh golongan yang mendapat perlindungan Allah di hari Akhirat yaitu :
1. Imam / pemimpn yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh dewasa dan rajin beribadat kepada Allah.
3. Orang yang hatinya selalu terikat ke misjid (untuk beribadat)
4. Dua orang saling kasih mengasihi karena Allah, keduanya berkumpulkan atau berpisah karena Allah.
5. Seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh wanita yang berkedudukan lagi cantik tetapi dia menolak sambil berkata „Saya takut kepada Allah“
6. Orang yang bersedekah secara diam-diam sehingga tangan kirinya tidak mngetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang selalu ingat kepada Allah di kala sendirian hingga ia mencucurkan air matanya.
Jad untuk memperoleh perlindingan dari Allah pada waktu kita dibangkitkan nanti, kita harus berusaha menjadi Mu’min yang selalu berlaku adil, rajin beribadah, ikhlas, saling menyayangi, menjauhkan diri dari perbuatan zina, suka mengeluarkan sedekah, dan selalu ingat kepada Allah.
Dengan meningkatkan kemauan dan kebiasaan dalam melangkah dari kekuatan pikiran yaitu satu dari sisi „menjaga hubungan dengan Allah dan disisi lain „ memahami tujuh golongan yang mendapat perlindungan Allah di hari akhirat“ diibaratkan seperti mata uang yang memiliki nilai bila kita dingatkan bahwa keselamatan kita, kutamaan kita dan seluruh ikhwal kita ditentukan oleh amal kita sendiri, sehingga jika tidak sempat kita beramal, maka kemuliaan keluarga kita, kakek-nenek kita, bapak-ibu kita tidak akan berarti sama sekali terhadap kehidupan kita.
MELANGKAH MENJALANI RAMBU-RAMBU KEHIDUPAN
Sebelum melangkah dalam kehidupan dunia, maka jangan tertipu pada yang tampak tidak selalu seperti yang sejatinya, cobalah rnungkan seperi ibarat bahwa dunia ini sebagai minum air laut, semakin diminum semakin haus, akhirnya mati dalam kehausan. Oleh karena itu kenalilah tabiat dunia dengan hatimu dan jiwamu dengan tingkat kesadaran yang lebih tinggi dari kesadaran inderawi yang menyandarkan penglihatanmu pada nafsu sebagai wilayah kcenderunganmu.
Sebab, ia selalu membawamu memperhatikan aapa yang tampak secara lahir dari peristiwa itu sendiri. Kesulitan berubah menjadi kemudahan ; kebahagian berubah menjadi kesedihan ; kekayaan berubah menjadi kemiskinan adalah tabiat dasar dunia.
Oleh karena itu, renungkan ungkapan seperti “Di dunia lebih mudah membuat kebaikan dari kejahatan. Tetapi manusia lebih condong membuat kejahatan dari kebaikan. Sebabnya nafsu lebih tua umurnya dari akal. Iblis lebih tua umurnya dari manusia. Sedang manusia dikepung oleh empat penjuru musuh, kiri hawa, di kanan nafsu, di muka dunia, di belakang setan yang menunda ke muka. Tubuh dan dunia dalam kekotoran karena itu perlu pengetahuan dan keimanan serta bersihnya jiwa.” Walaupun dunia ini penuh dengan beraneka kesusahan, orang takwa tidak akan susah sebagaimana ikan tidak asin yang tinggal di air laut yang sangat asin. Jadi dunia ini seperti roda pedati, kesusahan dengan kesenangan silih berganti. Kesulitan itu hanya sebentar, kesenangan itu hanya sekejab.
Dengan demikian ingatlah rambu-rambu dalam perjalanan hidup di dunia ini, yang sejalan dengan kemampuan kita meningkatkan kedewasaan berpikir dalam rohaniah, sosial, emosional dan intelektual dalam usaha memahami dunia ini.
Sejalan dengan kemampuan meningkatkan kekuatan pikiran kedalam kemauan dan kebiasaan diharapkan mampu membentuk ingatan yang kuat dan pikiran yang tenang dalam melaksanakan rambu-rambu menuju perjalanan hidup abadi melalui apa yang kita sebut dengan kekuatan dorongan yang mencakup hal-hal sebagai berukut :
Menggali pijar cahaya Al Qur’an :
Sebagai pedoman hidup kedalam konsepsi islam untuk menuntun manusia bergerak menuju kesempuraan dengan memahami fitah dasar manusia ; kebebasan dan pengendalian diri ; kewajiban paling berharga manusia adalah pendidikan ; peran konstruktif dan destruktif kebiasaan ; mensucikan diri dari kejahatan ; taat dan tunduk menghadapi keputusan Allah ; takut menghadapi kemurkaan allah ; mengingat kematian ; berserah pada takdir dan anugerah ; berjuang dari aib menuju yang gaib ; berhijarah kepada allah dalam berserah ; dzikir cahaya ilahi ; menguak hikmah cahaya ilahi
Menggali kekuatan lentera kehidupan :
Dengan 7 M galilah kekuatan dalam lentera penerangan kalbu ; lentera penerang kehidupan ; lentera penerang kegelapan ; lentera pembakar kebathilan ; lentera dalam balasan jangan tertipu ; tanggalkan kebangggaanmu ; sempurnakan jiwamu ; tinggalkan kebiasaanmu ; balasan ketaatan ; menggugah kewajiban sebagai langkah kehidupan ; sumber ketenteraman batin ; cahaya kebajikan dalam hubungan antar manusia ; keajaiban kekuatan kehendak ; pelita ilahi ; menghiasi hidup dengan cahaya ilahi ; pelita cinta dan kasih sayang ; pelita menuju kebenaran
Meningkatkan kedewasaan dalam kepribadian :
Kreteria nilai-nilai kepribadian ; peran dasar agama dalam pendidikan ; wujud kepribadian dalam pemikiran islam ; peran pembangunan dan pengembangan dari kekuatan islam, iman dan amal serta dampak dari ruh, hati dan iwa ; mengembangkan kekuatan pikiran positif dan menjauh pikiran negatif ; melihat keterkaitan hubungan antara psikologis dan fisiologis ; mengamalkan sumber-sumber kehormatan manusia sejati ; keyakinan diri dan keyakinan kepada tuhan ; Zuhud terhadap kekuasaan
KESIMPULAN
Daya kemauan adalah tonggak dari kekuatan kebiasaan pikiran untuk dapat memberikan daya dorong kedalam usaha yang terpikirkan untuk melihat dunia ini yang hendak kita lalui dalam perjalanan hidup ini.
Oleh karena itu, gerakkan pikiran kedalam keinginan tahuan tentang sadar kemauan yang menunjukkan jalan kedalam kekuasaan untuk memimpin diri sendiri dalam rangka memperkuat daya kemauan dari proses kemauan membentuk watak dari percikan kebiasaan-kebiasaan pikiran positif melalui kekuatan “rambu-rambu menuju perjalanan hidup abadi”
Apa yang terpikirkan dari kemauan dan kebiasaan untuk mendorong membentuk ingatan yang kuat dalam usaha mengungkit kekuatan pikiran yang terang, oleh karena itu, sediakan waktu untuk membaca karena itu sumber nikmat ; sediakan waktu untuk tertawa karena itu musiknya jiwa ; sediakan waktu untuk berpikir karena itu pokok kemajuan ;sediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan ; sediakan waktu untuk kegembiraan karena itu membuat muda selalu ; sediakan waktu untuk beriman karena itu adalah induk dari segala ketenteraman hati.
Sempurnakan perjalan hidup abadimu, dengan membayangkan bahwa Syurga rindu kepada orang 1) Orang yang tidak menyakiti orang lain ; 2) Orang yang berpuasa ; 3) Orang sembayang malam ; 4) Orang yang memberi makan orang yang lapar ; 5) Bersih jiwanya. Jadi ingatlah bahwa Syurga itu diramaikan dengan pekerjaan yang berat mengerjakannya. Tidak akan dapat masuk syurga seseorang yang dalam hatinya ada takbur meskipun sebesar biji sawi. Neraka diramaikan dengan syahwat.
8. PENUTUP
Sejalan dengan pikiran diatas, maka sejenak coba kita merenungkan, apa yang diungkapkan dalam Al Qur’an dalam AN UUR (Cahaya) surat ke 24, mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan :
Mereka yang mendapat pancaran cahaya ilahi :
QS. 24 : 36“ Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,
37“ laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
38“ (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
Mereka yang tidak diberi cahaya ilahi :
QS. 24 : 39“ Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.
40“ Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.
Dengan kemauan dan kebiasaan, kita mengungkit kekuatan pikiran dalam usaha-usaha untuk :
„Menuai perjalanan hidup abadi melalui kemampuan menemukan jati diri dalam melibatkan keagungan Allah“, maka renungkan baik-baik surat An Nur diatas yang akan memberikan gelombang kehidupan dengan mengingat hal-hal yang kita sebutkan dibawah ini :
JANGAN TERUS BERSEDIH bila hidupmu terasa pedih. Ini perputaran-kehidupan yang wajar. Pergeseran keadaan yang lumrah. Dan, dalam setiap putaran waktu yang dijalankan-Nya selalu ada makna dan pesan yang bisa kita ungkap.Kesempitan dan penderitaan kadang justru membuat kita makin dekat dengan-Nya. Kitapun jadi sering datang kepada-Nya untuk mencurahkan segala keluh kesah. Bukankah hal-hal yang besar sering kali diperoleh justru saat kita mengalami kesulitan ? Bukankah prubahan juga kadag muncul dari situasi penuh tekanan ?
KOSONGKAN HATIMU dari selain-Nya maka hatimu akan dipenuhi oleh-Nya. Dunia adalah tabir yang mmbayang-bayangi cahaya-Nya. Bayang-bayang inilah sering kali menjadi kabut yang menutupi kesadaran yang palng rendah, sehingga kita tidak bisa melihat dengan jelas apa yang matahari kesadaran bisa terbit darinya. Lalu biarkan cahaya itu, menyinarimu dalam setiap gerak dan diammu.Semakin terang cahaya dalam engkau masih mungkin tersesat ?
BILA POSISI HATIMU BETUL, cahaya-Nya akan mudah memantul. Hati ibarat cermi. Semakin jernih cermin semakin terang cahaya yang terpantul. Engkau tentu akan menjadi hamba-Nya yang mudah melihat kebenaran, merasakannya dan bahkan menjadi kebenaran itu sebagai napas hidupmu. Dengancermin jernih, gambaran dunia dan dirimu juga terlihat jelas dan bersih, tidak ada bagian-bagian yang samar. Engkau terlindung oleh-Nya dan pintu perbendaraan-Nya terbuka luas untukmu.
SIKAP BERSERAH membuatmu senantiasa tercerah. Sikap bersandar membuatmu senantiasa tersandar. Hidupkanlah cahaya islammu, sebab inilah yang membuatmu tidak lagi campur tangan kepada kehendak-Nya. Segala wujud inderawi tertutup oleh keberserahan dirimu kepada-Nya. Engkau menyadari bahwa bentuk ciptaan hanyalah jejak dan bayang-bayang dari Zat yang esa, yang pada akhirnya akan musnah.
JANGAN TERLALU BANGGA denganpengalaman mistis, sebab itu bisa membuat hatismu statis. Teruskan perjalanan, jangan hanya terkagum-kagum oleh banyak pengalaman. Sebab, hal ini bisa membuatmu lalai dan tehanyut dalam semuanya kebahagian. Engkau masih harus berlanjut, engkau tidak boleh terus temangu dan terkejut. Bila cahaya ruhanimu telah membuatmu bisa“melihat“ hal-gaib, itu Cuma fenomena galib. Masih ada samudra kegaiban yang belum engkau temukan, dan disanalah engkau bisa menylam lebih dalam.
HIDUPLAH SEBAGAIMANA ORANG BIASAmeski engkau dikarunia nikmat „luar biasa“. Sungguh para rasul, nabi dan wali allah hidup seperti orang kebanyakan. Bekerja sebagaimana wajarnya, beraktivitas sebagaimana umumnya. Tidak ada sedikitpun tampilan yang membedakan mereka dengan orang biasa. Rahasia keistimewaan mereka senantiasa tertupi oleh kewajaran hidup mereka.
YANG BATINNYA TERUS BERPIJAR akan hidup semakin wajar. Hiduplah dalam kerendahan hati, dan teruslah belajar tidak suka menonjolkan diri. Belajarlah meniti kesadaran agar bisa mengaki kelemahan dan kesalahan dalam kewajaran. Sebab, begitulah orang-orang pilihan-Nya menjalani hidup.
MESKI SAMUDERA KEGAIBAN ENGKAU LEWATI, belum tentu rahasia para hamba-Nya bisa engkau lawti. Begitulah cara-Nya , begitulah pilihan-Nya dan itulah kekuasaan-Nya. Jika engkau tulus menempuh jalan-Nya lanjutkanlah perjalananmu. Jangan teroda kepada permainan yang bisa membuatmu berbelk. Apa pun karunia-Nya terimalah dengan rasa syukur kepada-Nya.
SETIAP RAHASIA hamba yang tertangkap tidak harus selalu engkau ungkap. Karena butuh kesabaran dan kesadaran yang berkualitas sekaligus. Kesabaran enyingkapi kenyataan bahwa tidak setiap hamba menyadarinya. Juga kesadaran bahwa Dia-lah yang menjadikanmu melihat rahasia orang lain. Memang orang yang sadar sering kali bisa menangkap gelagat hati orang lain.Meskipun sesungguhnya keadaan semacam itu pada hakikatnya merupakan anugerah-Nya. Tetapi sadarilah bahwa selalu ada godaan yang bisa membuat kita salah menyingkapi.
Posted in Uncategorized | Tagged SDM MUSLIMIN | Leave a Comment »
6. Mengetuk dinding Jiwa dengan kekuatan Ruh dan Hati
September 26, 2010 by suaraatr2025
6. MENGETUK DINDING JIWA DENGAN KEKUATAN RUH DAN HATI
PENDAHULUAN
Untuk mengetuk dinding jiwa, maka langkah awal yang terpikirkan bagaimana menggerakkan kekuatan pikiran dalam berpikir artinya berusaha mengetahui sesuatu yang belum diketahui.
Sejalan dengan pemikiran itu, kita mencoba untuk menghayati dari sisi huruf dalam kata. Kedua kata yang kita ungkapkan itu memili-ki sifat ketergantungan yaitu iman dan amal. Dengan pemahaman itu diharapkan memotivasi perasaan dan menghayati untuk menggerakkan kemampuan berpikir dalam usaha menemukan tentang diri sebagai jalan yang lebih dekat untuk mengenal Tuhan.
Sebagai muslim dengan kemampuan berpikir seharusnya ia mampu membina pribadinya sesuai dengan alunan syariat lahir batin serta mengaktualisasikan sepenuh kemampuan dan sebulat hati.
Sejenak bila kita merenung dan menghayati yang difirmankan pada S.Q. 9 : 119 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
Jadi dengan pemahaman itu, maka orang-orang yang bertakwa, merekalah manusia-manusia bijak dengan setulus hati, sehingga kebenaran merupakan inti ucapan mereka, kesederhanaan adalah pakaian mereka dan kerendahan hati mengiringi gerak gerik dalam menjalankan kehidupan.
Dengan pikiran itu mereka tundukkan pandangan mereka terhadap segala yang diharamkan Allah. Dan mereka gunakan pendengarannya hanya untuk mendengarkan ilmu yang berguna.Jadi jiwanya selalu diliputi ketenangan dalam menghadapi cobaan sama seperti dalam menerima kenikmatan. Dan sekiranya bukan karena kepastian ajal yang telah ditetapkan, niscaya roh mereka takakan tinggal diam dalam jasad-jasad mereka hanya sekejap, baik sifat kerinduannya kepada pahala Allah atau ketakutannya akan hukumannya.
Oleh karena itu kembangkankanlah kemampuan berpikir dalam menemukan diri, sehingga kita meresapkan pandangan bahwa amal merupakan bagian dari iman, dapat dipastikan bahwa iman dapat meningkat dan berkurang. Dengan meningkatnya amal, meningkat pulalah keimanan dan dengan merosotnya amal, berkurang pulalah keimanan. Iman dan amal berjalin erat dan saling mempengaruhi.
Sebaliknya orang yang berpandangan bahwa amal bukan merupa-kan bagian dari iman harus menerima implikasi bahwa iman tidak bertambah dan berkurang dengan bertambah dan berkurangnya amal.
Apa yang kita ungkapkan diatas menjadi daya dorong untuk mem-bayang-bayangi untuk kita selalu mengingat siapa, darimana, kemana perjalanan hidup ini, maka kita merenung kembali apa yang dipesankan oleh Rasullalah Saw. tentang jalan keselamatan seperti yang diungkapkan oleh Abu Hurairah r.a., bahwasanya beliau bersabda :
“Barang siapa melapangkan seorang Mu’min dari saalah satu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan penderitaan seseorang, maka Allah akan meringankan penderitaan-nya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa menutupi cacat seseorang Muslim, maka Allah akan menutupi cacatnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan selalu memberikan pertolongan kepada sseseorang selama tersebut suka menolong saudaranya. Dan barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tiada ber-kumpul suatu kaum dalam sebuah rumah dari antara rumah-rumah Allah (masjid) untuk membaca Al Qur’an dan mengkajinya bersama-sama, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat akan meliputi mereka dan malaikat akan mengerumuni mereka,serta oleh Allah mereka akan disebut di kalangan orang-orang yang berada disisi-Nya. Dan barangsiapa terlambat amalnya maka dia tidak akan dipercepat oleh nasab keturunannya”
(H.R. Muslim).
Apa yang dapat kita tarik sebagai renungan untuk kita pikirkan dalam kehidupan agar jalan keselamatan menuju perjalanan abadi :
• Menciptakan kehidupan yang harmonis dalam lingkungan hidup yang dijalaninya.
• Berusha memupuk kebiasaan yang produktif dengan meningkatkan ilmu, keterampilan dan keinginan yang sejalan dengan niat.
• Berusaha mengamalkannya dari seluruh ajaran dalam Al Qur’an kedalam iman dan amal dalam kehidupannya.
Dengan memperhatikan firman Allah dan sunnah Rasul yang kita utarakan diatas maka meningkatkan kemampuan berpikir dengan pendekatan pemahaman intuisi dan perasaan yang dapat membentuk akhlak dan martabat menjadi satu kepribadian yang utuh sehingga diharapkan dapat menumbuhkan akan hakikat diri kedalam sikap dan perilaku. Salah satunya adalah membangun kebiasa-an yang produktif yang berlandaskan ilmu, keterampilan dan ke-inginan menjadi manusia yang memiliki kejujuran.
Kejujuran adalah kebenaran yang menjadi lanndasan iman dan kenyataan kehidupan sehari-hari, sebaliknya kebohongan adalah yang tidak benar dijadikan landasan berpijak. Oleh karena itu dalam usaha menuju ke jalan kebenaran maka ia beriman kepada Allah Swt, mengetahui rahasia kehidupan, maka ia harus menempuh kejujuran daalam ucapan dan perbuatannya serta menjadikannya dalam hidupnya. Karena ia menyadari sepenuhnya bahwa bohong adalah bertentangan dengan iman. Bohong adalah bahaya yang merusak aqidah dan amal perbuatan.
Sejalan dengan pokok pikiran yang kita ungkapkan diatas, maka usaha-usaha untuk mengetuk dinding jiwa dengan kekuatan ruh dan hati diperlukan kekuatan dalam berpikir, dimaksudkan untuk mengetahui dari sesuatu yang belum diketahui, disinilah letak manusia berpikir mencari kebenaran dengan mengungkit pemahaman sebagai daya dorong menjadi „KAYA“ dalam kebiasaan yang produktif artinya mencari (K)ebenaran dengan landasan (A)gama dengan kekuatan (Y)akin dalam menjalankan (A)manah.
DENGAN 7 M MENDALAMI MAKNA RUH, HATI DAN JIWA
Sejenak kita membayangkan bahwa andil dalam kehidupan walaupun pada diri sendiri, maka kalau jasmani makan, rohani juga makan yaitu dengan pengetahuan. Kalau jasmani berpakaian rohani mesti berpakaian yaitu budi. Kalau jasmani berlatih, rohani juga dilatih yaitu dengan kesusahan. Kalau jasmani dibersihkan , rohani juga dibersihkan dengan kesucian bathin dan kalau jasmani diobati rohani juga harus diobati dengan kebiasaan pikiran prodktif, maka akan terbentang keinginan untuk mengetahui dari yang tidak tahu menjadi tahu sebagai dorongan untuk berpikir. Jadi untuk mengetuk dinding jiwa dengan kekuatan roh (ruh) dan hati dalam menuai perjalanan hidup abadi diperlukan kekuatan untuk mengetahui apa yang diajarkan dalam Al Qur’an tentang Roh, Hati dan Jiwa itu sendiri.
RUH (ROH), seperti yang diungkapkan dalam Al Qur’an sbb. :
QS. 17 : 85” Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
QS. 4 : 171 “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
QS. 19 : 17” maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
QS. 32 : 9” Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
QS. 38 : 72” Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”.
QS. 66 : 12” dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang ta`at.
QS. 78 : 38” Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.
QS. 81 : 7” dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh),
Dengan mngungkapkan surat dan ayat yang kita kemukan diatas, maka kita untuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan :
• Petunjuk-petunjuk Alah dalam menghadapi tantangan ;
• Pandangan Al Qur’an terhadap Nabi Isa a.s. ;
• Kisah Maryam dan Nabi Isa a.s. ;
• Proses kejadian manusia dan kebangkitannya di hari kiamat ;
• Adam dan godaan iblis ;
• Contoh-contoh tentang isteri yang tidak baik dan isteri yang baik ;
• Perintah agar manusia memilih jalan yang benar kepada Tuhannya ;
• Dikala terjadi peistiwa-peristiwa besar pada hari kiamat, tahulah tiap-tiap jiwa apa yang telah dikerjakannya waktu di dunia.
Ruh berangsur dewasa sesuai dengan perkembangan jasmani :
S.22 : 5“ Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Ruh berarti malaikat :
QS. 19 : 17” maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Manusia setelah meninggal ruhnya kembali kepada Allah :
QS.6 : 62” Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat.
Ruh termasuk urusan Tuhan / persoalan ruh monopoli Allah :
QS.17 : 85” Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Ruh yang sadar :
QS. 75 : 2” Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Ruh yang tenang :
QS.89 : 27” Hai jiwa yang tenang.
Ruh dan jasad manusia akan dipertemukan lagi di akherat :
QS. 81 : 7” dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh),
Keadaan ruh orang tidur/mati ; Ayat Allah pada dinamika ruh manusia :
QS. 39 : 42” Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
HATI, diungkapkan dalam surat dan ayat seperti dibawah ini :
QS, 2 : 10” Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.,
93” Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!” Mereka menjawab: “Kami mendengarkan tetapi tidak menta`ati”. Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: “Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)”., 118, 204, 225, 235, 263, 264, 283, 284
QS. 3 : 103” Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!” Mereka menjawab: “Kami mendengarkan tetapi tidak menta`ati”. Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: “Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)”.,118,119,120, 126, 139, 151, 153, 154, 156, 167, 170,171,186,199
QS. 4 : 4” Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya., 32, 63, 65, 90, 104, 155
QS. 5 : 7” Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: “Kami dengar dan kami ta`ati”. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati (mu)., 13, 41, 52, 68, 89, 113
QS. 6 : 25” Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan) mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: “Al Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu”., 3, 45, 48, 110, 113
QS. 7 :35” Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati., 49, 64, 93, 10, 101, 17, 205
QS. 8 : 2” Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,, 10, 11, 12, 24, 43, 45, 49, 63, 78
QS. 9 : 8” Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian)., 14, 15, 45, 47, 48, 55, 64, 87, 93, 110, 114, 117, 125, 127
QS. 10 : 62” Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati., 74, 88
QS. 11 : 120Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.,
QS. 13 : 28” (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
QS. 14 : 37” Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur., 43
QS. 15 : 47“ Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan., 88
QS. 16 : 22” Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong., 78, 102, 108, 127
QS. 17 : 25” Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat., 36, 72, 74
QS. 18 : 6” Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur’an)., 14, 18, 28, 57
QS. 19 : 24” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu., 26, 96
QS. 20 : 40” (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir`aun): ‘Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?” Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Mad-yan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa,, 67
QS. 21 : 3” (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: “Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya?”
QS. 22 : 15“ Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya., 31, 35, 46, 53, 54
QS. 23 : 60” Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,, 63, 78
QS. 24 : 37”, 50
QS. 25 : 32” laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. , 74
QS. 26 : 88” (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,, 194
QS. 27 : 14”Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
QS. 28 : 7” Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul., 10, 13, 43
QS. 30 : 59” Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau) memahami.
QS. 31 : 23” Dan barangsiapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
QS. 32 : 9” Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
QS. 33 : 4”Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan isteri-isterimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). , 5, 10, 11, 12, 26, 37, 51, 53
QS. 34 : 23“ Dan tiadalah berguna syafa`at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa`at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab: “(Perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
QS. 35 : 38“ Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Qs. 37 : 84” (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.
QS. 39 : 22“ Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata., 45
QS. 40 : 18” Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata., 19, 35, 80
QS. 42 : 24” Bahkan mereka mengatakan: “Dia (Muhammad) telah mengada-adakan dusta terhadap Allah”. Maka jika Allah menghendaki niscaya Dia mengunci mati hatimu; dan Allah menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat-Nya (Al Qur’an). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
QS. 43 : 71” Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.”
QS. 46 : 26“ Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.
QS. 47 : 20“ Dan orang-orang yang beriman berkata: “Mengapa tiada diturunkan suatu surat?” Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka., 29
QS. 48 : 4” Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,, 11, 12, 18, 26
QS. 49 : 7” Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,, 14
QS. 50 : 16” Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,
QS. 53 : 11“ Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.
QS. 57 : 6” Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
QS. 59 : 2” Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan., 10, 13, 14,
QS. 64 : 11“ Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
QS. 65 : 6” Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.
QS. 66 : 4“ Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mu’min yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
QS. 67 : 13“ Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Dengan membaca serta kita merenungkan tentang hati yang diungkapkan dalam surat dan ayat diatas mengingatkan kita kepada hal-hal yang terkait dengan :
• Golongan munafik ;
• Keharusan menjaga persatuan ;
• Kewajiban para washi terhadap asuhannya dan kewajiban para wali terhadap orang yang dibawah perwaliannya ;
• Wudhu’, mandi dan tayamun ;
• Kesaksian kaum musyrikin terhadap dirinya sendiri dan keadaan merka di hari kiamat ;
• Pengutusan para Rasul dan akibat penerimaan dan penolakan kerasulan ;
• Sifat-sifat orang mu’min ;
• Sebab-sebab perjanjian damai Pelajaran dari kisah-kisah beberapa Nabi ;
• Ketenteraman hati orang-orang yang beriman serta pembalasan bagi mereka ;
• Permohonan-permohonan Nabi Ibrahim a.s. ;
• Rahmat Allah bagi orang-orang yang bertakwa :
• Ketakaburan menjadikan seseorang ingkar kepada kebenaran ;
• Beberapa tata krama pergaulan ;
• Ancaman terhadap kpercayaan Tuhan punya anak ;
• Kelahiran Nabi Isa a.s. ;
• Nikmat-nikmat Allah Kepada Nabi Musa a.s. sejak kecil ;
• Ocehan kaum musyrikin Allah pasti datang ;
• Sifat-sifat seorang muslim yang ukhlis ;
• Mereka yang mendapat pancaran nur ilahi ;
• Keadaan manusia yang tidak membenarkan Al Qur’an pada hari kiamat ;
• Kisah Ibrahim a.s. ;
• Musa a.s. menerima wahyu dari tuhan , Muhammad-pun menerima wahyu yaitu Al Qur’an dari Tuhan ;
• Musa a.s. dicampakkan ke dalam sungai Nil untuk menyelamatkan kaumnya dari kekejaman Fir’aun ;
• Anjuran memperhatikan tamsil ibarat yang terdapat dalam Al Qur’an
• Kekuasaan Allah adalah mutlak dan akibat pengingkaran terhadapnya ;
• Proses kejadian manusia dan kebangkitannya di hari kiamat ;
• Sembahan-sembahan selain Allah tidak mempunyai kekuasaan sedikitpun;
• Kebenaran Allah dan tidak berdanya sembahan-sembahan selain Allah
• Nabi Ibrahim menghancurkan berhala ;
• Perbandingan antara orang-orang mu’min dan orang-orang yang kafir.
• Kewajiban menunaikan ibadat kepada Allah ;
• Allah mmberikan pembalasan kepada amal seseorang menurut niatnya ;
• Kebahagian yang dini’mati oleh penduduk surga dan kesengsaraan yang dialami oleh penduduk neraka ;
• Kehancuran kaum ‚aad ;
• Ancaman terhadap orang-orang munafik dan orang-orang murtad ;
• Khabar gembira kepada Nabi Muhammad S.A.W. dan kaum muslim ;
• Cara menyelsaikan persngktaan yang timbul antara kaum muslimin ;
• Gerak gerik manusia dan perkataannya dicatat oleh para malaikat ;
• Tuhan bersumpah bahwa wahyu yang diturunkan kepada nabi muhammad s.a.w. adalah benar. ;
• Segala sesuatu pada hakekatnya milik Allah maka janganlah kamu merasa berat menafkahkan harta dan rezekimu di jalan Allah ;
• Pegusir bani nadhir dari madinah ;
• Kesalahan-kesalahan manusia akan dinampakkan Allah pada hari kiamat
• Beberapa ketentun tentang thalaaq dan ‚iddah ;
• Nabi Muhammad s.a.w. dengan istri-isterinya ;
• Janji-janji Allah kepada orang-orang mu’min.
Allah mendinding antara manusia dan hatinya :
QS. 8 : 24” Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Allah mengetahui yang di dalam hatinya:
QS. 3 : 29” Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui.” Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
QS. 35 : 38” Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Allah mengunci hati orang yang mengikuti hawa nafsu :
QS. 2 : 7” Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat., 88” Dan mereka berkata: “Hati kami tertutup”. Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.
QS. 42 : 24“ Bahkan mereka mengatakan: “Dia (Muhammad) telah mengada-adakan dusta terhadap Allah”. Maka jika Allah menghendaki niscaya Dia mengunci mati hatimu; dan Allah menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat-Nya (Al Qur’an). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
QS. 45 : 23“ Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
QS. 47 : 16“ Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): “Apakah yang dikatakannya tadi?” Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka. , 24“ Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?
QS. 57 : 16“ Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.
QS. 63 : 3“ Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.
QS. 74 : 31“ Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.
Allah menutup hati orang yang berpaling setelah dieringatkan :
QS. 18 : 57“ Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat dari Tuhannya lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya,
Berhati-hati :
QS. 5 : 41“ Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah” Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.
QS.9 : 50“ Jika kamu mendapat sesuatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: “Sesungguhnya kami sebelumnya telah memperhatikan urusan kami (tidak pergi berperang)” dan mereka berpaling dengan rasa gembira.
QS. 64 : 14“ Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Baik hati :
QS. 49 : 3”Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
QS. 50 : 33“ (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat,
QS. 57 : 16“ Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik., 27“ Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.
QS.58 : 22“ Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.
QS. 59 : 9“ Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
QS. 66 : 4“ Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mu’min yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
Hati keras bagai batu :
QS. 2 : 74“ Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Rela hati :
QS. 2 : 158“ Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa`i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Sedih hati :
QS.2 : 62“ Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati., 262“ Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan sipenerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Ketenteraman hati bisa dicapai dengan mengingat Allah :
QS. 13 : 28“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Orang yang buta hati tak dapat lagi memahami kebenaran :
QS. 22 : 46“ maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Suka hati :
QS. 41 : 11“ Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.
Teguh hati :
QS. 16 : 96 “ Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
QS. 39 : 10“ Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Rendah hati :
QS. 6 : 63”Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo`a kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): “Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.”
QS. 7 : 55”Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas., 146“ Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya.
QS. 25 : 63”Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.
QS. 28 : 83”Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
QS. 31 : 18” Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri., 19“ Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
QS. 40 : 35” (Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.
JIWA, diungkapkan dalam surat dan ayat seperti dibawah ini :
QS. 2 : 155” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
QS. 3 : 164” Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata., 185” Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
QS. 4 : 63” Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka., 95” Tidaklah sama antara mu’min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,
QS. 5 : 45” Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
QS. 6 : 36” Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya-lah mereka dikembalikan., 151” Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).
QS. 7 : 172” Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,
QS. 8 : 72” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
QS. 9 : 81” Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas (nya)”, jikalau mereka mengetahui., 103” Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui., 118” dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
QS. 17 : 33” Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
QS.18 : 74” Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar”.
QS. 21 : 102” mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka, dan mereka kekal dalam meni`mati apa yang diingini oleh mereka.
QS. 25 : 68” Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya),
QS. 31 : 28” Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
QS. 32 : 13” Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi) nya, akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) daripadaku; “Sesungguhnya akan aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama.
QS. 39 : 42”Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir., 70“ Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.
QS. 40 : 17”Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.
QS. 49 : 15” Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
QS. 61 : 11” (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,
QS. 75 : 2” dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
QS.81 : 14” maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.
QS. 82 : 5” maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.
QS. 86 : 4” tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.
QS. 91 : 7” dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),, 8” maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,, 9” sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
Dengan membaca dan kita merenungkan kembali tentang jiwa seperti yang trungkap dalam surat dan ayat diatas akan mengingatkan kita tentang hal-hal yang terkait dengan :
• Cobaan berat dalam menegakkan kebenaran ;
• Akhlak dan beberapa sifat nabi Muhammad s.a.w.,
• Kebhakilan dan dusta serta balasannya ;
• Dasar-dasar pemerintahan,
• Perbedaan antara orang yang berjihad dan yang tidak berjihad karena uzur dengan yang tidak berjihad ;
• Pengigkaran orang-orang yahudi terhadap hukum-hukum taurat dan khausan memutuskan perkara meurut hukum yang diturunkan Allah ;
• Firman Allah yang membsarkan hati nabi Muhammad s.a.w.,
• Peraturan-peraturan yang dibuat-buat oleh kaum musyrikin dan pimpinan Allah terhadap kaum muslimin ;
• Ketaudian sesuai dengan fitrah manusia ;
• Cinta perdamaian dan keharusan mempertebal semangat jihad ;
• Keadaan orang-orang munafik yang tidak mau berjihad, 103 Keharusan penguasa memungut zakat,
• Larangan memintakan ampun untuk orang-orang musyrik ;
• Beberapa tata krama pergaulan ;
• Khidr membunuh seorang anak ;
• Kisah beberapa orang Nabi ;
• Sifat-sifat hambah Allah yang mndapat kmuliaan ;
• Kekuasaan Allah adalah mutlak dan akibat pegingkaran terhadapnya ;
• Sebuah perbandingan antara orang-orang mu’min dengan orang kafir ;
• Syafa’at itu adalah semata-mata hak Allah ,
• Beberapa peristiwa yang terjadi pada hari kiamat ;
• Kewajiban menunaikan ibadat kepada Allah ;
• Ciri-ciri iman yang sebenarnya ;
• Kemenangan dapat diperoleh hanya dengan pengorbanan;
• Kekuasaan Allah menghidupkan manusia seperti semula ;
• Teguran kepada Rsulullah s.a.w. ;
• Celaan terhadap manusia yang durhaka kepada Allah ;
• Tiap-tiap manusia itu ada yang menjaganya;
• Manusia diilhami Allah jalan yang buruk dan yang baik.
Berjihad dengan jiwa dan harta untuk mendapatkan keridhaaan Tuhan
QS.61 : 11“ sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,, 12“ niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga `Adn. Itulah keberuntungan yang besar., 13“ Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.
Penghargaan Allah terhadap jiwa yang tenang
QS. 89 : 27” Hai jiwa yang tenang., 28” Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya., 29” Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,, 30” dan masuklah ke dalam surga-Ku.
Jiwa seseorang dalam kekuasaan Tuhan
QS. 39 : 42”Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir., 70“ Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Tiap yang berjiwa akan merasakan mati
QS. 3 : 185“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
QS. 21 : 35” Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
QS. 29 : 57” Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.
Jiwa yang menyesali dirinya
QS. 75 : 2” dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
Jiwa yang muta’innah
QS. 89 : 27” Hai jiwa yang tenang., 28” Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya., 29” Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,, 30” dan masuklah ke dalam surga-Ku.
Mengotori jiwa
QS. 91 : 10” dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Penyakit jiwa (hati)
QS. 2 : 10” Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
QS. 8 : 49” (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mu’min) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
QS. 9 : 125” Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.
QS. 22 : 15” Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya., 53” agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat,
QS. 24 : 50” Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.
QS. 33 : 12” Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”., 60” Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar,
QS. 47 : 29” Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
Persaksian jiwa tentang tuhan
QS. 7 : 172” Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,
Mensyujikan jiwa
QS. 91 : 9” dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Tiap jiwa di jaga oleh malaikat
QS.13 : 11“ Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
QS.86 : 4“ tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.
KESIMPULAN
Hidup penuh dengan perjuangan dan kesulitan hidup yang mungkin tidak henti-hentinya. Semuanya silih berganti, kesulitan yang satu disusul oleh kesulitan lain, oleh karena itu bayangkan dalam kebiasaan berpikir bahwa hidup tiada berilmu sebagai sampan tidak berkemudi. Orang yang tidak mnambah ilmunya berarti kalah dalam perjuangan hidup.
Sejalan dengan pikiran diatas, maka kita juga membayangkan bahwa hidup dalam pelayaran yang jauh untuk menuju keakhirat, maka terbayang dalam kekuatan pikiran untuk menggugah kemauan dan kebiasaan menjadi penggugah untuk 1) perkuat sampan, tambal mana yang bolong ; 2) peringan beban ; 3) perbanyak perbekalan ; 4) segala pekerjaan dengan ikhlas.
Oleh karena itu, segala usaha untuk meraih kesempurnaan spritual dalam mengetuk dinding JIWA dengan kekuatan ROH (RUH) dan HATI dalam perjalanan hidup abadi ini adalah kekuatan meningkatkan kesempurnaan sebagai fitrah yang sangat kuat dalam diri manusia kedalam berbagai dorongan yang bergolak dari kekuatan amalan lahir dan bathin
Kekuatan dorongan tersebut ingatlah bahwa ROH (RUH) bila diuraikan unsur kata menjadi (R)ahasia , (O)rang / (U)mur, (H)idup, jadi bila unsur kata tersebut disusun kedalam untaian kalmat yang bermakna, HIDUP adalah Kekuasaan sebagai (R)ahasia Tuhan yang menetapkan (U)mur dalam perjalanan (H)idup manusia. Dengan mengingat HIDUP sebagai untaian kalimat yang bermakna menjadi pendorong bahwa setiap waktu bila Tuhan telah berkehendak dapat mencabutnya.
Oleh karena itu, ingatlah pula kekuatan dorongan HATI, bila diuraikan unsur kata menjadi (H)asrat, (A)manah, (T)ndakan, (I)lmu, jadi bila unsur kata tersebut disusun kedalam uantaian kalimat yang bermakna, maka HATI adalah dorongan kekuatan memandang yang digerakkan oleh kekuatan (H)asrat dalam menjalankan (A)manah kedalam (T)indakan yang berlandaskan keputusan (I)lmu pengetahuan.
Kekuatan dorongan JIWA, bila diuraikan unsur kata menjadi (J)asmani, (I)hsan, (W)atak, (A)gama, jadi bila unsur kata tersebut disusun kedalam untaian kalimat yang bermakna, JIWA adalah kekuatan unsur badan sebagai (J)asmani yang bertanggung jawab kedalam (I)hsan dalam membangun (W)atak yang berlandaskan tuntunan (A)gama.
Bertitik tolak dari kekuatan pemikiran diatas, diharapkan ada kemampuan manusia menmukan jati dirinya dengan mengetuk dinding JIWA yang ada dalam diri manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan kualitas yang sejalan dengan tingkat kedewasaan berpikir dengan memahami, menghayati dan mengamalkan kekuatan RUH yang memberikan energi kepada manusia yang ditiupkan oleh Allah dengan membawa sifat-sifat Allah agar kehidupan manusia sesuai dengan fitrahnya, maka sesungguhnya manusia itu siap untuk mengenal Allah, dengan HATI-nya bukan dengan jiwa. Jadi hatilah yang mengenal Allah dan hati pula yang mendekatkan diri kepada-Nya, hati yang beramal untuk-Nya, hati yang berusaha menuju kepada-Nya dan hati pula yang menyingkapkan tabir penghalang terhadap sesuatu yang ada pada sisi-Nya.
Sedangkan JIWA sebagai anggota-anggota tubuh yang lain hanyalah menjadi pengikut atau pengiring, pelayan dan alat-alat penghidmatan kepadanya, Oleh karena itu HATI mempergunakan anggota-anggota itu seprti raja mempergunakan hamba sahaya dan laksana gembala mempergunakan ternaknya da seperti tukang atau pengrajin mempergunakan perkakasnya.
HATI diterima disisi Allah, apabila ia selamat dan bersih dari selain Allah. Dan ia terdinding dari Allah, apabila ia tenggelam dalam selain Allah. Hatilah yang dituntut, hatilah yang diajak bicara, hatilah yang dimurkai. Dan hati pulalah yang merasakan bahagia ekat dengan Allah.
Maka berutunglah manusia apabila ia dapat membersihkan hatinya. Danhati itu pula mengalahkan dan mencelakakannya apabila ia mengotori dan menodainya. Pada hakikatnya hatilah yang taat kepada Allah, sedang ibadat yang dilakukan oleh anggota-anggota adalah cahayanya. Hati pula yang durhaka dan melawan Allah sedang kejahatan yang dilakukannya yang mengalir ke seluruh anggota adalah merupakan bekas-bekasnya.
Dengan gelap dan terangnya hati, nyatalah kebaikan dan kejahatan lahiriah, karena setiap benjana membayangkan apa yang ada di dalamnya.
Apabila manusia mengenal hatinya, niscaya ia akan mengenal dirinya dan apabila ia mengenal dirinya niscaya ia mengenal Tuhannya. Sebaliknya apabila manusia tidak mengenal hatinya, niscaya ia tidak mengenal dirinya. Dan apabila ia tidak mengenal drinya, niscaya ia tidak mengenal Tuhannya.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka manusia harus mampu memanfaatkan dari kekuatan OTAK (Orang, Tawakal , Amanah, Kerja) batin dengan mengungkit kekuatan berpikir melalui alat berpkir sebagai unsur jiwa yang disebut dengan kekuatan KESADARAN, KECERDASAN dan AKAL dalam proses berpikir dari yang tidak tahu menjadi tahu untuk mencari kebenaran melalui pemaham atas makna ORANG (organ, ruh, akal, nafsu, golongan) TAWAKAL ( taat, aqidah, wahyu, allah, kitab, alqur’an, lailatur qodar) AMANAH ( amal, martabat, akhlak, nasib, azab, hari) KERJA (kebajikan, energi, rasional, janji, adiL ) sebagai unsur pendorong dalam berpikir.
MAKNA AMAL DALAM HIDUPKU
5. MAKNA AMAL DALAM HIDUPKU
PENDAHULUAN
Untuk mengembangkan kemampuan kita berpikir dalam memahami makna amal, sebaiknya kita mengingatkan kembali nasehat dua perkara yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw, sesungguh-nya belaiau bersabda :
“ Ada dua perkara yang paling utama tiada tandingannya, yaitu iman kepada Allah dan memberikan manfaat untuk orang-orang muslim”
“ Hamba yang paling dicitai Allah Swt. adalah hamba yang paling bermanfaat bagi hamba lain. Amal yang paling utama adalah memberikan kegembiraan kepada hati orang mukmin, suatu kegembiraan yang menghindarkannya dari kelaparan atau kesusah-an atau membayarkan utangnya. Ada dua perkara yang paling jahat, yang tiada tandingannya yaitu mempersekutukan Allah dan membahayakan orang-orang muslim”
Dari kedua ungkapan diatas, bila kita renungkan dan hayati, maka memberikan daya dorong untuk kita mengungkapkan pemikiran mengenal amal yang kita lihat dari perangainya artinya bagaimana manusia dalam perjalanan hidup untuk bersikap dan berperilaku.
Oleh karena itu, kita merenungkan kembali ungkapan yang diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw, mengatakan bahwa :
“Tidak ada bahan lain untuk surga dan neraka bagi manusia setelah mati, kecuali atas amal perbuatannya selagi di dunia”.
Dengan mengingat hal-hal yang kita ungkapkan diatas, maka timbul pertanyaan pada diri kita, bagaimana caranya kita memufuk suatu kebiasaan yang produktif agar membentuk keperibadian untuk mampu mempergunakan otak dan hati. Atau dengan kata lain bahwa berpikirlah sesuka hati ini, tapi hati-hati dalam menyatakan pikiran, sehingga kalau saja kita berpikir tanpa membatasi tujuan, kita hanya pada pemikiran saja. Itu berarti kita tidak membentuk kebiasaan menjadi amal dalam bersikap dan berperilaku.
Dengan kemampuan berpikir intuisi, maka seseorang telah mengakui percaya kepada Allah dan kepada hari kemudian, dan telah mengakui pula kepada Rasul-rasul utusan Tuhan, niscaya dengan sendirinya kepercayaan itu mendorongnya mencari perbuatan-perbuatan yang diterima dengan rela oleh Tuhan. Niscaya dia bersiap-siap sebab dia telah percaya bahwa kelak dia akan berjum-pa dengan Tuhan. Niscaya dia senantiasa berusaha di dalam hidup menempuh jalan lurus. Jadi seorang mengakui dirinya dermawan, berusaha mencari lobang untuk menafkahkan harta bendanya kepada orang yang patut dibantu.
Dengan pemahaman diatas, maka dalam membentuk perangai menjadi suatu kepribadian yang dapat menuntun dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan dunia, marilah kita menguraikan makna amal dari sisi unsur huruf menjadi kata bermakna sehingga dapat membayangkan bahwa seorang mengaku muslim tetapi tidak mengamalkannya, bagaikan peluru yang tidak dipergunakan. Jadi nilai manusia hidup bukan hartanya saja, tetapi amalnya terhadap sesama manusia.
AMAL, adalah menyangkut perintah Allah SWT melalui pesuruh-Nya Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan syariat yang menyeluruh persoalan hidup lahir dan batin, artinya Allah SWT menetapkan bahwa syariat lahir adalah untuk diamalkan oleh jasad lahir, sedangkan syariat batin adalah untuk diamal-kan oleh jasad batin (roh)
Didalam Al Qur’an kata amal dapat kita ketemukan dalam surat dan ayat pada S.Q. 2 : 167, 223 ; 3 : 57 , 136, 139 ; 5 : 53 ; 6 : 88 , 160 ; 7 : 53 , 171 ; 11 : 7 ; 17 : 13 ; 42 : 15 ; 49 : 2, 14 ; 50 : 17 ; 58 : 6 ; 67 : 2.
Sebagai contoh S.Q. 2 : 167 “Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api Neraka “
S.Q. 2 : 223 “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.”
Bila kita renungkan ayat tersebut diatas dan memahami pula arti amalan, maka kita akan dapat lebih mendalami kandungan surat dan ayat lain yang akan memberikan arti dalam pemahaman keberadaan manusia sebagai khalifah di dunia ini untuk menjalankan AMANAH sesuai dengan perintah-NYA.
Untuk itu sebagai daya dorong dalam usaha-usaha manusia untuk selalu ingat kepada keyakinan dan berserah diri kepada Allah SWT, maka diperlukan adanya suatu cara pendekatan dalam mendorong untuk menciptakan hihmak berpikir agar kita selalu dapat menempatkan sikap dan perilaku untuk menjalankan AMANAH dengan mengingat hal-hal yang termuat dalam surat dan ayat yang menjadi batasan tentang diri kita yaitu :
• Pemahaman arti amal saleh.
• Balasan Allah kepada amal seseorang menurut niatnya.
• Balasan masing-masing tergantung amalannya.
• Balasan untuk yang beramal baik
• Derajat seseorang disisi Tuhan sesuai dengan amalnya.
• Hendaknya segala amal dikerjakan karena Allah.
• Balasan terhadao orang beramal buruk.
• Jaji Allah bagi yang mengerjakan amal saleh.
• Kemuliaan manusia terletak pada amal dan imannya.
• Amal salleh mempertemukan manusia dengan Tuhannya.
• Amal saleh yang kekal lebih baik dari perhiasan dunia.
• Setiap amal mendapat pahala dari Tuhan.
• Setiap orang akan memetik buah amalnya sendiri.
• Setiap orang telah ditetapkan amal perbuatannya.
• Tuhan tidak menyianyiakan amal seseorang.
• Amal untuk kebaikan dirinya sendiri.
• Yang menerima buku amal dari kanan akan menerima pemeriksaan yang mudah.
• Yang menerima buku amal dari belakang akan masuk neraka.
• Yang mengerjakan amal dalam keadaan beriman akan diberi pahala.
Demikianlah bila kita selalu mengingat-ingat hal-hal yang kita sebutkan diatas, maka setiap kita berpikir dalam melaksanakan sesuatu akan menuntun kita dalam bersikap dan berperilaku ke jalan yang benar, maka disitulah letak kebahagian kita menyiapkan bekal dalam menuju perjalanan abadi.
Dengan pikiran itu pula, kita dapat mengembangkan pikiran untuk meletakkan landasan yang kuat dalam mewujudkan amalan dalam bersikap dan berperilaku berdasarkan pemahaman kita dari huruf menjadi kata bermakna dari amal.
Oleh karena itu untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam menemukan tentang dirinya, mari kita menghayati unsur huruf dalam amal sebaga berikut :
AKHLAK DALAM UNSUR KATA (A)MAL :
AKHLAK, sistem nilai yang sesuai dengan ajaran dianut oleh manusia yang sejalan dengan keyakinan dan kepercayaan yang dapat menuntun manusia dalam bersikap dan berperilaku.Oleh itu dalam islam maka sistem yang dimaksud adalah Al Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainya.
Jadi akhlak yang menuntun dan membentuk kepribadian individu manusia sehingga setiap individu berbeda dari orang lain, oleh karena itu seberapa jauh seseorang dapat berakhlak dengan kepribadian sesuai dengan tuntunan Allah SWT, tergantung yang bersangkutan mengangkat derajatnya di mata Allah.
Mengenai dasar-dasar akhlak dapat kita ketemukan dalam Al Qur’an pada surat-surat S.Q. 7 : 199, 200, 201 ; 2 :109 ; 3 : 134, 159 ; 4 : 149 ; 5 :13. Dibawah ini kita ungkapkan surat dan ayat yang dimaksud sebagai berikut :
S.Q. 7 : 199 “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.”
S.Q. 7 : 200 “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
S.Q. 7 :201 “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.
S.Q. 2 : 109 “Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.
Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
S.Q. 3 : 134 “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
S.Q. 3 : 159 “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Dari contoh surat dan ayat yang kita ungkapkan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa bimbingan yang diberikan Islam merupakan pendekatan yang paling luhur dan paling berharga yang dapat menuntun akhlak dengan kepribadian yang luhur sehingga dapat dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan fitrah dan bakat untuk memanfaatkan hikmah berpikir ke jalan Allah SWT.
MARTABAT DALAM UNSUR KATA A(M)AL :
MARTABAT, tingkat harkat kemanusiaan dimata Allah SWT, dimana manusia memahami secara bulat apa maksud ia diciptakan-Nya untuk beribadah, sebagai khalifah, sebagai Ummat Nabi Saw dalam melanjutkan perjuangannya. Inilah dambaan manusia untuk menuntun harga darinya.
Untuk beribadah bukan hanya manusia tetapi seluruh makhluk di muka bumi ini beribadah menurut caranya masing-masing. Untuk itu perhatikan perintah Allah SWT dalam Al Qur’an seperi yang termuat dalam
S.Q. 24 : 41 “Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Jadi ibadanya Matahari yaitu dengan bergerak setiap hari dari tumur ke barat, begitu juga ibadahnya air yaitu senantiasa me-ngalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Apalagi manusia makhluk yang paling sempurna asal kejadiannya.
Sebagai khalifah, ketika Allah SWT menciptakan manusia, maka malaikat protes, seperti yang termuat dalam surat :
S.Q. 2 : 30 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Oleh karena itu, manusia sebagai penanggung jawab di muka bumi dan sebagai khalifatullah yang diberi sifat kasih sayang kepada seluruh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sejalan dengan pikiran itu bahwa pada diri setiap manusia terdapat empat sifat sesuai dengan kehendak Allah SWT yaitu 1) sifat hewanniyah, menggunakan harta dan diri untuk makan, minum, dan keperluas jasmani lainnya ; 2) sifat Malaikat menggunakan harta dan diri untuk ibadah ; 3) sifat Khalifah menggunakan harta dan diri untuk memberi manfaat kepada orang lain ; 4) sifat Nubuwwah menggunakan harta dan diri di jalan Allah (untuk memperjuangkan agama Allah).
Sebagai Ummat Nabi Saw, setelah meninggal Rasulullah Saw, maka tugas untuk mangajak manusia taat kepada Allah SWT, maka tugas ini diembankan kepada ummat ini. Seperti yang termuat dalam surat dibawah ini :
S.Q. 12 : 108 “Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (Al Qur’an) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu”.
Cobalah renungkan bahwa orang yang bertaqwa kepada Allah dengan martabat yang tinggi seperti yang tercantum dalaam Al Qur’an pada S.Q. 25 : 75 “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
AJARAN DALAM UNSUR KATA AM(A)L :
Dalam menjalankan kehidupan ini sesuai dengan perintah Allah Swt seperti yang termuat dalam Al Qur’an dan petunjuknya melaui Sunnah Nabi Muhammad Saw., maka ajaran syariat lahir untuk di-amalkan oleh jasad lahir dan syariat batin adalah untuk diamalkan oleh jaasad batin (roh).
Oleh karna itu ajaran jasad lahir semua anggota kita yang nampak dengan mata kasar manakala jasad batin ialah jasad ghaib yeng menggrakkan seluruh anggota lahir yang boleh berpikir, merasa, mengingat, mengetahui, memahami dan apa sahaja yang kita miliki dalam diri kita masing-masing yang dikenali sebagai roh.
Dengan pemahaman itu, maka amalan batin (hakikat) baik achlak dengan manusia maupun akhlak dengan tuhan tidaklah mudah, ditambah lagi bila amalan syariat (lahir) baik hablumminallah maupun hablumminannas haruslah dijalankan serentak dan seiring.
Kita menyadari bahwa tidak mudah melaksanakannya seperti yang difirmankan Allah Swt dalam Al Qur’an pada :
S.Q. 2 : 45 “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,
S.Q. 2 : 46 “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Jadi dengan meningkatkan ajaran itu, maka dalam perjalanan hidup ini, kesemuanya itu untuk memperindah iman, islam serta ihsan seorang muslim sehingga terwujud sifat dan watak takwa kepada Allah Swt. dengan sebebanr-benar takw pada diri seseorang. Disamping itu dalam hati mengandung niat untuk membuat sesuatu yang baik dan bermanfaat selamanya bagi manusia.
Oleh karena itu, meningkatkan syariat lahir dan batin kedalam lahir batin yang berpadu erat tanpa terpisah-pisah makan amalan lahir dan batin wajib dilaksanakan serentak dalam satu masa di semua waktu dan keadaan. Untuk itu dalam berpikir, bekerja dan belajar haruslah kita tumbuhkan secara berkelanjutan untuk memahami dan manghayati yang terkait dengan keutumaan dalam :
• Ilmu dan ulama
• Laa Ilaaha Illallooh
• Bismillaahir Rohmananir Rohiim
• Sholawat Nabi Saw.
• Iman
• Wudhu
• Siwak
• Adzan
• Sholat Jamaah
• Jum’at
• Masjid
• Serban
• Puasa
• Fardhu
• Sholat Sunnat
• Zakat
• Sedekah
• Salam
• Doa
• Istighfar
• Dzikrullooh
• Tasbih
• Taubat
• Fakir
• Nikah
• Ancaman Zina
• Ancaman homoseks
• Larangan minuman khomer
• Kepandaian memanah
• Berbhakti kepada dua orang tua
• Mendidik anak
• Tawadhu’
• Tidak bicara
• Sedikit makan, tidur, bersuka ria
• Sedikit ketawa
• Mengoh orang sakit
• Mengingat mati
• Mengingat kubur dan ketakutan di dalamnya
• Larangan meratapi orang mati
• Sabar ketika mendapat musibah.
Hal-hal yang kita ungkapkan diatas, dapat kita pahami dan dipelajari dari beragam penulis, yang masalah maukah kita meluangkah waktu membaca, berpikir dan belajar. Seandainya kita menyadari hidup di dunia adalah tempat ujian iman dan amal, maka dengan memanfaatkan “OTAK” diharapkan mampu memberikan daya dorong untuk mengenal tentang diri ini untuk menghayati hal-hal yang berkaitan maksud dan keperluan hidup dalam kesiapan menuju perjalanan abadi melalui rasa hati.
LANGKAH DALAM UNSUR KATA AMA(L)
Mampukah kita membangkitkan semangat untuk tumbuh sebagai sesuatu dalam menjalani khidupan ini menjadi kebiasaan yang produktif. Kebisaan yang produktif, apabila kita mampu menempatkan dan menegakkan kedalam tiga tonggak dalam memahami kemampuan kita berpikir yaitu :
Tonggak pertama adalah ilmu yang harus kita cari dari seperangkat informasi untuk menggerakkan apa yang harus dilakukan dan mengapa.
Tonggak kedua adalah pengetahuan yang harus kita cari dan direnungkan dari pengalaman diri sendiri dan atau orang lain untuk menggerakkan bagaimana melakukan.
Tonggak ketiga adalah keinginan yang harus digerakkan dari suatu penghayatan yang bermula dari niat sebagai daya dorong mau melakukannya.
Bertumpu kepada pemahaman tersebut kita akan menyadari setiap apa kekurangan yang terjadi pada diri kita untuk mengenal diri melalui rasa hati dengan demikian kita terus meningkat kemampu-an berpikir dari tidak tahu menjadi tahu, yang kesemuanya kita dalam melangkah selalu melibatkan Allah.
Dengan pemikiran itu kita selalu berpikir “jangan mengikuti langkah syeitan, seperti yang termuat dalam firman Allah sbb.:
S.Q. 6 : 142 “Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu,
S.Q. 24 : 21 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dengan peringatan terrsebut cobalah renungkan kembali, bagai-mana kita dapat memahami, menghayati dan mengaktualisasikan kedalam kehidupan sehar-hari dari pemanfaatan “OTAK”. Oleh karena itu gerakkan alat berpikir yang kita sebut KESADARAN, KECERDASAN DAN AKAL dalam kerangka kita menangkap keinginan untuk menarik pelaajaran dari hikmak berpikir sepan-jang hidup sebagai tuntunan kita bersikap dan berperilaku.
KESIMPULAN
Pemahaman dari sisi huruf pada kata amal, dapat kita rumuskan menjadi untaian kalimat yang bermakna seperti dibawah ini :
AMAL adalah sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh gambaran keperibadian seseorang yang ber-AKHLAK dengan landasan nilai yang dianutnya untuk menumbuh kembangkan MARTABAT sebagai gambaran harga dirinya melalui pemahaman AJARAN yang terkait dengan satu syariat menyeluruh persoalan hidup lahir dan batin kedalam LANGKAH-langkah untuk membangun suatu kebiasaan yang produktif.
Bertitik tolak dari pemahaman diatas, maka kita dapat merenungkan kata amal yang begitu banyak tercantum dalam Al Qur’an sebagai contoh kita ungkapkan pada :
S.Q. 2 : 167 “Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.”
Amal Saleh terungkap pada S.Q. 2 : 25 “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”
Kita disuruh oleh Allah Swt untuk berpikir, dengan kemampuan mempergunakan alat berpikir berupa kesadaran, kecerdasan dan akal kita dapat menghayati kekayaan dan keindahan alam semesta ciptaaan illahi.
Dengan pikiran itulah manusia yang berakhlak mampu menuntun sikap dan perilaku dengan ajaran islam tidak mau tumbuh di atas jiwa yang dibungkus oleh kemusyrikan dan kebendaan, sehingga kekuatan pikiran menuntun manusia menjadi bermartabat.
Posted in Uncategorized | Tagged SDM MUSLIMIN | Leave a Comment »
5. Makna Amal dalam hidupku
September 16, 2010 by suaraatr2025
5. MAKNA AMAL DALAM HIDUPKU
PENDAHULUAN
Untuk mengembangkan kemampuan kita berpikir dalam memahami makna amal, sebaiknya kita mengingatkan kembali nasehat dua perkara yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw, sesungguh-nya belaiau bersabda :
“ Ada dua perkara yang paling utama tiada tandingannya, yaitu iman kepada Allah dan memberikan manfaat untuk orang-orang muslim”
“ Hamba yang paling dicitai Allah Swt. adalah hamba yang paling bermanfaat bagi hamba lain. Amal yang paling utama adalah memberikan kegembiraan kepada hati orang mukmin, suatu kegembiraan yang menghindarkannya dari kelaparan atau kesusah-an atau membayarkan utangnya. Ada dua perkara yang paling jahat, yang tiada tandingannya yaitu mempersekutukan Allah dan membahayakan orang-orang muslim”
Dari kedua ungkapan diatas, bila kita renungkan dan hayati, maka memberikan daya dorong untuk kita mengungkapkan pemikiran mengenal amal yang kita lihat dari perangainya artinya bagaimana manusia dalam perjalanan hidup untuk bersikap dan berperilaku.
Oleh karena itu, kita merenungkan kembali ungkapan yang diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw, mengatakan bahwa :
“Tidak ada bahan lain untuk surga dan neraka bagi manusia setelah mati, kecuali atas amal perbuatannya selagi di dunia”.
Dengan mengingat hal-hal yang kita ungkapkan diatas, maka timbul pertanyaan pada diri kita, bagaimana caranya kita memufuk suatu kebiasaan yang produktif agar membentuk keperibadian untuk mampu mempergunakan otak dan hati. Atau dengan kata lain bahwa berpikirlah sesuka hati ini, tapi hati-hati dalam menyatakan pikiran, sehingga kalau saja kita berpikir tanpa membatasi tujuan, kita hanya pada pemikiran saja. Itu berarti kita tidak membentuk kebiasaan menjadi amal dalam bersikap dan berperilaku.
Dengan kemampuan berpikir intuisi, maka seseorang telah mengakui percaya kepada Allah dan kepada hari kemudian, dan telah mengakui pula kepada Rasul-rasul utusan Tuhan, niscaya dengan sendirinya kepercayaan itu mendorongnya mencari perbuatan-perbuatan yang diterima dengan rela oleh Tuhan. Niscaya dia bersiap-siap sebab dia telah percaya bahwa kelak dia akan berjum-pa dengan Tuhan. Niscaya dia senantiasa berusaha di dalam hidup menempuh jalan lurus. Jadi seorang mengakui dirinya dermawan, berusaha mencari lobang untuk menafkahkan harta bendanya kepada orang yang patut dibantu.
Dengan pemahaman diatas, maka dalam membentuk perangai menjadi suatu kepribadian yang dapat menuntun dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan dunia, marilah kita menguraikan makna amal dari sisi unsur huruf menjadi kata bermakna sehingga dapat membayangkan bahwa seorang mengaku muslim tetapi tidak mengamalkannya, bagaikan peluru yang tidak dipergunakan. Jadi nilai manusia hidup bukan hartanya saja, tetapi amalnya terhadap sesama manusia.
AMAL, adalah menyangkut perintah Allah SWT melalui pesuruh-Nya Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan syariat yang menyeluruh persoalan hidup lahir dan batin, artinya Allah SWT menetapkan bahwa syariat lahir adalah untuk diamalkan oleh jasad lahir, sedangkan syariat batin adalah untuk diamal-kan oleh jasad batin (roh)
Didalam Al Qur’an kata amal dapat kita ketemukan dalam surat dan ayat pada S.Q. 2 : 167, 223 ; 3 : 57 , 136, 139 ; 5 : 53 ; 6 : 88 , 160 ; 7 : 53 , 171 ; 11 : 7 ; 17 : 13 ; 42 : 15 ; 49 : 2, 14 ; 50 : 17 ; 58 : 6 ; 67 : 2.
Sebagai contoh S.Q. 2 : 167 “Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api Neraka “
S.Q. 2 : 223 “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.”
Bila kita renungkan ayat tersebut diatas dan memahami pula arti amalan, maka kita akan dapat lebih mendalami kandungan surat dan ayat lain yang akan memberikan arti dalam pemahaman keberadaan manusia sebagai khalifah di dunia ini untuk menjalankan AMANAH sesuai dengan perintah-NYA.
Untuk itu sebagai daya dorong dalam usaha-usaha manusia untuk selalu ingat kepada keyakinan dan berserah diri kepada Allah SWT, maka diperlukan adanya suatu cara pendekatan dalam mendorong untuk menciptakan hihmak berpikir agar kita selalu dapat menempatkan sikap dan perilaku untuk menjalankan AMANAH dengan mengingat hal-hal yang termuat dalam surat dan ayat yang menjadi batasan tentang diri kita yaitu :
• Pemahaman arti amal saleh.
• Balasan Allah kepada amal seseorang menurut niatnya.
• Balasan masing-masing tergantung amalannya.
• Balasan untuk yang beramal baik
• Derajat seseorang disisi Tuhan sesuai dengan amalnya.
• Hendaknya segala amal dikerjakan karena Allah.
• Balasan terhadao orang beramal buruk.
• Jaji Allah bagi yang mengerjakan amal saleh.
• Kemuliaan manusia terletak pada amal dan imannya.
• Amal salleh mempertemukan manusia dengan Tuhannya.
• Amal saleh yang kekal lebih baik dari perhiasan dunia.
• Setiap amal mendapat pahala dari Tuhan.
• Setiap orang akan memetik buah amalnya sendiri.
• Setiap orang telah ditetapkan amal perbuatannya.
• Tuhan tidak menyianyiakan amal seseorang.
• Amal untuk kebaikan dirinya sendiri.
• Yang menerima buku amal dari kanan akan menerima pemeriksaan yang mudah.
• Yang menerima buku amal dari belakang akan masuk neraka.
• Yang mengerjakan amal dalam keadaan beriman akan diberi pahala.
Demikianlah bila kita selalu mengingat-ingat hal-hal yang kita sebutkan diatas, maka setiap kita berpikir dalam melaksanakan sesuatu akan menuntun kita dalam bersikap dan berperilaku ke jalan yang benar, maka disitulah letak kebahagian kita menyiapkan bekal dalam menuju perjalanan abadi.
Dengan pikiran itu pula, kita dapat mengembangkan pikiran untuk meletakkan landasan yang kuat dalam mewujudkan amalan dalam bersikap dan berperilaku berdasarkan pemahaman kita dari huruf menjadi kata bermakna dari amal.
Oleh karena itu untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam menemukan tentang dirinya, mari kita menghayati unsur huruf dalam amal sebaga berikut :
AKHLAK DALAM UNSUR KATA (A)MAL :
AKHLAK, sistem nilai yang sesuai dengan ajaran dianut oleh manusia yang sejalan dengan keyakinan dan kepercayaan yang dapat menuntun manusia dalam bersikap dan berperilaku.Oleh itu dalam islam maka sistem yang dimaksud adalah Al Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainya.
Jadi akhlak yang menuntun dan membentuk kepribadian individu manusia sehingga setiap individu berbeda dari orang lain, oleh karena itu seberapa jauh seseorang dapat berakhlak dengan kepribadian sesuai dengan tuntunan Allah SWT, tergantung yang bersangkutan mengangkat derajatnya di mata Allah.
Mengenai dasar-dasar akhlak dapat kita ketemukan dalam Al Qur’an pada surat-surat S.Q. 7 : 199, 200, 201 ; 2 :109 ; 3 : 134, 159 ; 4 : 149 ; 5 :13. Dibawah ini kita ungkapkan surat dan ayat yang dimaksud sebagai berikut :
S.Q. 7 : 199 “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.”
S.Q. 7 : 200 “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
S.Q. 7 :201 “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.
S.Q. 2 : 109 “Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.
Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
S.Q. 3 : 134 “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
S.Q. 3 : 159 “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Dari contoh surat dan ayat yang kita ungkapkan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa bimbingan yang diberikan Islam merupakan pendekatan yang paling luhur dan paling berharga yang dapat menuntun akhlak dengan kepribadian yang luhur sehingga dapat dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan fitrah dan bakat untuk memanfaatkan hikmah berpikir ke jalan Allah SWT.
MARTABAT DALAM UNSUR KATA A(M)AL :
MARTABAT, tingkat harkat kemanusiaan dimata Allah SWT, dimana manusia memahami secara bulat apa maksud ia diciptakan-Nya untuk beribadah, sebagai khalifah, sebagai Ummat Nabi Saw dalam melanjutkan perjuangannya. Inilah dambaan manusia untuk menuntun harga darinya.
Untuk beribadah bukan hanya manusia tetapi seluruh makhluk di muka bumi ini beribadah menurut caranya masing-masing. Untuk itu perhatikan perintah Allah SWT dalam Al Qur’an seperi yang termuat dalam
S.Q. 24 : 41 “Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Jadi ibadanya Matahari yaitu dengan bergerak setiap hari dari tumur ke barat, begitu juga ibadahnya air yaitu senantiasa me-ngalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Apalagi manusia makhluk yang paling sempurna asal kejadiannya.
Sebagai khalifah, ketika Allah SWT menciptakan manusia, maka malaikat protes, seperti yang termuat dalam surat :
S.Q. 2 : 30 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Oleh karena itu, manusia sebagai penanggung jawab di muka bumi dan sebagai khalifatullah yang diberi sifat kasih sayang kepada seluruh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sejalan dengan pikiran itu bahwa pada diri setiap manusia terdapat empat sifat sesuai dengan kehendak Allah SWT yaitu 1) sifat hewanniyah, menggunakan harta dan diri untuk makan, minum, dan keperluas jasmani lainnya ; 2) sifat Malaikat menggunakan harta dan diri untuk ibadah ; 3) sifat Khalifah menggunakan harta dan diri untuk memberi manfaat kepada orang lain ; 4) sifat Nubuwwah menggunakan harta dan diri di jalan Allah (untuk memperjuangkan agama Allah).
Sebagai Ummat Nabi Saw, setelah meninggal Rasulullah Saw, maka tugas untuk mangajak manusia taat kepada Allah SWT, maka tugas ini diembankan kepada ummat ini. Seperti yang termuat dalam surat dibawah ini :
S.Q. 12 : 108 “Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (Al Qur’an) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu”.
Cobalah renungkan bahwa orang yang bertaqwa kepada Allah dengan martabat yang tinggi seperti yang tercantum dalaam Al Qur’an pada S.Q. 25 : 75 “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
AJARAN DALAM UNSUR KATA AM(A)L :
Dalam menjalankan kehidupan ini sesuai dengan perintah Allah Swt seperti yang termuat dalam Al Qur’an dan petunjuknya melaui Sunnah Nabi Muhammad Saw., maka ajaran syariat lahir untuk di-amalkan oleh jasad lahir dan syariat batin adalah untuk diamalkan oleh jaasad batin (roh).
Oleh karna itu ajaran jasad lahir semua anggota kita yang nampak dengan mata kasar manakala jasad batin ialah jasad ghaib yeng menggrakkan seluruh anggota lahir yang boleh berpikir, merasa, mengingat, mengetahui, memahami dan apa sahaja yang kita miliki dalam diri kita masing-masing yang dikenali sebagai roh.
Dengan pemahaman itu, maka amalan batin (hakikat) baik achlak dengan manusia maupun akhlak dengan tuhan tidaklah mudah, ditambah lagi bila amalan syariat (lahir) baik hablumminallah maupun hablumminannas haruslah dijalankan serentak dan seiring.
Kita menyadari bahwa tidak mudah melaksanakannya seperti yang difirmankan Allah Swt dalam Al Qur’an pada :
S.Q. 2 : 45 “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,
S.Q. 2 : 46 “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Jadi dengan meningkatkan ajaran itu, maka dalam perjalanan hidup ini, kesemuanya itu untuk memperindah iman, islam serta ihsan seorang muslim sehingga terwujud sifat dan watak takwa kepada Allah Swt. dengan sebebanr-benar takw pada diri seseorang. Disamping itu dalam hati mengandung niat untuk membuat sesuatu yang baik dan bermanfaat selamanya bagi manusia.
Oleh karena itu, meningkatkan syariat lahir dan batin kedalam lahir batin yang berpadu erat tanpa terpisah-pisah makan amalan lahir dan batin wajib dilaksanakan serentak dalam satu masa di semua waktu dan keadaan. Untuk itu dalam berpikir, bekerja dan belajar haruslah kita tumbuhkan secara berkelanjutan untuk memahami dan manghayati yang terkait dengan keutumaan dalam :
• Ilmu dan ulama
• Laa Ilaaha Illallooh
• Bismillaahir Rohmananir Rohiim
• Sholawat Nabi Saw.
• Iman
• Wudhu
• Siwak
• Adzan
• Sholat Jamaah
• Jum’at
• Masjid
• Serban
• Puasa
• Fardhu
• Sholat Sunnat
• Zakat
• Sedekah
• Salam
• Doa
• Istighfar
• Dzikrullooh
• Tasbih
• Taubat
• Fakir
• Nikah
• Ancaman Zina
• Ancaman homoseks
• Larangan minuman khomer
• Kepandaian memanah
• Berbhakti kepada dua orang tua
• Mendidik anak
• Tawadhu’
• Tidak bicara
• Sedikit makan, tidur, bersuka ria
• Sedikit ketawa
• Mengoh orang sakit
• Mengingat mati
• Mengingat kubur dan ketakutan di dalamnya
• Larangan meratapi orang mati
• Sabar ketika mendapat musibah.
Hal-hal yang kita ungkapkan diatas, dapat kita pahami dan dipelajari dari beragam penulis, yang masalah maukah kita meluangkah waktu membaca, berpikir dan belajar. Seandainya kita menyadari hidup di dunia adalah tempat ujian iman dan amal, maka dengan memanfaatkan “OTAK” diharapkan mampu memberikan daya dorong untuk mengenal tentang diri ini untuk menghayati hal-hal yang berkaitan maksud dan keperluan hidup dalam kesiapan menuju perjalanan abadi melalui rasa hati.
LANGKAH DALAM UNSUR KATA AMA(L)
Mampukah kita membangkitkan semangat untuk tumbuh sebagai sesuatu dalam menjalani khidupan ini menjadi kebiasaan yang produktif. Kebisaan yang produktif, apabila kita mampu menempatkan dan menegakkan kedalam tiga tonggak dalam memahami kemampuan kita berpikir yaitu :
Tonggak pertama adalah ilmu yang harus kita cari dari seperangkat informasi untuk menggerakkan apa yang harus dilakukan dan mengapa.
Tonggak kedua adalah pengetahuan yang harus kita cari dan direnungkan dari pengalaman diri sendiri dan atau orang lain untuk menggerakkan bagaimana melakukan.
Tonggak ketiga adalah keinginan yang harus digerakkan dari suatu penghayatan yang bermula dari niat sebagai daya dorong mau melakukannya.
Bertumpu kepada pemahaman tersebut kita akan menyadari setiap apa kekurangan yang terjadi pada diri kita untuk mengenal diri melalui rasa hati dengan demikian kita terus meningkat kemampu-an berpikir dari tidak tahu menjadi tahu, yang kesemuanya kita dalam melangkah selalu melibatkan Allah.
Dengan pemikiran itu kita selalu berpikir “jangan mengikuti langkah syeitan, seperti yang termuat dalam firman Allah sbb.:
S.Q. 6 : 142 “Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu,
S.Q. 24 : 21 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dengan peringatan terrsebut cobalah renungkan kembali, bagai-mana kita dapat memahami, menghayati dan mengaktualisasikan kedalam kehidupan sehar-hari dari pemanfaatan “OTAK”. Oleh karena itu gerakkan alat berpikir yang kita sebut KESADARAN, KECERDASAN DAN AKAL dalam kerangka kita menangkap keinginan untuk menarik pelaajaran dari hikmak berpikir sepan-jang hidup sebagai tuntunan kita bersikap dan berperilaku.
KESIMPULAN
Pemahaman dari sisi huruf pada kata amal, dapat kita rumuskan menjadi untaian kalimat yang bermakna seperti dibawah ini :
AMAL adalah sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh gambaran keperibadian seseorang yang ber-AKHLAK dengan landasan nilai yang dianutnya untuk menumbuh kembangkan MARTABAT sebagai gambaran harga dirinya melalui pemahaman AJARAN yang terkait dengan satu syariat menyeluruh persoalan hidup lahir dan batin kedalam LANGKAH-langkah untuk membangun suatu kebiasaan yang produktif.
Bertitik tolak dari pemahaman diatas, maka kita dapat merenungkan kata amal yang begitu banyak tercantum dalam Al Qur’an sebagai contoh kita ungkapkan pada :
S.Q. 2 : 167 “Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.”
Amal Saleh terungkap pada S.Q. 2 : 25 “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”
Kita disuruh oleh Allah Swt untuk berpikir, dengan kemampuan mempergunakan alat berpikir berupa kesadaran, kecerdasan dan akal kita dapat menghayati kekayaan dan keindahan alam semesta ciptaaan illahi.
Dengan pikiran itulah manusia yang berakhlak mampu menuntun sikap dan perilaku dengan ajaran islam tidak mau tumbuh di atas jiwa yang dibungkus oleh kemusyrikan dan kebendaan, sehingga kekuatan pikiran menuntun manusia menjadi bermartabat.
Posted in Uncategorized | Tagged SDM MUSLIMIN | Leave a Comment »
4. Pemahaman Iman dalam perjalanan hidupku
September 16, 2010 by suaraatr2025
4. PEMAHAMAN IMAN DALAM PERJALANAN HIDUPKU
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehar-hari kita biasa mendengar kata iman diucapkan oleh setiap individu yang mengaku sebagai muslim. Tapi apakah ia sadar apa yang diucapkannya. Dalam kata iman itu sendri mengandung makna yang harus dihayati kedalam kesucian hati menjadi janji sebagai muslim artinya orang yang beragama islam.Menjadilah seorang mukmin artinya orang yang beriman di jalan Allah Swt, dan diharapkan menjadi muttaqin artinya orang yang tawakal.
Dengan kemampuan seseorang berpikir, maka ia dapat merenung-kan arti janji yang kita utarkan diatas, sehingga janji adalah sebagai ukuran sampai dimana keluhuran budi seseorang karena bagi mereka janji adalah hutang. Jadi yang dinamakan janji tidak bisa dibayar dengan apapun, kecuali melaksanakan janji itu.
Sebagai suatu pendekatan untuk menghayati arti iman dapat kita ungkapkan dari unsur hudruf menjadi kata bermakna kedalam un-taian kalimat yang dapat dipergunakan untuk memberikan daya dorong menjalankan kehidupan ini yang bersumber dari firman Allah Swt yang dimuat dalam Al Qur’an sbb. :
IKRAR DALAM UNSUR KATA (I)MAN
Kata ikrar artinya janji seseorang dalam membuat pengakuan.
Dalam Al Qur’an, kata ikrar dapat kita ketemukan dalam surat :
S.Q. 2 : 84 “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.”
S.Q. 2 : 89” Dan setelah datang kepada mereka Al Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la`nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.
S.Q. 9 : 75 “Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.
S.Q. 9 : 77” Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.”
Dari keempat surat yang kita ungkapkan diatas, mendorong untuk kita menghayati arti pengakuannya kedalam kalimah Syahadatain. Dengan demikian setiap yang kita ucapkan sebagai muslim, mukmim dan muttaqin kita dalam bersikap dan berperilaku sejalan dengan ikrar yang kita ucapkan.
Di jaman modern ini, manusia tahu arti syahadat : Tiada Tuhan selain Allah.Dan bahwa Muhammad itu Rasul Allah.
Bila ia mengaku sebagai muslim hanya didasarkan bahwa paham ia mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagai ikrar untuk masuk islam, tapi dalam kehidupan selama niat itu tidak direalisasikan dalam perbuatan bersikap dan berperilaku, maka menurut penilaian Allah Swt, ia belum mempunyai arti, selama niat itu belum ditun-jukkan dalam penyerahan sebulat hati artinya segala perintah dan hukum-Nya aku taati, suruh-Nya aku kerjakan, larangan-Nya aku hentikan deengan segenap kerelaan.
Dalam S.Q. 13 : 25 “Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).”
Dari surat tersebut harus dapat menggugah dalam menuju kesucian hati untuk mengingatkan dalam perjalanan hidup bahwa balasan untuk orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan.
MANUSIA DALAM UNSUR KATA I(M)AN :
Mengenai manusia begitu banyak diungkapkan dalam Al Qur’an dari 114 surat, tidak kurang 77 surat pada surat No. 2 – 36, 38-39, 41-47, 49-59, 62-64, 66, 70-72, 80, 82-84, 86, 89-90, 95-96, 99-100,103,110,114. yang membicarakan kata manusia dalam surat-surat tersebut. Bila kita mengungkapkan soal manusia dalam pikiran kita mempertanyakan yang terkait dengan SIAPA, DARIMANA dan KEMANA ?
SIAPA, adalah manusia sebagai khalifah di muka bumi. Firman Allah Swt yang termuat dalam:
S.Q. 2 : 30 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
DARIMANA. sejarah manusia dimulai dari diciptakannya Adam. Adam menurut Al Qur’an adalah manusia pertama dari mana generasi manusia dimulai. Jadi Allah menciptakan manusia bergenerasi. Untuk telah difirman dalam Al Qur’an pada :
S.Q. 76 : 1” Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”
S.Q. 20 : 53, 54, 55 “Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.(53)
“Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguh-nya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.(54)
“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.(55)
Jadi Allah Swt tidak membatasi bahwa yang diciptakan dari unsur debu maupun tanah itu hanya Adam sendiri, tetapi semua manusia diciptakan dari unsur debu juga dan kepadanya kita akan kembali.
KEMANA, Adam telah dijanjikan untuk menjadi khalifah di bumi semenjak sebelum diciptakan, dalam waktu sekejap mata yang memberitahukan tentang akan datangnya makhluk baru (manusia).
Dalam S.Q. 33 : 72 “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,”
Dari surat diatas bahwa manusia memikul “amanat”, merupakan kekhususan yang dapat membedakan antara manusia dengan makhluk-makhluk lain di antaranya para malaikat.
Sejalan dengan pemahaman kita diatas, bila kita dapat memelihara serba sedikut tentang sifat-sifat manusia sebagai muslim, mukmim, muttaqin sebagaimana yang dikhndaki oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Semoga dapat menuntun kita dalam perjalanan hidup ini. Didalam Al Qur’an banyak diungkapkan. Sedikit kita ungkapkan untuk kita hayati, namun bila yang sedikit ini dapat kita aktualisasi-kan, insya Allah yang banyak akan mudah dilaksanakan
S.Q. 23 – 1-9” Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.”
Pada surat dan ayat tersebut menyebutkan sifat-sifat yang membu-at orang-orang mukmin itu menang dan beruntung yaitu :
• Beriman
• Khusyuk dalam shalat
• Menunaikan zakat
• Menjaaga kemaluan
• Memelihara amanah dn janji
• Memelihara shalat
Dengan menjaga dan memelihara sifat-sifat yang sedikit diatas untuk menuntunnya. Manusia mengaku berpenghaarapan pada Allah, namun ia berdusta, demi Tuhan Yang Mahaagung ! Kenapa tak tampak tanda-tandanya dalam amalnya ?!. Siapa saja yang berharap kepada seseorang pasti terlihat buktinya dalam apa saja yang dilakukannya, namun anehnya harpan kepada Allah selalu tak lepas dari kepalsuan. Semua ketakutan adalah pasti, tapi ketakutan terhadap Allah selalu diliputi keraguan.
ALLAH dalam unsur kata IM(A)N :
Didalam Al Qur’an, mengenai kata Alllah banyak diungkapkan dari 114 Surat, dimana terdapat 87 surat yang membicarakannya. Hanya 27 surat yang tidak mengungkapkan yaitu surat No.60, 68, 75, 77, 78, 80, 83, 86, 89, 90, 92-94, 97, 99, 100-103, 105-109, 111, 113, 114.
Disamping itu banyak kita ketemukan didalam surat dan ayat yang dapat memberikan daya dorong dalam kita berpikir untuk mengha-yati dalam hal-hal yang berkaitan dengan :
• Balasan Allah untuk orang yang berbuat kebajikan
• Bantahan Allah terhadap ocehan kaum musyrikin
• Ciptaan Allah menurut ukuran teertentu
• Keagungan Allah
• Kekuasaan Allah yang tergambar pada alam semesta
• Ketenteraman bagi orang yang mengingat Allah
• Allah lambat dalam menghukum
• Mata manusia tidak dapat melihat Allah
• Allah mengazab setelah memperingatkan
• Allah mengetahui yang lahir dan yang bathin
• Allah mengetahui yang tersembunyi
• Allah menunjukkan jalan pada orang yang berjihad
• Pemeliharaan Allah atas\wahyu yang diturunkannya
• Allah pencipta alam semesta
• Penegasan Allah bahwa wahyu yang diturunkan kepada naba Muhammad adalah benar.
• Dan seterusnya.
Pemahaman mengenai hal-hal diatas mendorong kita memiliki kesadaran untuk takut dan menaruh harapan kepada Allah Swt, oleh karena itu marilah kita ungkap yang terdapat dalam Al Qur’an
S. Q. 2 : 74 “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”
S.Q. 2 : 40 “Hai Bani Israil, ingatlah akan ni`mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).
S.Q. 2 : 150 “Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu, takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan ni`mat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.”
S.Q. 2 : 235 “Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma`ruf. Dan janganlah kamu ber`azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis `iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.”
Dari surat dan dayat yang kita ungkapkan diatas mengingkatkan kita bahwa hanya kepada tuhanlah harus takut. Sejalan dengan itu kita dapat membayangkan manusia yang mengharapkan Allah Swt. tapi dalam kehidupan manusia lupa beramal untuknya. Oleh karena itu seandainya kita mau berpikir untuk mempertebal keyakinan dan percaya atas kebesaran Allah Swt, maka anjuran untuk takut kepada Allah, alangkah banyaknya ayat-ayat yang terdapat dalam Al Qur’an yang mulia yang mengingatkan kita tentang ktakutan kepada Allah.
Yang menjadi pertanyaan kita bahwa mampukah kita memahami mengenai masa beredar detik demi detik, tidak pernah berhenti. Satu detik yang ditinggalkan berarti satu detik umur kita hilang. Satu detik berlalu bermakna satu detik juga bertambah dekat dengan kematian.
Dengan pikiran itu, diharapkan dapat menggugah hati kita untuk selalu belajar, hanya dengan ilmulah kita menangkap bayang-bayang ketakutan dalam arti menuju kepangkuan harapan kepada Allah. Bila selalu kita bangkitkan kesadaran rohanniah, maka ter-buka pintu hati untuk berpikir ke arah dari yang tidak tahu menjadi tahu dengan begitu kita akan menyadari arti kehidupan dalam me-nuju perjalanan abadi.
Dibawah ini kita ungkapkan surat dan ayat tentang ketakutan kepada Allah Swt pada :
S.Q. 2 : 48 “Dan jagalah dirimu dari (`azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.
S.Q. 3 : 102 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
S.Q. 3 : 169 – 175 “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.”(169)
“mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(170)
“Mereka bergirang hati dengan ni`mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.(171)
“(Yaitu) orang-orang yang menta`ati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.(172)
“(Yaitu) orang-orang (yang menta`ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (173)
“Maka mereka kembali dengan ni`mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (174)
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (175)
S.Q. 6 : 15 –18 “Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku.”
“Barangsiapa yang dijauhkan azab daripadanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata. (16)
“Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (17)
“Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.(18)
S.Q. 6 : 48 – 49 “Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik.(49)
S.Q. 8 : 2 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,”
S.Q. 22 : 1-2 “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
“(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. (2)
S.Q. 22 : 34-35 “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),
“(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka.” (35)
S.Q. 23 : 57 – 61 “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,
“Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,
“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun),
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
“mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
S.Q. 23 : 101 – 111” Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.
“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.
“Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.
“Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.
“Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?
“Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.
“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”
“Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.
“Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdo`a (di dunia): “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.
“Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka.
“Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.”
S.Q. 24 : 36-38 “Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,
“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
“(Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
S.Q. 33 : 63-68 “Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.
“Sesungguhnya Allah mela`nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka),
“mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong.
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul”.
“Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
“Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.
S.Q. 52 : 25-28 “Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya.
“Mereka berkata: “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)”.
“Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka.
“Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.
S.Q.55 : 46 “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.
S.Q. 80 : 34-37 “pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
“dari ibu dan bapaknya,
“dari isteri dan anak-anaknya.
“Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
Apa yang kita ungkapkan diatas serta memahami apa yang tercan-tum dalam surat dan ayat tersebut, maka kita menyadari sepenuh-nya bahwa anjuran takut kepada Allah Swt didasarkan petunjuknya secara langsung yang kita sadari untuk menyadarkan dalam ke-mampuan kita berpikir dari menghayati atas ciptaannya termasuk manusia itu sendiri sebagai khalifah di bumi.
Dengan menggerakkan alat berpikir berupa kesadaran, kecerdasan dan akal dalam memanfaatkan makna “OTAK” dalam perjalanan hidup ini, maka seluruh keyakinan dan kepercayaan dengan berse-rah diri secara bulat akan mendukung dalam bersikap dan berperi-laku untuk takut kepada Allah Swt.
Sahabat Anas Ibnu Malik r.a. telah menceritakan dari Nabi saw. Bahwa Nabi saw telah bersabda :
“Seseorang di antara kalian tidak beriman sebelum mencintai diriku lebih dari kecintaannya terhadap orang tuanya, anak-anaknya dan manusia semuanya” (Riwayat Syaikhain dan Imam Nasai)”
Maksudnya, Nabi saw. Lebih dicintai olehnya daripada manusia semuanya. Atau dengan kata lain, tidaklah sempurna iman seseorang sebelum ia mendahulukan hal-hal yang diridai Allah dan Rasul-Nya daripada hal-haal yang memuaskan kaum kerabat terdekatnya.
Jadi apa yang telah kita utarakan bahwa keutamaan takut kepada Allah swt. melalui ayat-ayat untuk membuka mata hati manusia yang ditunjukkan ungkapan dalam Al Qur’an mengenai :
Beberapa perintah dan larangan Tuhan kepada Bani Israil ; Keharusan menjaga persatuan ;
Pahala orang-orang yang mati syahid ;
Keagungan Allah dan persaksiannya atas kenabian Muhammad Saw
Kesempurnaan ilmu Allah dan bukti-bukti ksaksiannya
Sifat-sifat orang mukmin
Kedahhsyatan hari kiamat
Haji , manasiknya dan syi’arnya
Sifat-sifat seorang muslim yang mukhlis
Peristiwa-peristiwa pada hari kiamat dan kedahsyatannya
Mereka yang mendapat pancaran nur ilahi
Hanya Allah yang mengetahui kapan terjadinya hari berbangkit
Ancaman terhadap orang-orang kafir
Sumpah-sumpah yang menandaskan bahwa azab Allah pasti datang kepada orang-orang yang mendustakan dn krunianya pasti akan dilimpahkan kepada orang-orang yang takwa
Pahala bagi orang-orang yang bertakwa
Peringatan Tuhan kepada manusiayang tidak tahu hakikat dirinya.
Selain dari apa yang kita utarakan diatas, takut kepada Allah Swt, dapat juga digugahkan oleh pikiran yang kita peroleh dari pengamatan dan atau pengambilan pelajaran yang ditunjukkan oleh Allah dengan beragam kejadian dalam bentuk peringatan, cobaan, musibah dan azab.
Disamping itu kita ketahui pula melalui hadits yang melukiskan misalkan dalam mengembangkan pikiran seperti untuk memahami makna ciri iman yang sempurna sebagai contoh :
Sahabat Anas Ibnu Malik r.a. telah menceritakan dari Nabi saw. Bahwa Nabi saw telah bersabda :
“Seseorang di antara kalian tidak beriman sebelum mencintai diriku lebih dari kecintaannya terhadap orang tuanya, anak-anaknya dan manusia semuanya” (Riwayat Syaikhain dan Imam Nasai)”
Maksudnya, Nabi saw. Lebih dicintai olehnya daripada manusia semuanya. Atau dengan kata lain, tidaklah sempurna iman seseorang sebelum ia mendahulukan hal-hal yang diridai Allah dan Rasul-Nya daripada hal-haal yang memuaskan kaum kerabat terdekatnya.
NABI dalam unsur kata IMA(N) :
Memahami syahdat Muhammad itu Rasul Allah, bahwa Rasulullah itu benar-benar Rasul Allah yang dipercayakan untuk menyampai-kan risalah. Risalah petunjuk yang senantiasa menyertai ummat manusia untuk ditaati dan diikuti.Dialah satu-satunya orang yang dipercayai Allah untuk mnyampaikan ayat-ayat yang wajib dipa-tuhi bersama dengan kepatuhan kepada Allah Swt.
Mengenai nabi ini didalam Al Qur’an banyak diungkapkan dalam surat-surat No.2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 16, 17, 19, 21, 22, 25, 33, 37, 39, 43, 49, 65, 66, 71. Sebagi contoh dari surat tersebut dapat diungkapkan pada ;
S.Q. 2 :136 “Katakanlah (hai orang-orang mu’min): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.
S.Q. 3 : 81 “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”.
S.Q. 4 : 26 “Allah hendak menerangkan (hukum syari`at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
S.Q. 5 : 20 “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah ni`mat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun di antara umat-umat yang lain”.
S.Q. 6 : 87 “(dan Kami lebihkan pula derajat) sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
S.Q. 7 : 94 “Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.
S.Q. 8 : 64 “Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mu’min yang mengikutimu.
Kita pahami bahwa Wahyu adalah petunjuk yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertam ketika beliau berusia 40 tahun. Mengenai wahyu itu banyak kita ketemukan dalam Al Qur’an dan bila kita merenung dan menghayatinya, maka kita melangkah dalam perjalanan hidup ini untuk menjahui atas perbuatan kekufuran, bid’ah, lalai dan cinta dunia
Cobalah kita renungkan surat dan ayat yang diungkapkan dibawah ini untuk lebih menggerakkan menuju kesucian hati pada :
S.Q. 6 : 19 “Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah: “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur’an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?” Katakanlah: “Aku tidak mengakui”. Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)”.
S.Q. 11 : 14 “Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu): “Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?”
S.Q. 12 : 3 “Kami menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.”
S.Q. 13 : 30 “Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al Qur’an) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah: “Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat”.
Dengan surat dan ayat tersebut diatas menunjukkan kepada kita bahwa Al Qur’an di wahyukan kepada nabi Muhammad, selanjutnya kita yakini pula dengan surat dan ayat dibawah ini :
S.Q. 2 : 33 “Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
S.Q. 3 : 44 “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.”
KESIMPULAN
Di jaman modern ini, manuia dalam perjalanan hidup ini terperangkap kedalam pola pikir yang disebut dengan paham sekulerisme yang sangat mendorong orang kedalam kesadaran inderawi yang mengagungkan pandangan hidup yang bersifat materistik, sehingga orang kaya dan terhormat terlalu disanjung sedangkan orang miskin dan tidaak berpangkat dianggap orang hina. Kiranya pikiran ini tidak perlu kita perdebatkan dalam menyelami pandangan iman.
Diatas telah kami ungkapkan satu pendekatan untuk memandang kadar iman yang dilihat dari unsur huruf dalam kata iman menjadi kata yang bermakna dalam hidup ini. Oleh karena itu bila kita rumuskan menjadi dari huruf menjadi untaian kalimat yang bermakna maka kata IMAN dapat dirumuskan bahwa :
IMAN adalah suatu pernyataan yang diucapkan oleh orang tuanya setelah melahirkan sang bayi, setelah berumur dengan memahami berdasarkan ilmu pengetahuan agama, ia meluruskan IKRARnya dengan mengucapkan syahadatin sebagai MANUSSIA dengan yakin dan percaya dalam berserah diri secara bulat kepada ALLAH dan RASULNya artinya segala perintah dan hukumnya aku taati ; suruhNya aku kerjakan, laranganNya aku hentikan.
Berdasarkan konsep berpikir diatas, maka kita membedakan ting-katan iman dalam kehidupan manusia sejalan dengan kemampuan berpikir manusia.
Dalam berpikir manusia dapat menggerakan alat berpikir yang kita sebut dengan KESADARAN, KECERDASAN dan AKAL. Setiap kita melangkah dalam bersikap dan perilaku akan dituntun oleh kemampuan kita menggerakkan alat berpikkir tersebut.
Dengan memanfaatkan makna “OTAK” untuk berpikir, bekerja dan belajar, sehingga dapat diaktualisasikan secara produktif sesuai dengan visi hidup anda, agar kita percaya diri maka pada usia lanjut tidak mengenal pikun kecuali faktor-faktor yang harus dipertimbangkan seperti kondisi medis. Sejalan dengan pemikiran tersebut, memperhatikan tahapan usia seperti yang dikemukakan oleh Ibnul Jauzi yang membagi umur ini menjadi lima masa yaitu :
• Masa kanak-kanak, sejak dilahirkan hingga mencapai 15 th.
• Masa muda dari 15 th s/ d 30 th.
• Masa dewasa dari 30 th s/d 50 th.
• Masa tua dari 50 th s/d 70 th.
• Masa usia lanjut dari 70 th s/d hingga akhir umur yang dikaruniakan oleh Allah Swt.
Dengan memahami umur manusia diharapkan ia menyadari selalu siap bila saat tiba di panggil oleh penciptaNya, oleh karena itu dapat memberikan daya dorong dalam menghayati arti hidup ini dengan memanfaatkan otak untuk mengerjakan berbagai ketaatan, menunjukkan hatinya kepada Allah Swt dan selalu bertobat kepadaNya, sejalan dengan itu ingat kepada ucapan Iamam Syafi’I setelah mencapai umut 40 tahun, berjalan dengan bertongkat sebatang kayu. Ketika ditanya sebabnya, beliau berkata “supaya aku senantiasa ingat bahwa aku adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju akhirat”
Dengan menggerakkan kemampuan berpikir dengan memanfaatkan otak atas kanan dengan menggerakkan kesadaran dan otak kiri dengan menggerakkan kecerdasan serta otak bawah dengan meng-gerakkan akal untuk menghayati, maka berpikir disini terwujud dari proses mental yang sadar. Oleh karena itu aktualisasi dalam berpikir dapat berbentuk yang disebut dengan :
• Berpikir Biasa yaitu memahami situasi dalam lingkungannya sendiri dan pengarug faktor dari luar diri dirinya.
• Berpikir Logis yaitu teknik penalaran untuk dapat menarik kesimpulan yang korek.
• Berpikir Ilimiah yaitu berpikir secara sistimatis, metodis dan objektif dalam mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
• Berpikir Filsafat yaitu berpikkir dialektis yang terarah untuk mendapatkan kebenaran hakiki, integral dan universal.
• Berpikir Theologis yaitu berpikir berdasarkan Al Qur’an yang bertujuan untuk mencapai keyakinan dan kepercayaan kepada kebesaran Allah Swt kedalam wujud Al Haq.
Dengan pola berpikir diatas yang sifat disadari (Otak dan hati) dan kita juga tidak boleh melepaskan kemampuan berpikir yang tidak disadari hati) Dengan menyatukan kemampuan berpikir tersebut kita dapat mengungkapkan kemampuan berpikir dalam memahami dan menghayati tingkatan IMAN manusia kedalam kelompok-kelompok sebagai berikut :
PERTAMA, IMAN DENGAN TINGKAT KESADARAN TERBAWAH (pada tarap tahu) artinya ia beriman dalam posisi sekedar ikut-ikutan, disini ia memanfatkan kemampuan dalam berpikir biasa yang hanya didorong sekedar mengikuti orang lain karena percaya kepada rukun iman, dia sendiri tidak pernah memikirkan untuk mencari tahu dalam menjawab 4W 1H dalam kehidupannya. Mengapa ia berpikir demikian tidak lain sikap dan perilaku yang didorong oleh indrawinya saja.
KADUA, IMAN DENGAN TINGKAT KESADARAN RENDAH (tahu dan mengerti) artinya ia beriman berdasarkan kepada pemikiran yang rasional, dimana keyakinan hanya dengan pertimbangan bahwa segala sesuatu berpijak dengan logika apa yang dinyatakan dengan benar menurut pikirannya.
KETIGA, IMAN DENGAN TINGKAT KESADARAN CUKUP (mengerti dan menghayati) artinya ia beriman berdasarkan kepada pemikiran yang bersifat ilimiah berusaha mencari pembenaran dari realita terhadap objektifnya.
KEEMPAT, IMAN DENGAN TINGKAT KESADARAN BAIK ( menghayati dan meyakini) artinya ia beriman berdasarkan kepada pemikiran yang bersifat filsafat berusaha meyakinkan kedalam kebenaran yang hakiki.
KELIMA, IMAN DENGAN TINGAKT KESADARAN TAUHID artinya iman yang tertinggi yang dicapai oleh para nabi dan rasul serta manusia yang telah mampu berpikir yang bersandar kepada yang bersifat agamis seperti empat imam-imam mazhab termasuk wali Allah yang besar seperti Imam Ghazali, Hasan Al Basri dsb.
Dari kelima tingkatan kita berada dimana, itulah yang menjadi per-tanyaan besar dalam kehidupan manusia saat ini, mampukah kita masuk kedalam ketingkatan keempat, itulah usaha manusia akan menuju perjalanan abadi dengan meningkatkan kemampuan berpi-kir intuisi untuk mendorong kesadaran dalam menemukan siapa, darimana dan kemana saya.
Dengan pemahaman IMAN dari sisi huruf menjadi kata bermakna kedalam (I)KRAR, (M)ANUSIA, (ALLAH), (NABI), diharapkan menjadi daya dorong untuk lebih mendalami dari sisi intuisi dan perasaan seperti yang terungkap pada kata dalam Al Qur’an yang begitu banyak dapat kita ketemukan, sebagai contoh :
S.Q. 3 : 49 “Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.”
Beriman dapat kita ketemukan pada S.Q. 2 : 3 “(payaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,”
Orang beriman dan berilmu ditinggikan derajatnya seperti yang termuat pada S.Q. 58 : 11 “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sikap yang lemah iman dalam menghaadapi cobaan pada S.Q. 29 : 10-11 “Dan di antara manusia ada orang yang berkata: “Kami beriman kepada Allah”, maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: “Sesungguhnya kami adalah besertamu.” Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?
“Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman: dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.
Dengan memperhatikan hal-hal yang diungkapkan diatas, maka iman akan tumbuh dan berkmbangkan sejalan dengan kekuatan manusia meningkatkan kedewasaan berpikir kedalam kedewasaan rohaniah, sosial, emosional dan intelktual.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka renungkan pula bahwa iman itu adalah ibarat benda atau barang yang belum diberi pakaian, maka yang akan jadi perluasan adalah sifat malu dan jadi roh dan jiwanya adalah ikhlas hartanya budi cahanyanya pengetahuan.
ISLAM, IMAN, AMAL DAN 3. Pemaham Islam
2. ISLAM, IMAN dan AMAL
Renungkan ketiga kata tersebut sebagai satu kekuatan yang mampu menggerakkan kebiasaan pikiran dalam perjalanan hidup ini dengan penuh tantangan dan cobaan yang akan dialami oleh manusia dalam meretas jalan menemukan jati diri.
Anda mengaku memeluk ISLAM artinya segala perintah dan hukumnya aku taati, suruhnya aku kerjakan, larangannya aku hentikan dengan segenap kerelaan. Jadi Islam sebagi input, maka sekarang saya telah percaya kepada Allah artinya sekarang saya telah mengenal siapa Allah, kenal dan yakin inilah IMAN sebagai proses dalam perjalanan hidup ini. Jadi menyerah (islam) dan iman (percaya), maka sebagai outputnya menjadi AMAL sebagai lentera kehidupan dalam meraih hidup bahagia dunia dan akhirat.
Yang menjadi masalah, bagaimana anda mampu (M)emahami, (M)enghayati dan (M)engamalkan dalam perjalanan hidup anda, dalam hal ini untuk mengungkit pikiran kita menjadi satu kekuatan kebiasaan dengan menguraikan sbb.:
Kata ISLAM terdiri dari kata (I) menjadi Ilmu ; (S) menjadi Sunnatullah ; (L) menjadi Lihat ; (A) menjadi Agama ; (M) menjadi Muslimin
Kata IMAN terdiri dari kata (I) menjadi Ikrar ; (M) menjadi Manusia ; (A) menjadi Allah ; (N) menjadi Nabi.
Kata AMAL terdiri dari kata (A) menjadi Akhlak ; (M) menjadi Martabat ; (A) menjadi Ajaran ; (L) menjadi Langkah.
Jadi untuk mengungkit kekuatan pikiran kita, apa yang terpikirkan bahwa kata-kata tersebut diatas mampu memotivasi untuk mengetuk dinding jiwa dalam mengaku dan menjalankan agama yang kita peluk. Oleh karena itu, pergunakanlah unsur jiwa sebagai sesuatu di dalam diri kita yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan kualitas seiring dengan tingkat kedewasaan berpikir anda yang kita sebut alat berpikir berupa „kesadaran, kecerdasan dan akal“.
Dengan ketiga unsur itu, kita harus mampu menggerakkan kekuatan pikiran kedalam 7 M sebagai suatu pendekatan untuk menggerakkan kebiasaan pikiran yang produktif
3. PEMAHAMAN ISLAM DALAM PERJALANAN HIDUPKU
Membangun kebiasaan yang produktif haruslah di dorong oleh kemampuan untuk merubah proses dalam berpikir yang mampu menuntun sikap dan perilaku karena hidup kita dibentuk oleh pikiran kita sendiri dan ingatlah masa yang kita miliki adalah hari ini. Jadi manfaatkanlah kekuatan berpikir dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Bertolak dari kekuatan otak dan hati mendorong kita berpikir secara yang disadari untuk mengungkit kekuatan ingatan dalam memahami unsur huruf pada kata ISLAM sebagai daya dorong agar kita selalu melibatkan Allah dalam menemukan jati diri dengan uraian sebagai berikut :
ILMU DALAM UNSUR KATA (I)SLAM :
Sejalan dengan kita mengaku memeluk ISLAM artinya segala perintah dan hukumnya aku taati, suruhnya aku kerjakan, larangannya aku hentikan dengan segenap kerelaan, maka disitu terletak kebutuhan akan ilmu sebagai tonggak dari usaha meningkatkan kedewasaan kita berpikir menjadi kebiasaan yang produktif. Mengenai Ilmu dalam unsur kata (I)slam dapat kita temukan dalam surat dan ayat sebagai berikut :
QS. 2 : 145, 247, 255 ; 3 : 61 ; 4 : 162, 166 ; 6 : 100 ; 11 : 14 ; 12 : 22 ;
13 : 43 ; 17 : 60 ; 18 : 65, 66, 91 ; 20 : 110 ; 21 : 7,74,79 ; 22 : 54 ; 26 : 21;
27 : 40,84 : 28 : 78 ; 29 : 43 ; 38 : 45.
Dengan mengungkapkan kata Ilmu seperti yang termuat dalam surat dan ayat di bawah ini :
Al-Baqarah QS. 2 : 145 “Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.
Al-Baqarah QS. 2 : 247” Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”. Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.
AL-Baqarah QS. 2 : 255” Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Ali Imran QS. 3 : 61” Siapa yang membantahmu tentang kisah `Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la`nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
An-Nisaa QS. 4 : 162” Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu’min, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur’an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.
QS. 4 : 166” (Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Qur’an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikatpun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya.
Al-An’aam QS. 6 : 100” Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): “Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan”, tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
Huud QS.11 : 14” Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu): “Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?”
Yusuf QS. 12 : 22” Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Ar-Ra’d QS.13 : 43” Berkatalah orang-orang kafir: “Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul”. Katakanlah: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab”.
Al-Israa QS. 17 : 60” Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: “Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia”. Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur’an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
Al-Kahfi QS. 18 : 65” Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
QS. 18 : 66” Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?”
QS. 18 : 91” demikianlah. Dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya.
Thaahaa QS. 20 : 110” Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.
Al-Anbiyaa QS. 21 : 7” Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.
QS. 21 : 74” dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik,
QS. 21 : 79” maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya.
Al Hajj QS. 22 : 54” dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur’an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
Asy-Syu’araa QS. 26 : 21” Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul.
An-Naml QS. 27 : 40” Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni`mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.
QS. 27 : 84” Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman: “Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang telah kamu kerjakan?”
Al-Qashash QS. 28 : 78” Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
Al-Ankabuut QS. 29 : 43” Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Shaad QS. 38 : 45” Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya`qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.
Dengan mengungkapkan kata Ilmu seperti yang termuat dalam surat dan ayat di atas, dimaksudkan untuk mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan :
• Keesaan Tuhanlah akhirnya yang menang
• Cobaan berat dalam menegakkan kebenaran
• Kisah Al Masih ‘Isa Putera Maryam
• Pembalasan Allah terhadap pelanggaran-pelanggaran orang2 Yahudi
• Kebenaran Wahyu, akibat berbuat dusta terhadap Allah dan larangan memaki berhala.
• Kebenaran Wahyu
• Usuf mendapat godaan
• Tiap-tiap masa mempunyai tantangan dn jawaban sendiri-sendiri
• Kaum yang ingkar pasti mendapat hukuman
• Nabi Musa A.S. bertemu dengan Khidhr a.s.
• Dzulqarnain dengan Ya’juj dan ma’jujKeadaan hari kiamat
• Ocehan kaum musyrikin terhadap kerasulan Muhammad Saw serta wayyu yang dibawanya dan penolakan Al Qur’an terhadapnya.
• Kisah beberapa orang Nabi
• Tugas Rasul adalah memberi peringatan
• Soal jawab antara Musa a.s. dan Fira’un
• Pembicaraan Sulaiman dengan burung Hud-hud
• Tanda-tanda kedatangan hari kiamat dan huru-hara di saat datangnya kiamat itu.
• Kisah Karun dan kekayaannya yang hars menjadi pelajaran bagi manusia
• Perlawanan terhadap kebenaran pasti hancur
• Beberapa orang Nabi pilihan.
Jadi dengan merenungkan apa yang diungkap dalam surat dan ayat diatas, untuk menggugah kekuatan pikiran melalui pemahaman atas pentingnya ilmu, maka disitu terletak kekuatan untuk memberikan daya dorong untuk mengungkit kekuatan daya ingat.
Jadi dengan berintraksi dengan Al Qur’an mendorong kekuatan dalam kemauan dan kebiasaan untuk merenungkan bahwa ilmu kepandaian itu ialah sahabat yang setia bagi teman hidup sampai kepada penghabisan umur kita.
Selajutnya dibawah ini kita ungkapkan buah pikiran dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam bukunya “Sisi Buah Ilmu” dari dua sudut :
Pertama dari sudut pengungkapan yang tertuang dalam Al Qur’an dalam surat dan ayat, mengungkapkan „buah Ilmu“ sbagai berikut :
Kesaksian Allah Subhanahu wa ta’ala kepada orang berilmu (1)
Ali Imran QS. 3 : 18” Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ketinggian derajat orang-orang berilmu (10)
Al-Mujaadalah QS. 58 : 11“ Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Al-Anfaal QS. 8 : 2“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,
Orang-orang berilmu adalah orang-orang yang takut kepada Allah (12)
Faathir QS. 35 : 28“ Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.
Al-Bayyinah QS. 98 : 8“ Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Ilmu (pengetahuan) manusia tentang tuhannya (15)
Ath-Thalaaq QS. 65 : 8“ Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.
Ilmu adalah nikmat allah yang paling mulia (18)
An-Nisa QS. 4 : 113“ Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
Nikmat ilmu itu harus disyukuri (19)
Al-Baqarah :QS. 2 : 151“ Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni`mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Ilmu adalah karunia Allah (20)
Al-Baqarah QS. 2 : 30“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
QS. 2 : 32“ Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Ilmu adalah kehidupan dan cahaya (22)
Al-Ana’am QS. 6 : 122” Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
Al-Hadid QS. 57 : 28” Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
QS. 57 : 29” (Kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Al Baqarah QS. 2 : 257” Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
ASY-Syu’araa QS. 26 : 52“ Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli”.
Al-Maidah QS. 5 : 15“ Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.
QS. 5 : 16“ Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
An-Nisa’ QS. 4 : 174“ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu`jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an).
Ath-Thalaq QS. 65 : 10“ Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal, (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu,
QS. 65 : 11” (Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya.
An-Nur QS. 24 : 35“ Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Asy-Syuura QS. 42 : 52“ Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli”.
Yunus QS. 10 : 58“ Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
Al-An’am QS. 6 : 122“ Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
Kebaikan dua kekuatan ; Ilmu dan Pengetahuan (26)
Al-Ashr QS. 103 : 1”Demi masa. 2.“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, 3.“ kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Surat Al-Quran yang pertama kali turun menunjukkan tentang kutamaan ilmu (28)
Al’-Alaq QS. 96; 1” Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. 5Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ilmu itu seperti hujan (32)
Ar-Ra’d QS. 13 : 17” Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
Ilmu adalah penguasa atas segala sesuatu (sisi 53)
An-Nisaa’ QS. 4 : 69” Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya., 70” Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
Al-Hadid QS. 57: 18” Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak., 19” Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka.
Ulama adalah pemimpin (sisi 56)
As-Sajdah QS. 32 : 24” Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
Al-Furqan QS. 25 : 74” Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Ilmu adalah pemimpin amal perbuatan (sisi 59)
Al-Mulk QS. 67 : 2 Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Al-Kahfi QS. 18 : 110” Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
Al-Maa’idah QS. 5 : 27” Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.
Kemuliaan ilmu itu karena kemuliaan sesuatu yang telah pasti (63)
Al-Hasyr QS. 59 : 19“ Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Al-Kahfi QS. 18 : 28“ Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
Perbedaan tingkatan dalam ilmu (68)
Al-Baqarah QS. 2 : 33Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
Al-Hasyr QS. 59 : 16“ (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam”.
Al-Anfal QS. 8 : 48“ Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu”. Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah”. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.
Kemuliaan ilmu dan orang berilmu (69)
Al-Hasyr QS. 59 : 2“ Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.
Al-An’aam QS. 6 : 110“ Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Qur’an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.
Al-Hajj QS. 22 : 46“ maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
An-Nuur QS. 24 : 37“ laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
An-Najm QS. 53 : 11“ Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.
QS. 53 : 17“ Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
Perangkat-perangkat mendapatkan ilmu (70)
An-Nahl QS. 16 : 78“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Al-Ahqaaf QS. 46 : 26“ Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.
Al-Balad QS. 90 :8“ Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata,
QS.90 : 10“ Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.
Al-Insan QS. 76 : 3“ Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Al-Israa’ QS. 17 : 36“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Kesempurnaan itu diraih dengan ilmu (72)
AlAn’am QS. 6 : 124“ Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: “Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah”. Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya.
Al-Maidah QS. 5 : 3“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
An-Nisa QS. 4 : 113“ Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
Ar-Ra’du : 24
Ilmu adalah obat bagi semua penyakit hati (73)
Al-Baqarah QS. 2 : 10“ Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Al-Mudatstsir QS. 74 : 30“ Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).
Al-Hajj QS. 22 : 53“ agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat,
Al-Ahzab QS. 33: 32“ Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik,
Yunus QS. 10 : 57“ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Al-Isra’ QS. 17 : 72“ Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).
Al-Isra’ QS. 17 : 97“ Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.
Ilmu adalah kebalikan dari lalai (75
Al-A’raf QS. 7 : 205“ Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Al-Kahfi QS. 18 : 28“ Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
Al A’raf QS. 7 : 179“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Al-Ashr QS. 103 : 3“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Shaad QS. 38 : 45“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya`qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.
Al-An’am QS. 6 : 122” Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
Al-Anfal QS. 8 : 22“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun.
Al-Furqan QS. 25 : 44“atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).
Ar-Rum QS. 30 : 52“Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang.
Fathir QS. 35 : 22“dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.
Al-Munaafiquun QS. 63 : 4“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?
Al-Jumu’ah QS. 62 : 5” Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
Ali Imran QS.3 : 86” Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim.
An-Nisa’ QS. 4 : 69” Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. -70 “Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
Sifat-sifat terpuji adalah buah dari ilmu (76)
Al-Qalam QS.68 : 1” Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, 2“ berkat ni’mat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. 3” Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.-4” Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Tingkatan-tingkatan pencari ilmu (91)
An-Nisa’ QS. 4 : 69” Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Ilmu adalah kebaikan di dunia (92)
Al-Baqarah QS. 2 : 201” Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: “Ya peliharalah kami dari siksa neraka”.
Diantara contoh kemuliaan ilmu dan orang berilmu (106)
Al-Maidah QS.5 : 63“ Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram?. Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.
Ali Imran QS. 3 : 79” Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
Ali Imran QS. 3 : 14” Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Al-Baqarah QS. 2 : 171” Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.
Al-Hadid QS. 57 : 28 “Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
Al-An’am QS. 6 : 122” Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
Al-Maidah QS. 5 : 16” Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
Asy-Syura QS. 42 : 52” Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli”.
An-Najm QS. 53 : 4” Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),-5” yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat,
AT-Takwir QS. 81 : 19” sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),-20” yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy,
An-Nisa QS. 4 : 104” Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Yunus QS.10 : 63” (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.
At-Taubah QS. 9 : 46” Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.”
An-Nisa’ QS. 4 : 59” Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Yusuf QS. 12 : 55” Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.”
Al-Furqan QS. 25 : 44” atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).
Al-An’am QS. 6 : 83” Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Ali Imran QS.3 : 20” Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: “Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku”. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam?” Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
Asy-Syura QS. 26 : 16” Musa berkata (pula): “Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu”.
Al Baqarah 2 :150” Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu, takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan ni`mat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.
Al-Jatsiyah QS. 45 : 25“ Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan mereka selain dari mengatakan: “Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar”.
ASY-Syura QS. 26 : 15”Berkata Fir`aun kepada orang-orang sekelilingnya: “Apakah kamu tidak mendengarkan?”
Fathir QS. 35 : 10”Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.
Thaahaa QS.20 : 5”(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy.
Asy-Syura QS. 26 : 11”(yaitu) kaum Fir`aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?”
An-Nahl QS. 16 : 125” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Al-Ankabut QS. 29 : 46” Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri”.
Al-Hadid QS. 57 : 25” Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Ali Imran QS. 3 : 96” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. -97” Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Al-A’raaf QS. 7 : 105” wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku”.-106” Fir`aun menjawab: “Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar”. 107” Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.
Al-An’am QS. 6 : 116” Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
Yusuf QS. 12 : 103” Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya.
Saba’ QS. 34 : 13” Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.
Shaad QS. 38 :24” Daud berkata: “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
Al-Baqarah QS. 2 : 30” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Al-An’am QS. 6 : 165“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
An-Naml QS. 27 : 62” Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).
Al-Ar’raaf QS. 7 : 129” Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Fir`aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi (Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.
Antara ilmu dengan dakwah (107
Fushshilat QS. 41 : 33” Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”
Al-Jinn QS. 72 : 19” Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya.
An-Nahl QS. 16 : 125” Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.
Yusuf QS. 12 : 108” Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.
Buah ilmu ialah keyakinan (108)
Al-Baqarah QS. 2 : 4” Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.
Al-A’raaf QS. 7 : 32” Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.
Al-An’am QS. 6 : 75” Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.
An-Naml QS. 27 : 82” Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.
Al-Taghaabun QS. 64 : 11” Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Ilmu adalah kewajiban Syar’iyyah (109)
Al-Baqarah QS. 2 : 177” Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
An-Nisa’ QS. 4 : 136” Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
Al-A’raaf QS. 7: 33” Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”.
Ilmu itu membuka hakikat (110)
Ali Imran QS. 3 : 31” Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
„Islam itu musnah karena empat orang“ 1) orang yang tidak berbuat sesuai dengan apa yang ia ketahui ; 2) orang yang berbuat tidak berdasarkan pengetahuannya ; 3) orang yang tidak erbuat dan tidak engetahui ; 4) orang yang melarang manusia belajar.
Kelompok satu, ialah orang yang mempunyai ilmu tapi tidak mengamalkannya. Orang seperti amat membahayakan manusia ;
Kelompok dua, orang yang beribadah tapi bodoh. Manusia berprasangka baik kepadanya karena ibadahnya dan keshalihannya kemudian menirunya karena kebodohannya.
Kedua kelompok itulah yang disebut salah seorang dari generasi salaf dalam ucapannya “Waspadalah terhadap fitnah orang berilmu yang berdosa dan ahli ibadah itu bodoh karena fitnah keduanya adalah fitnah bagi setiap orang yang terkena fitnah”
Sesungguhnya manusia itu meniru ulama dan ahli ibadah, jika ulama berdosa dan ahli ibadah itu bodoh maka musibah menjadi merata karena ulah keduanya dan fitnah membesar menimpa seluruh manusia.
Kelompok ketiga, orang yan tidak mempunyai ilmu dan tidak mempunyai amal
perbuatan. Mereka tidak ubahnya seperti binatang ternak.
Kelompok keempat, wakil2 iblis di atas permukaan bumi yaitu orang-orang yang mengembosi manusia dari mencari ilmu dan mendalami agama. Mereka sangat membahayakan manusia daripada syetan2 dari kalangan jin karena mereka menjauhkan hati dari petunjuk Allah Taala dan jalan-Nya
Ulama adalah pelindung syariat (111)
Al-An’am QS. 6 : 88” Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. -89” Mereka itulah orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka kitab, hikmat (pemahaman agama) dan kenabian. Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya (yang tiga macam itu), maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya.
Ilmu termasuk balasan yang paling baik (117)
AZ-Zumar QS. 39 : 33” Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. 34” Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik, -35” agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Yusuf QS. 12 : 22” Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Selanjutnya dapat pula kita ketemukan pendekatan yang diungkapkan beliau dari sisi hadish yang terungkap mengenai isi buah ilmu dalam kalimat sebagai berikut“
Iman tidak terjadi kecuali dengan ilmu (sisi 54)
Sifat kesempurnaan itu kembali kepada ilmu (sisi 55)
Kebutuhan manusia kepada ilmu (sisi 57)
Ilmu adalah amal perbuatan yang sedikit, namun banyak pahalanya (sisi 58)
Amal perbuatan tanpa ilmu adalah seperti perjalanan tanpa petunjuk jalan (60)
Petunjuk ialah mengetahui kebenaran (61)
Ilmu adalah petunjuk kehidupan hati dan jiwa (62)
Ilmu dan Tauhid (64)
Ilmu adalah jalan yang paling dekat kepada Dzat terbesar (65)
Kebutuhan makhluk kepada ilmu (66)
Ilmu, keutamaannya dan penjelasan ruang lingkupnya (67)
Seluruh kebahagian dalam ilmu (71)
Ilmu adalah jalan keselamatan (74)
Majelismajelis ilmu adalah taman-taman surga (77)
Orang berilmu dan kelebihannya (78)
Antara ilmu dan jihad (79)
Antara ilmu dan ibadah (80)
Antara ilmu dan sedekah (81)
Ilmu adalah ibadah yang paling mulia (82)
Ibadah dengan ilmu (83)
Para Ulama dan Para Nabi (84)
Komunitas para ulama (85)
Ilmu adalah ibadah (86)
Majelismajelis para ulama (87)
Mencari ilmu adalah amal perbuatan yang paling utama (88)
Ilmu itu lebih baik daripada ibadah-ibadah sunnah (89)
Ilmu dan takut kepada Allah (90)
Ilmu itu dengan belajar (93)
Antara ilmu dan qiyamu lail (94)
Pemberian Allah kepada hamba2-nya dari alangan orang berilmu (95)
Kematian orang berilmu dan kematian ahli ibadah (96)
Setiap hari ilmu harus bertambah (97)
Buah iman adalah imu (98)
Ulama adalah manusia sejati (99)
Ilmu adalah keberuntungan yang paling agung (100)
Ilmu itu menghidupkan hati (101)
Ilmu adalah jihad (102)
Antara orang berilmu dan orang yang belajar ilmu (103)
Pencari ilmu itu seperti mujahid
Perlindungan allah kepada pencari ilmu (105
Para ulama adalah orang-orang yang adil dalam ummat ini (112)
Keberadaan ilmu adalah keberadaan agama dan dunia (113)
Ilmu itu mengangkat pemiliknya (114)
Ilmu itu membuat istimewa pemiliknya (115)
Ilmu itu kekayaan (116)
Ilmu adalah kehidupan hati (118)
Ilmu dan pertanyaan (119)
Orang ilmu itu tidak sama dengan orang lain ( 120)
Ilmu adalah jalan keselamatan (121)
Ilmu Allah meliputi segala sesuatu :
QS. 002 : 033 “Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
QS. 006 : 003 “Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.
QS. 006 : 059 “ Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
QS. 007 : 65 „Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum `Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
QS. 015 : 024”Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada-mu dan sesungguhnya Kami mengetahui pula orang-orang yang terkemudian (daripadamu).
QS.018 : 109“ Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).
QS.031 : 027“ Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS.020 : 098” Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu”.
QS. 022 : 070” Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.
QS. 027 : 065“ Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.
QS. 032 : 006“ Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,
QS. 027 : 074“Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan.
QS. 028 : 069” Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.
QS. 023 : 019” Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,
QS. 034 : 001 “Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
QS. 034 : 002” Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia-lah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.
Ilmu manusia berasal dari Allah dan sangat terbatas :
QS. 002 : 031“ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”
QS. 096 : 004“ Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
QS. 096 : 005“ Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
QS. 017 : 085” Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
QS. 006 : 050” Katakanlah: “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?” Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?
QS. 002 : 255“ Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
QS. 016 : 078“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
QS. 017 : 036“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
QS. 007 : 179“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
QS. 023 : 078“ Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
Derajat dan keadaan orang yang tidak berilmu :
QS. 10 : 039“Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu.
QS. 45 : 018“ Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
QS. 31 : 006“ Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
QS. 7 : 199“ Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.
QS.16 :119“ Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.
Keutamaan dan derajat orang yang berilmu :
QS. 35 : 28“ Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.
QS. 3 : 18“ Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. 34 : 6“ Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
QS. 4 : 162“ Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu’min, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur’an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.
QS. 58 : 11“ Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS. 16 : 43“ Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
QS. 21 : 7“ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.
Al Qur’an sumber Ilmu pengetahuan :
Ibrahim QS. 14 : 1” Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Thaahaa QS. 20 : 113” Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.
An-Nahl QS. 16 : 65”Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).
QS. 16 : 83“ Mereka mengetahui ni`mat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.
QS. 16 : 90“ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Az-Zumar QS. 39 : 9” (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Kewajiban menuntut ilmu dan mengajarkannya :
At-Taubah QS. 9 : 122”Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Ali Imran QS. 3 : 187” Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya.” Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima.
Al-Baqarah QS. 2 : 146” Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
Al-BaqarahQS. 2 : 147” Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
An-Nahl QS. 16 : 125” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
QS. 2 : 151” Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni`mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
SUNNATULLAH DALAM UNSUR KATA I(S)LAM :
Setiap ciptaan Allah ditentukan hukumnya :
Al-Furqaan QS. 25 : 2” yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Al-Baqarah QS. 2 : 31” Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”
Al-Mulk QS. 67 : 3” Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? -4” Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Wujud dan ciri hukum Allah / sunnatullah :
Hukum yang diwahyukan / tertulis :
Al-Anbiyaa QS. 21 : 105“ Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.
Al-Ahzab QS. 33 : 38“ Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, -39“ (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.
Ali Imran QS. 3 : 137“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Ath-Thalaaq QS. 65 : 2” Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. 3“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. -
Hukum yang tidak diwahyukan / tidak tertulis :
Yunus QS. 10 : 101” Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa`at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”.
Al-A’raaf QS. 7 : 185” Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman selain kepada Al Qur’an itu?
Sifat-sifat Sunnatullah :
Sunnutullah itu eksak / pasti berlaku :
Al-Qamar QS. 54 : 49” Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Ali Imran QS. 3 : 137” Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Ath-Thalaaq QS. 65 : 2” Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. -3”Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Sunnutullah / tetap, tak berubah :
Al-Israa’QS. 17 : 77” (Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu dapati perubahan bagi ketetapan Kami itu.
Al-Ahzab QS. 33 : 62” Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.
Al-An’aam QS. 6 : 115” Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur’an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Al-Fath QS. 48 : 23” Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.
Sunntullah itu objektif / berlaku untuk siapa saja :
Al-Hijr QS.15 : 21” Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.
Al-Abiyaa QS. 21 : 15” Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga Kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.
Al-Hujaraat QS. 49 : 13” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Adakah penyimpangan terhadak hukum Allah ? :
Al-Anbiyaa QS. 21 : 68” Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”. -69” Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”. -70” mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. – 71” mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.
Maryam QS. 19 : 22” Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. -26” Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. -27” Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
LIHAT DALAM UNSUR KATA IS(L)AM
Untuk memahami kata „lihat“, dapat kita temukan dalam surat dan ayat dibawah ini :
QS. 2 : 259 ; 4 : 61 ; 6 : 24 ; 8 : 48 ; 13 : 2 ; 19 : 83 ; 22 : 44 ; 27 : 27, 88 ;
28 : 34 ; 33 : 19 ; 34 : 31 ; 37 : 179 ; 42 : 44, 45 ; 45 : 23, 28 ; 53 : 11,12
Sebagai contoh dibawah ini diungkap beberapa surat dan ayat sebagai berikut :
QS. 2 : 259” Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapa lama kamu tinggal di sini?” Ia menjawab: “Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari”. Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
QS. 4 : 61” Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
QS. 6 : 24” Lihatlah, bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan.
Dari surat dan ayat yang kita ungkapkan diatas, mengingatkan kita bahwa makna “lihat” dalam perjalanan hidup ini, dibutuhkan untuk kita selalu merenung agar kita menemukan apa yang kita pikirkan yang menyangkut hal-hal yang termuat dalam surat dan ayat sebagai berikut :
• Membangkitkan kembali orang-orang yang sudah mati ;
• Dasar-dasar pemerintahan ;
• Kesaksian kaum musyrikin terhadap dirinya sendiri dan keadaan mereka di hari kiamat;
• Pengkhianatan syaitan terhadap janjinya kepada pengikut-pengikutnya ;
• Bukti-bukti kekuasaan Allah dan kesempurnaan ilmu-nya ;
• Azab bagi orang-orang yang menentang para nabi dan pahala bagi orang-orang yang mentaatinya ;
• Ayat-ayat Allah sebagai penawar hati Nabi Muhammad SAW;
• Pembicaraan Sulaiman dengan burung Hud-hud ;
• Tanda-tanda kedatangan hari kiamat dan hura-hura di saat datangnya kiamat itu ;
• Permohonan Musa a.s. kepada Allah untuk mengangkat Harun as menjadi pembantunya;
• Bantuan Allah kepada kaum muslimin dalam peperangan ahzab ;
• Keingkaran-keingkaran orang kafir dan keadaan mereka di akhirat ;
• Para Rasl dan pengikutnya pasti mendapat kemenangan ;
• Orang-orang yang dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan menemukan pemimpin yang memberi petunjuk ;
• Tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada penyembah-penyembah hawa nafsu ; Pada hari umat manusia dihisab, mereka berlutut dan disuruh membaca catatan perbuatannya selama di dunia ;
• Tuhan berumpah bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah benar.
Selanjutnya renungkan makna kata yang diungkapkan dibawah ini:
Dilihat QS. 5 : 94” Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya, biarpun ia tidak dapat melihat-Nya. Barangsiapa yang melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih.
Kelihatan QS. 7 : 108” Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.
Lihatlah QS.17 : 48” Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar).
Melihat, QS. 2 : 114” Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.
Penglihatan, QS. 2 : 7“ Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat., 20“ Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
Perlihatkan QS. 2 : 260” Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?”. Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”. Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Allah melihat apa yang dikerjakan manusia
QS. 2: 265” Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
Kaum Musa minta melihat Allah
QS. 2 : 55” Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang”, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya.
QS. 4 : 153” Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: “Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata”. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma`afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.
AGAMA DALAM UNSUR KATA ISL(A)M :
Sebelum kita mampu mengamalkan suatu keyakinan, maka diperlukan adanya kemampuan untuk memahami dan menghayatinya, oleh karena dibawah ini diungkapkan kata AGAMA seperti yang tertuang dalam surat dan ayat dibawah ini :
QS. 2 : 132, 135, 140, 193, 217 ; 3 : 14, 73, 83, 85, 101, 102, 103, 112 ; 4 : 46, 125, 146, 163, 171, 175 ; 5 : 3, 46, 57, 77, 106 ; 6 : 70, 79, 125, 137, 159, 161 ; 7 : 51, 88, 89 ; 8 : 39, 49, 72 ; 9 : 12, 29, 32, 33, 36, 48, 122 ; 10 : 104, 105 ; 11 : 62 ; 12 : 37, 38, 40, 108 ; 14 : 13 ; 16 : 123 ; 21 : 92, 9 ; 22 : 40, 67, 78, 23 : 52, 53 ; 24 : 7, 55 ; 26 : 137 ; 30 : 30, 32, 43 ; 45 : 17, 18 ; 47 : 7 ; 48 : 9, 28 ; 49 : 2
Sebagai contoh dibawah ini diungkap beberapa surat dan ayat makna kata AGAMA sbb.:
QS. 2 : 132 “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.
QS. 3 : 14 “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
QS. 4 : 46” Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: “Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): “Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): “Raa`ina”, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.
QS. 5 : 3” Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS. 6 : 70” Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al Qur’an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa`at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
QS. 7 : 51” (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka”. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
QS. 8 : 39” Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
QS. 9 : 12” Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti.
QS. 10 : 104” Katakanlah: “Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman”,
Seluruh surat dan ayat yang disebut diatas dengan mengungkap beberap surat dan ayat itu untuk mengingatkan kita kepada hal-hal yang tercantum dibawah ini sebagai penggugah jiwa yang perlu kita renungkan secara terus menerus sebagai berikut :
• Agama Nabi Ibrahim a.s.,
• Berjihad dengan jiwa dan harta di jalan Allah SWT,
• Hukum perang dalam islam ;
• Ancaman Allah kepada orang-orang kafir dan pengaruh harta benda duniawi,
• Sikap ahli kitab terhadap orang islam,
• Janji para Nabi kepada Allah tentang kenabianMuhammad saw,
• Keharusan menjaga persatuan,
• Kelebihan ummat islam dari ummat yang lain ;
• Orang-orang tidak suci batinnya dn ancaman Allah terhadap mereka,
• Pembalasan itu sesuai dengan perbuatan bukan menurut angan-angan,
• Beberapa keburukan orang munafik,
• Persamaan pokok-pokok agama yang diwahyukan kepada para Rasul,
• Pandangan Al Qur’an terhadap Nabi Isa a.s. ;
• Janji prasetia kepada Allah dan penyempurnaan agama Islam, 46 Pengingkaran orang-orang Yahudi terhadap hukum-hukum taurat dan keharusan memutuskan perkara menurut hukum yang diturunkan Allah,
• Dilarang berteman akrab dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani dan akibat melanggarnya,
• Pernyataan Allah tentang kekafiran orang yang mengitiqadkan Isa as. Itu Tuhan,
• Anjuran berwasiat dengan persaksian ;
• Tuntanan –tuntunan dalam menghadapi masyarakat,
• Cara Nabi Ibrahim as. Memimpin kaumnya kepada agama tauhid,
• Sikap kepala batu kaum musyrikin dan sikap mereka terhadap kerasulan Muhammad saw,
• Peraturan-peraturan yang dibuat-buat oleh kaum musyrikin dan pimpinan Allah terhadap kaum muslimin ;
• Penutusan para Rasul da akibat penerimaan dan penolakan kerasulan,
• Kisan Nabi Luth as.;
• Permusuhan kaum musyirikin terhadap Nabi dan kewajiban memerangi mereka sampai terpelihara agama Allah,
• Pengkhianatan syaitan terhadap janjinya kepada pengikut-pengikutnya,
• Cinta perdamaiandan keharusan mempertebal semangat jihad ;
• Sebab-sebab perjanjian damai dibatalkan,
• Umat islam mendapat kemenangan dalam pelbagai pertempuran,
• Kepercayaan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani serta sikap-sikap mereka,
• Bulan-bulan yang dihormati, memintakan ampun untuk orang-orang musyrik ;
• Da’wa Islam ;
• Kisah Nabi Shaleh as.;
• Da’wah Yusuf dalam penjara, 108 Pelajaran yang dapat diambil dari kisah Yusuf as.;
• Akibat yang diderita oleh kaum yang menolak kebenaran ;
• Nabi Ibrahim as. Adalah teladan yang baik ;
• Kisah beberapa orang Nabi ;
• Izin berperang bagi orang-orng mu’min,
• Tiap-tiap umat mempunyai syari’at yang tertentu,
• Agma Ilam bukanlah agama yang sempit,
• Agama yang dibawa Nabi-bi adalah satu ;
• Hukum li’an,
• Kekuasaan yang dijanjikan Allah kepada orang yang ta’at dan mengerjakan amal saleh ;
• Kisa Hud as. ;
• Manusia menurut fitrah beragam tauhid,
• Akibat yang buruk dan yang baik dari perbuatan manusia ;
• Bani Isyrail mengingkari kerasulan Muhammad saw sesudah mereka mengetahui bukti-bukti kebenarannya;
• Orang-orang mu’in pasti menang dan orang-orang kafir pasti hancur ;
• Terjadinya Bai’aturridhwan (perjanjian setia ini di ridhai oleh Allah),
• Kebenaran mimpi Mimpi Nabi Muhammad saw memasuki mekah akan terbukti ;
• Tatakrama terhadap Rasulullah saw.
Agama Allah :
Al-Hadiid QS. 57 : 25” Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Asu-Shaff QS.61 : 7” Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. -8” Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci., -9” Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci. -14” Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.
Al-Bayyinah QS.98 : 1” Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,, -5” Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
An-Nashr QR.110 : 2” (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur’an),
Islam Agama yang diridhai Allah :
Ali Imran QS. 3 : 19” Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya
Islam satu-satunya yang dibenarkan :
Ali Imran QS. 3 :85“ -85” Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
Hanya orang berilmu dapat memikirkan Agama :
Az-Zummar QS. 39 : 9“ (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Jadilah penolong Agama Allah :
Ash-Shaff QS. 61 : 14” Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.
Kebebasan dalam beragama :
Al-Kahfi QS. 18 : 29”Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Keselamatan bagi yang benar-benar beriman kepada Agama Allah :
Al-Baqarah QS. 2 : 64 „Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang-orang yang rugi.
An-Nisaa QS. 4 : 146“ Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
Kewajiban menjalankan agama menurut kadar kemampuan masing-masing :
Al-Mu’minuun QS. 23 : 62“ Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.
Kewajiban Muhammad Saw menyampaikan Agama :
Al-Maa’idah QS. 5 : 67” Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Orang yang mendustakan Agama :
Al-Maa’uun SQ. 107 : 1” Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?-2” Itulah orang yang menghardik anak yatim,-3” Itulah orang yang menghardik anak yatim,-4” Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, -5” Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, -6” orang-orang yang berbuat riya. -7” dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Peringatan terhadap Agama Kristen :
Al-Kahfi QS. 18 : 4“ Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak”.
Maryam QS.19 : 88” Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. , -89”Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,, -90”hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh,, -91”karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak., -92”Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.
Petahankan Agama dalam barisan yang teratur :
Ash-Shaff QS. 61 : 4” Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Agama yang dibawa Ibrahim :
Al-Baqarah QS. 2 : 130” Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh., -131” Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”., -132” Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”., -133” Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
Agama yang dibawa nabi-nabi adalah sama :
Al-Ma’minuun QS. 23 : 52” Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
Tak ada paksaan dalam Agama :
Al-Kaafiruun QS. 109 : 6“ Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku”.
Al-Baqarah QS.2 : 256“ Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ahli Kitab tak dipandang beragama :
Al-Maa’idah SQ. 5 : 68“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
At- Taubah QS. 9 : 29“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
Hanya Agama Allah yang bersih dari syirik :
Shaad QS. 39 : 3“ Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
Jangan ambil pemimpin yang mengolok-olok agama :
Al-Maa’idah QS. 5 : 57“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.
Al-An’aam QS. 6 : 70“Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al Qur’an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa`at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
Al-‘raaf QS. 7 : 51” (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka”. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
Al-Jaatsiyah QS. 45 : 9” Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang memperoleh azab yang menghinakan.
Yang menerima Agama Islam tidak sama dengan hatinya yang membatu :
QS. 3 : 19” Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
AZ-Zumar QS. 39 : 22” Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
Saudara seagama :
At-Taubah QS. 9 : 11” Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.
Agama Tauhid :
Al-Mu’minuun QS. 23 : 32 “Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): “Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).
AR-Ruum QS. 30 : 30” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
Agama Yahudi :
Al-Jumu’ah QS. 62 : 6” Katakanlah: “Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar”.
MUSLIMIN DALAM UNSUR KATA ISLA(M)
Kata muslim diungkapkan dalam surat dan ayat dibawah ini :
QS. 8 : 73“ Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.
QS. 9 : 1“ (Inilah pernyataan) pemutusan perhubungan daripada Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).
QS. 15 : 2“ Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
Sejenak dengan membaca dan kita merenung hal-hal yang terkait dengan kata muslim dalam surat dan ayat diatas, mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan :
• Cinta perdamaian dan keharusan mempertebal semangat jihad
• Orang islam bebas dari tanggung jawab terhadap perjanjian dengan kaum musyrikin.
• Jaminan Allah terhadap kemurnian Al Qur’an dan kejayaan islam
Muslimin diperintah untuk berlomba dalam kebaikan :
QS. 2 : 148“ Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kelebihan muslimin dari ummat yang lain :
QS. 2 : 143“ Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
QS. 3 : 110“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Kewajiban muslimin :
QS. 2 : 136“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.,
143“ Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya. ,
165“ Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.,
177“ Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak akan dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih.,
195“ Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.”
QS. 3 : 110“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.,
137“ Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
QS. 6 : 165“ Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS. 11 : 112“ Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
QS. 47 : 22“ Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Muslimin tak boleh perang dalam bulan haram :
QS. 2 : 217“ Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Tuhan menamai ummat islam muslimin :
QS. 22 : 78“ Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
Imanlah dan masuklah kepada Agama Islam
QS. 4 : 136“ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
QS. 2 : 62“ Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. 2 : 208“ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.,
209“ Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. 2 : 23“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.,
24“ Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.,
28“ Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?,
29“ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Syahadat, persaksian masuk agama islam :
QS. 7 : 158”Katakan “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya , Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk”
QS. 3 : 52” Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.,
53” Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.,
64” Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.,
68” Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.
Mengamalkan ajaran islam :
QS. 2 : 208” Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.,
286” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.
QS. 4 : 146” Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
QS. 39 : 10” Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.,
14” Katakanlah: “Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku”.,
38” Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.
QS. 64 : 16” Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta`atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
QS.22 : 78” Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
QS. 6 : 152” Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,,
153” dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.
QS. 23 : 62” Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.
Hubungan antaragama :
QS.21 : 107” Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
QS. 16 : 125” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
QS. 6 : 104” Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfa`atnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).
108” Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.
QS. 29 : 46” Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri”.
QS. 3 : 61” Siapa yang membantahmu tentang kisah `Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la`nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
QS. 73 : 10” Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
QS. 109 : 1” Katakanlah: “Hai orang-orang yang kafir,,
6” Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku”.
QS. 2 : 120” Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
256” Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS. 8 : 61” Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.,
62” Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu’min,,
57” Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.,
58” Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.
QS. 5 : 82” Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.
KESIMPULAN
Apa yang terpikirkan setelah kita mengakui sebagai manusia yang diciptakan memeluk agama ISLAM, maka islam memerintahkan dan mengharuskan supaya kita memikir-mikirkan dan mengenang-ngenang kepada kerajaan langit menjadi tahu.
Oleh karena itu, bayangkan dalam kekuatan kebiasaan yang produktif kita meyakini bahwa ilmu kepandaian itu ialah sahabat yang setia bagi teman hidup sampai kepada penghabisan umur kita.
Jadi ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta, sebagai daya dorong membentuk kekuatan kemauan dan kebiasaan untuk mendalami dengan 7M menjawab guna agama dalam pandangan kita adalah 1) Mengeluarkan manusia dari lembah yang gelap gulita kepada yang terang cuaca ; 2) Memberi petunjuk manusia dari Tuhan Yang Maha Kuasa ; 3) Mengajarkan cara-cara untuk memperoleh kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Kebiasaan pikiran yang bertolak dari 7M, maka ISLAM bagiku adalah satu kekuatan yang mendorongku untuk memikirkan unsur kata yang bermakna dalam Kata ISLAM terdiri dari kata (I) menjadi Ilmu ; (S) menjadi Sunnatullah ; (L) menjadi Lihat ; (A) menjadi Agama ; (M) menjadi Manusia, maka ISLAM adalah ajaran yang mengandung konsepsi yang menuntun belajar dengan ILMU kedalam kekuatan Aqidah, Syari’ah, Akhlaq melalui kekuatan SUNNATULLAH untuk me-LIHAT dengan melibatkan Allah dalam diriku sebagai satu-satunya AGAMA yang diakuinya menjadi kunci meraih hidup bahagia dunia dan akhirat bagi MUSLIMIN yang mampu memanfaatkan otaknya.
Bertolak dari pmahaman diatas, maka renungkan kata orang bijak yang dapat memberikan dorongan untuk mengungkit daya ingat agar mampu kedalam mendorong kearah kemauan dan kebiasaan seperti ungkapan „Ilmu lebih mulia dari pada harta, sedang harta kita yang harus menjaganya“ jadi ilmu adalah barang yang paling mahal dan tinggi nilainya.
Dalam pikiran kita haruslah menjadi kekuatan bahwa ilmu adalah ruh agama islam dan tiang iman, siapa mengajarkan ilmu Allah memberi pahalanya, siapa mengamalkannya Allah mengajarkannya apa-apa yang tidak ia ketahui.
Jadi ilmu itu jiwa agama dan tiang tonggaknya. Ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh. Agama tanpa ilmu buta. Oleh karena itu, kekuatan ajaran Islam renungkanah ungkapan Muhammad SAW. „ Bekerjalah bagi kehidupan, seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah kepada Tuhanmu seakan-akan kamu akan mati besok“
Kemauan dan kebiasaan akan menuntun manusia yang memiliki kepribadian dengan ilmu sebagai lentera kehidupan dalam menuju hidup bahagia di dunia dan di akhirat.
Posted in
MENUAI PERJALANAN HIDUP ABDI
MENUAI PERJALANAN HIDUP ABADI MELALUI KEMAMPUAN MNEMUKAN JATI DIRI
DALAM MELIBATKAN KEAGUNGAN ALLAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. PENDAHULUAN
2. ISLAM, IMAN, AMAL
3. PEMAHAMAN ISLAM DALAM PERJALANAN HIDUPKU
PENDAHULUAN
ILMU Dalam Unsur Kata (I)SLAM
SUNNATULLAH Dalam Unsur Kata I(S)LAM
LIHAT Dalam Unsur Kata IS(L)AM
AGAMA Dalam Unsur Kata ISL(A)M
MUSLIMIN Dalam Unsur Kata ISLA(M)
KESIMPULAN
4. PEMAHAMAN IMAN DALAM PERJALANAN HIDUPKU
PENDAHULUAN
IKRAR Dalam Unsur Kata (I)MAN
MANUSIA Dalam Unsur Kata I(M)AN
ALLAH Dalam Unsur Kata IM(A)N
NABI Dalam Unsur Kata IMA(N)
KESIMPULAN
5. MAKNA AMAL DALAM HIDUPKU
PENDAHULUAN
AKHLAK Dalam Unsur Kata (A)MAL
MARTABAT Dalam Unsur Kata A(M)AL
AJARAN Dalam Unsur Kata AM(A)L
LANGKAH Dalam Unsur Kata AMA(L)
KESIMPULAN
6. MENGETUK DINDING JIWA DENGAN KEKUATAN
RUH DAN JIWA
PENDAHULUAN
RUH (ROH)
HATI
JIWA
KESIMPULAN
7. RAMBU-RAMBU MENUJU PERJALANAN HIDUP ABADI
PENDAHULUAN
MELANGKAH MENJALANI RAMBU-RAMBU
KEHIDUPAN
KESIMPULAN
8. PENUTUP
KATA PENGANTAR
Sejenak bila kita merenung dari hasil (M)embaca, timbul satu kekuatan pikiran untuk (M)enterjemahkan, (M)eneliti, (M)engkaji, (M)enghayati, (M)emahami tetapi mengapa dalam menempuh perjalanan hidup abadi sulit kita (M)engamalkan dari hasil renungan tersebut karena kita masih saja tidak mampu menemukan jati diri setelah kita mengakui memeluk agama ISLAM.
Mengapa kita tidak mampu menemukan jati diri, sedangkan hal itu merupakan keberhasilan sebagai inspirasi agar kita selalu dekat dengan ALLAH SWT, sebaliknya kita menyadari ungkapan seperti “Segala tempat dapat dipenuhi oleh isinya selain dari tempat ilmu. Tempat ilmu makin diisi makin bertambah besarnya. Tempat ilmu ialah hati dan jiwa. Semakin bertambah ilmu semakin terasa kebodohan kita. Orang yang merasa diri pandai ialah orang yang tidak menambah pengetahuan”, maka dalam hidup ini janganlah kamu hidup dengan topeng kepalsuan.
Oleh karena itu, merenung tentang, tak lain untuk mengingatkan kita dalam menempuh perjalanan hidup di dunia ini, bahwa kita harus ingat penjemput maut pasti datang. Apa artinya itu bagi kita, tak lain adalah sejalan dengan pesan Rasulullah SAW, bahwa “Rebutlah lima peluang sebelum terjadi lima perkara : Masa mudamu sebelum tiba masa tua ; Masa sehatmu sebelum tiba masa sakit ; Masa lapangmu sebelum tiba masa sibuk ; Masa kayamu sebelum tiba masa papa ; dan Masa hidupmu sebelum tiba ajalmu”.
Jadi galilah kebiasaan berpikir produktif, disitu terletak kekuatan pikiran untuk memperkuat daya kemauan dengan kebiasaan yang ditopang oleh kekuatan niat dalam kesiapan “menuai perjalanan hidup abadi melalui kemampuan menemukan jati diri dalam melibatkan keagungan allah”
Untuk mengungkit ingatan dalam kekuatan berpikir, maka renungkan „Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara : 1) Tentang umurnya untuk apa dihabiskan ; 2) Tentang masa mudanya untuk apa dipergunakan ; 3) Tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakannya ; 4) Tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya.
Jadi dengan menggerakkan kekuatan kebiasaan pikiran yang produktif yang dilandasi oleh penguasaan ilmu sebagai informasi, pengetahuan sebagai keterampilan, keinginan sebagai kemauan dimana ditopang oleh kekuatan niat yang ikhlas, mampu membangkitkan cahaya hati dalam menempuh perjalanan hidup abadi untuk kebahagian di dunia dan akherat melalui tahapan kedewasaan kecintaan kita kepada Allah SWT, hanya dengan itulah kita akan selalu akan ingat tentang mati pasti datang dan oleh karena itu manfaatkan kebiasaan pikiran kita dalam mempersiapkan diri kita dengan melihat RUH (rahasia, umur, hidup) sebagai kekuatan dari monopoli Allah SWT dengan berpikir, belajar dan bekerja dengan memanfaatkan alat pikir dari unsur jiwa yang disebut kesadaran, kecerdasan dan akal.
Untuk mengingatkan kita, periksalah usaha-usaha kita dari waktu ke waktu terhadap sikap dan perilaku dalam usaha kita untuk meningkatkan kecintaan kita kepada Allah SWT, dengan mengungkit kekuatan ingatan kita seperti :
1) Menyadari sepenuhnya tentang maut ; 2) Sadar akan kehendak Allah dari khendak sendiri ; 3) Melaksanakan dzikrullah secara otomatis ; 4) Mengagungkan firman Allah dalam Al Qur’an ; 5) Meningkatkan keyakinan dan menyerah diri untuk tujuan ibadah ; 6) Menjalankan ibadah menjadi kebutuhan.
Akhirnya memperkuat daya kemauan ditopang oleh kebiasaan dari kekuatan pikiran akan mengungkit kedalam ingatan yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya hati orang yang bodoh itu dimulutnya dan lidah orang berakal itu hatinya. Berbicara janganlah mulut tetapi hati, mendengar janganlah telinga tetapi pikiran. Dengan begitu setiap langkah dalam sikap dan perilaku dituntun oleh kebiasaan meningkatkan kedewasaan berpikir rohaniah, sosial, emosional dan intelektual.